Bubarkan Mahanaim, Provokator Kerusuhan Umat Beragama
BEKASI (voa-islam.com) - Dua tahun lebih umat Islam menahan diri untuk tidak terpancing provokasi kelompok Kristen Radikal Mahanaim. Tantangan perang Mahanaim dengan pembaptisan dan pemurtadan berkedok “Bekasi Berbagi Bahagia (B3),” hanya dijawab dengan tindakan formal sesuai koridor hukum yang berlaku. Umat Islam masih bisa menahan diri, meski sampai saat ini pelaku penodaan agama itu tak tersentuh oleh hukum.
Sayangnya, kesabaran dan kebesaran hati umat Islam itu ditafsirkan lain oleh para misionaris radikal Mahanaim. Mereka terus-menerus menggelontorkan provokasi dan menginjak-injak kehormatan umat Islam dengan cara-cara yang biadab dan tidak manusiawi.
Kemarin Selasa, (23/6/2010) Yayasan Kristen Mahanaim kembali berulah memicu perang agama. Ratusan muslimah dari Jakarta diangkut menggunakan belasan minibus Kopaja ke Perumahan Kemang Pratama Regency Bekasi untuk dibaptis massal.
Kebrutalan teologis itu justru dilakukan beberapa hari menjelang Deklarasi Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB). Kasus pemurtadan besar-besaran ini semakin mengokohkan semangat seluruh komponen umat Islam Bekasi untuk menyatukan derap langkah dalam KUIB bertema “Jadikan Bekasi Kota Syuhada dan Bersyari’ah.” Para presidium KUIB pun bereaksi keras mengecam pemurtadan jilid dua yang dilakukan oleh Mahanaim.
Ustadz Salimin Dani, sebagai orang yang menyaksikan dan juga saya langsung turun ke lapangan pada kejadian pemurtadan di Kemang Pratama regency, tanpa ragu lagi bisa memastikan bahwa pelaku pembaptisan massal di Kemang Pratama Regency adalah sama dengan oknum pembaptisan di B3.
“Orang-orang yang berperan ternyata adalah dari kelompok dulu juga pernah melakukan pemurtadan di B3. Buktinya dia menggunakan kaos itu ketika melakukan pembaptisan massal,” tegasnya.
Karenanya, ketua Dewan Dakwah Islamiyah Bekasi ini mendesak pemerintah agar segera membubarkan Yayasan Mahanaim.
“Tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak membubarkan Mahanaim. Bubarkan Yayasan Mahanaim kalau pemerintah Bekasi menginginkan betul-betul aman, damai, dan rukun. Tidak boleh ada lagi yayasan yang sangat agresif untuk memurtadkan orang seperti yayasan Mahanaim ini,” ujarnya geram.
Menurutnya, alasan lain yang memperkuat pembubaran itu, karena Mahanaim menyertakan anak-anak Muslim dalam pembabtisan massal.
“Ini kewajiban kepolisian untuk mengusut tuntas. Apalagi ini sebanyak 14 bus yang kalau kita hitung telah hampir empat ratus lebih orang. Dan yang jelas-jelas melanggar hukum adalah mereka membawa anak kecil untuk persiapan pembaptisan itu yang melanggar undang-undang,” jelasnya.
Pernyataan senada diungkapkan Abdul Qadir AKA. Ia menilai tindakan yang melampaui batas, karena menurutnya, pembaptisan massal seperti itu sudah dilakukan oleh Yayasan Mahanaim yang ketiga kalinya.
“Kita melihat kejadian ini yang ketiga kalinya, jadi ini sudah keterlaluan. Berarti, umat Islam harus menjawab tantangan mereka dengan tindakan konkret sesuai dengan hukum yang berlaku. Sebab kalau kasus ini tidak ditanggapi dengan serius, maka akan ada aksi yang keempat, kelima, dan seterusnya,” papar ulama yang akrab disapa Ustadz AKA ini. “Foto-foto, video dan data-data sudah lengkap. Kalau mereka lepas dari jeratan hukum atau dibebaskan, maka akibatnya sangat berbahaya. Bisa jadi umat menjawab tantangan mereka dengan tindakan yang anarkhis,” tambahnya.
Meski provokasi Kristen Mahanaim itu mudah memicu konflik, tapi Ustadz Aka mengimbau kepada umat Islam untuk bertindak sesuai dengan akhlak Islami.
“Kita semua punya tanggung jawab moril untuk menjaga akidah umat dari ancaman pihak manapun,” tandasnya.
Sementara itu Ustadz Bernard Abdul Jabbar mengecam keras pembaptisan massal yang dilakukan Mahanaim. Menurutnya, para misionaris memang senantiasa berusaha mengkristenkan umat Islam dengan upaya apapun. Maka solusinya, menurutnya, harus ada gerakan perlawanan yang nyata dari umat Islam.
“Umat Islam di wilayah Bekasi tidak boleh tinggal diam melihat permasalahan ini. Mereka sudah terang-terangan dan berani melakukan kristenisasi. Tindakan mereka yang mendatangkan ratusan orang dari luar Bekasi untuk dibaptis itu sudah keterlaluan,” kecamnya. “Kita harus perangi mereka karena mereka sudah memerangi kita dengan membaptis sebanyak-banyaknya umat Islam,” lanjut dia.
Menurut Ketua Ketua Hizbud Dakwah Islam Bekasi ini, bantahan koordinator Mahanaim bahwa acara mereka bukan pembaptisan melainkan bimbingan belajar, adalah alasan yang mengada-ada dan tidak masuk akal.
“Kalau mereka melakukan bimbingan belajar, kenapa ada anak balita dan nenek-nenek? Ini tidak masuk akal buat kita yang berpikiran rasional,” kata dia.
Selanjutnya, ustadz mantan misionaris ini memohon kepada umat Islam di Bekasi untuk selalu waspada dan selalu menyusun kekuatan karena mereka tidak main-main.
“Saya berharap kepada para ulama dan ustadz untuk segera kita benahi Bekasi ini melalui Kongres Umat Islam Bekasi yang telah mengeluarkan 32 rekomendasi kemarin,” tutupnya.
Meski sangat prihatin dengan aksi pembaptisan massal yang dilakukan yayasan Mahanaim, KH Murhali Barda mengajak umat Islam untuk mengambil ibrah.
“Mudah-mudahan kejadian ini bisa menjadi perekat semua elemen umat Islam,” ujarnya. “Di acara Deklarasi Kongres Umat Islam Bekasi nanti, kita harapkan agar umat Islam hadir bukan hanya ribuan tetapi kalau perlu jutaan warga Bekasi untuk menyelesaikan permasalahan ini bersama,” harapnya.
Menurut Ketua DPW Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya ini, provokasi Kristen Radikal itu dapat memicu perang agama di Bekasi, jika aparat kepolisian tidak menangani dengan serius. Maka Murhali mewanti-wanti kepada pihak kepolisian agar berkonsentrasi menyelesaikan kasus demi menghindari gejolak antaragama.
“Kita para ormas Islam akan berusaha meredam amarah umat terlebih dahulu. Tetapi kalau memang hal ini tidak bisa diatasi oleh pihak berwajib maka bismillah kita harus ngasah golok bareng-bareng,” pesannya. “Apa boleh buat, ketika genderang perang sudah mereka tabuh, maka bismillah kita harus melakukan perlawanan dan itu terjadi pada hari di daerah Kemang Pratama Regency,” tegasnya.
Murhali berjanji akan memaklumatkan hasil investigasi FPI mengenai kasus pembaptisan massal itu kepada umat Islam secara terbuka pada tanggal 27 Juni 2010 pada saat deklarasi KUIB.
Ia juga mengingatkan, aksi pembaptisan massal kepada umat Islam ini adalah kejahatan akidah yang memiliki konsekuensi berat. Menurutnya, berdasarkan ajaran Islam, memurtadkan Islam secara terang-terangan adalah sebuah tantangan yang harus dijawab dengan jihad fi sabilillah.
Pernyataan tak kalah kerasnya dikemukakan oleh Syamduddin MA. Aktivis yang sudah sejak lama concern mencermati gerakan pemurtadan di Bekasi ini mengemukakan bahwa selama ini umat Islam masih bisa bersabar dan menahan emosi, meski para misionaris bertubi-tubi memancing provokasi agama. Namun, aktivis yang akrab disapa Ustadz Syam ini mengingatkan bahwa tingkat kesabaran umat akan habis akar masalah yang bersumber dari Yayasan Mahanaim tidak dipangkas.
“Jika yayasan Mahanaim tidak dibubarkan oleh pemerintah, berarti suatu saat umat Islam akan melakukan pembubaran sendiri karena mereka telah melakukan tindakan yang meresahkan umat Islam,” tegas ustadz yang juga koordinator Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) ini.
Untuk itu, Ustadz Syam dan seluruh jaringan FAPB akan segera merapatkan shaf dan berkoordinasi membicarakan kasus ini. Rencananya, hasil dan pernyataan sikap FAPB akan dipublikasikan kepada umat Islam secara terbuka pada acara Deklarasi KUIB, Ahad 27 Juni 2010 nanti.
Terkait meningkatnya pelecehan terhadap Islam di Bekasi akhir-akhir ini, Ustadz Syam menuding pihak kafirin sebagai penyebabnya. “Biang kerok dari rusaknya tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah orang-orang kafir,” tegasnya. “Sejak tahun 2007 Yayasan Mahanaim telah melancarkan aksi pemurtadan. Dengan puluhan bus Hiba mereka menipu umat Islam untuk jalan-jalan di Monas dan Taman Mini, ternyata mereka berkumpul di suatu tempat untuk dimurtadkan,” kisahnya.
Ustadz Syam mengingatkan, kasus formasi Pedang Salib di pelataran masjid Al-Barkah itu sebagian besar dari Mahanaim. Hal ini memperkuat alasan pembubaran yayasan Mahanaim.
“Mahanaim harus dibubarkan, sebab jika tidak maka mereka akan mendidik kader-kadernya untuk menghancurkan umat Islam,” pungkasnya. [taz, widi, ab, adrian]