AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Kamis, 30 Desember 2010

Al Azhar Tak Terima Serial TV Iran "Menghina Sahabat Nabi"

Ulama Al-Azhar tak terima penghinaan para sahabat Nabi ditayangkan dalam sebuah film dalam stasiun TV Iran

Hidayatullah.com—Media Mesir, Asharq Al-Awsat melaporkan, komunitas Sunni di Iran telah meminta pemerintah setempat melarang sebuah drama televisi yang dinilai telah menghina sahabat Nabi Abdullah bin Zubair (Ibn al-Awwam)" dan sahabat Nabi lainnya.

Para cendekiawan di Universitas Al-Azhar Mesir juga telah mengutuk Iran yang memperbolehkan siaran seri "Mokhtarnameh" dalam bahasa Persia di televisi Iran. Para ulama mengatakan bahwa seri televisi termasuk "menghina para sahabat Nabi, termasuk Abdullah Bin Zubair."

Para ulama Al-Azhar juga menekankan bahwa Universitas Al-Azhar tidak menerima penghinaan dari sahabat Nabi tersebut.

Al Azhar meminta pihak berwenang Iran segara mengambil tindakan "untuk mencegah pecahnya kekerasan sektarian".

Sementara itu, Dr Mohamad Rafat Usman, dari Al-Azhar mengatakan bahwa "di bawah ketentuan yang ditetapkan oleh Islam, dilarang melakukan penghinaan setiap manusia, apakah ia hadir atau tidak ada, hidup atau mati, dan ini adalah sesuatu yang disepakati oleh al-Quran dan Sunnah Nabi. "

Usman menambahkan ,"Kita harus selalu mengingat bahwa para sahabat Nabi adalah perantara antara kami dan Nabi, karena kami tidak akan tahu al-Quran tanpa mereka, untuk itu melalui mereka bahwa Allah memelihara al-Quran setelah menghafalkan kata Tuhan Yang Maha Esa dengan hati, memelihara bagi yang datang sesudah mereka ... sehingga mereka layak di hormati. "

Usman menambahkan para sahabat Nabi telah mencatat kehidupan dan ucapan Nabi, yang merupakan dasar dari Hadis dan as Sunnah sehingga menjadi "sumber kedua hukum Islam, setelah al-Quran.

Sebelum ini, media-media Timur Tengah, termasuk al-Arabiya dan sejumlah ulama Sunni di Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya ikut mengharamkan menonton tayangan serial “Mokhtarnameh”.

Serial film ini telah menjadi subyek kontroversi di Iran atas penggambaran tertentu sejarah tokoh-tokoh Islam.

“Mokhtarnameh” adalah serial televisi berdasarkan kehidupan al-Mokhtar Ibnu Abu Ubayd al-Thaqafi yang berusaha untuk membalas kematian Imam al-Hussein dalam pertempuran Karbala.

Sementara itu, kantor berita Iran, IRNA membela diri dengan menyebut, pelarangan film seri ini sama dengan mendukung musuh-musuh Iran dan kaum Syiah.

“Televisi al-Arabiya yang sering disebut televisi al-Ibriyah dikarenakan mendukung rezim Zionis Israel dalam menindaklanjuti permusuhannya dengan Iran dan Syiah telah menayangkan sebuah laporan di salah satu programnya yang mengulas serial Mokhtar Nameh membela musuh-musuh Imam Husein as dan para pendengki Imam Ali as!,” demikian tulis IRNA. [aawsat/irb/cha/hidayatullah.com]

Readmore...

Haramnya Merayakan Tahun Baru Masehi

Oleh: Badrul Tamam
Tahun baru masehi pada zaman kita ini dirayakan dengan besar-besaran. Suara terompet dan tontonan kembang api hampir menghiasi seluruh penjuru dunia di barat dan di timurnya. Tidak berbeda negara yang mayoritas penduduknya kafir ataupun muslim. Padahal, perayaan tersebut identik dengan hari besar orang Nasrani.

Banyak keyakinan batil yang ada pada malam tahun baru. Di antaranya, siapa yang meneguk segelas anggur terakhir dari botol setelah tengah malam akan mendapatkan keberuntungan. Jika dia seorang bujangan, maka dia akan menjadi orang pertama menemukan jodoh dari antara rekan-rekannya yang ada di malam itu. Keyakinan lainnya, di antara bentuk kemalangan adalah masuk rumah pada malam tahun tanpa membawa hadiah, mencuci baju dan peralatan makan pada hari itu adalah tanda kesialan, membiarkan api menyala sepanjang malam tahun baru akan mendatangkan banyak keberuntungan, dan bentuk-bentuk khurafat lainnya.

Sesungguhnya keyakinan-keyakinan batil tersebut diadopsi dari keyakinan batil Nasrani. Yang hakikatnya, mengadopsi dan meniru budaya batil ini adalah sebuah keharaman. Karena siapa yang bertasyabbuh (menyerupai) kepada satu kaum, maka dia bagian dari mereka.

Haramnya Bertasyabuh Kepada Orang Kafir

Secara ringkas, bertasyabbuh di sini maknanya adalah usaha seseorang untuk menyerupai orang lain yang ingin dia sama dengannya, baik dalam penampilan, karakteristik dan atribut.

Di antara perkara fundamental dari agama kita adalah memberikan kecintaan kepada Islam dan pemeluknya, berbara’ (membenci dan berlepas diri) dari kekufuran dan para ahlinya. Dan tanda bara’ yang paling nampak dengan berbedanya seorang muslim dari orang kafir, bangga dengan agamanya dan merasa terhormat dengan Islamnya, seberapapun hebat kekuatan orang kafir dan kemajuan peradaban mereka.

. . . tanda bara’ yang paling nampak dengan berbedanya seorang muslim dari orang kafir, bangga dengan agamanya dan merasa terhormat dengan Islamnya, seberapapun hebat kekuatan orang kafir dan kemajuan peradaban mereka.

Walaupun kondisi orang muslim lemah, terbelakang, dan terpecah-pecah, sedangkan kekuatan kafir sangat hebat, tetap kaum muslimin tidak boleh menjadikannya sebagai dalih untuk membebek kepada kaum kuffar dan justifikasi untuk menyerupai mereka sebagaimana yang diserukan kaum munafikin dan para penjajah. Semua itu dikarenakan teks-teks syar’i yang mengharamkan tasyabbuh (menyerupai) dengan orang kafir dan larangan membebek kepada mereka tidak membedakan antara kondisi lemah dan kuat. Dan juga karena seorangn muslim -dengan segenap kemampuannya- harus merasa mulia dengan agamanya dan terhormat dengan ke-Islamnya, sehingga pun saat mereka lemah dan terbelakang.

. . . kondisi orang muslim lemah, terbelakang, dan terpecah-pecah, tetap tidak boleh dijadikan sebagai dalih untuk membebek kepada kaum kuffar dan justifikasi untuk menyerupai mereka

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyeru agar seorang muslim bangga dan terhormat dengan agamanya. Dia menggolongkannya sebagai perkataan terbaik dan kehormatan yang baik mulia dalam firmannya,

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?".” (QS. Fushilat: 33)

Karena sangat urgennya masalah ini, yaitu agar seorang muslim berbeda dengan orang kafir, Allah memerintahkan kaum muslimin agar berdoa kepada-Nya minimal 17 kali dalam sehari semalam agar menjauhkan dari jalan hidup orang kafir dan menunjukinya kepada jalan lurus.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7)

Banyak sekali nash Al-Qur’an dan Sunnah yang melarang bertasyabbuh dengan mereka dan menjelaskan bahwa mereka dalam kesesatan, maka siapa yang mengikuti mereka berarti mengikuti mereka dalam kesesatan.

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاء الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jatsiyah: 18)

وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ مَا جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ وَاقٍ

“Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.” (QS. Al-Ra’du: 37)

وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ تَفَرَّقُواْ وَاخْتَلَفُواْ مِن بَعْدِ مَا جَاءهُمُ الْبَيِّنَاتُ

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka.” (QS. Ali Imran: 105)

Allah Ta’ala menyeru kaum mukminin agar khusu’ ketika berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan membaca ayat-ayat-Nya, lalu Dia berfirman,

وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ

“Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. al-Hadid: 16)

Tidak diragukan lagi, menyerupai mereka termasuk tanda paling jelas adanya kecintaan dan kasih sayang terhadap mereka. Ini bertentangan dengan sikap bara’ah (membenci dan berlepas diri) dari kekafiran dan pelakunya. Padahal Allah telah melarang kaum mukminin mencintai, loyal dan mendukung mereka. Sedangkan loyal dan mendukung mereka adalah sebab menjadi bagian dari golongan mereka, -semoga Allah menyelamatkan kita darinya-.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka." (QS. Al-Baqarah: 51)

Menyerupai orang kafir termasuk tanda paling jelas adanya kecintaan dan kasih sayang terhadap mereka. Ini bertentangan dengan sikap bara’ah (membenci dan berlepas diri) dari kekafiran dan pelakunya.

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka." (QS. Al-Mujadilah: 22)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Menyerupai (mereka) akan menunbuhkan kasih sayang, kecintaan, dan pembelaan dalam batin. Sebagaimana kecintaan dalam batin akan melahirkan musyabahah (ingin menyerupai) secara zahir.” Beliau berkata lagi dalam menjelaskan ayat di atas, “Maka Dia Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan, tidak akan didapati seorang mukmin mencintai orang kafir. Maka siapa yang mencintai orang kafir, dia bukan seorang mukmin. Dan penyerupaan zahir akan menumbuhkan kecintaan, karenanya diharamkan.”

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan dishahihkan Ibnu Hibban. Ibnu Taimiyah menyebutkannya dalam kitabnya Al-Iqtidha’ dan Fatawanya. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 2831 dan 6149)

Syaikhul Islam berkata, “Hadits ini –yang paling ringan- menuntut pengharaman tasyabbuh (menyerupai) mereka, walaupun zahirnya mengafirkan orang yang menyerupai mereka seperti dalam firman Allah Ta’ala, “Siapa di antara kamu yang berloyal kepada mereka, maka sungguh ia bagian dari mereka.” (QS. Al-Maidah: 51).” (Al-Iqtidha’: 1/237)

Imam al-Shan’ani rahimahullaah berkata, “Apabila menyerupai orang kafir dalam berpakaian dan meyakini supaya seperti mereka dengan pakaian tersebut, ia telah kafir. Jika tidak meyakini (seperti itu), terjadi khilaf di antara fuqaha’ di dalamnya: Di antara mereka ada yang berkata menjadi kafir, sesuai dengan zahir hadits; Dan di antara yang lain mereka berkata, tidak kafir tapi harus diberi sanksi peringatan.” (Lihat: Subulus salam tentang syarah hadits tesebut).

Ibnu Taimiyah rahimahullaah menyebutkan, bahwa menyerupai orang-orang kafir merupakan salah satu sebab utama hilangnya (asingnya syi’ar) agama dan syariat Allah, dan munculnya kekafiran dan kemaksiatan. Sebagaimana melestarikan sunnah dan syariat para nabi menjadi pokok utama setiap kebaikan. (Lihat: Al-Iqtidha’: 1/314)

Bentuk Menyerupai Orang Kafir Dalam Hari Besar Mereka

Orang-orang kafir –dengan berbagai macam agama dan sektenya- memiliki hari raya yang beraneka ragam. Di antanya ada bersifat keagamaan yang menjadi pondasi agama mereka atau hari raya yang sengaja mereka ciptakan sendiri sebagai bagian dari agama mereka. Namun kebanyakannya berasal dari tradisi dan momentum yang sengaja dibuat hari besar untuk memperingatinya. Misalnya hari besar Nasional dan semisalnya. Lebih jauhnya ada beberapa contohnya sebagai berikut:

1. Hari untuk beribadah kepada tuhannya, seperti hari raya wafat Jesus Kristus, paskah, Misa, Natal, Tahun Baru Masehi, dan semisalnya. Seorang muslim terkategori menyerupai mereka dalam dua kondisi:

Pertama, Ikut serta dalam hari raya tersebut. Walaupun perayaan ini diselenggarakan kelompok minoritas non-muslim di negeri kaum muslimin, lalu sebagian kaum muslimin ikut serta di dalamnya sebagaimana yang pernah terjadi pada masa Ibnu Taimiyah dan Imam Dzahabi. Realitas semacam ini tersebar di negeri-negeri kaum muslimin. Lebih buruk lagi, ada sebagian kaum muslimin yang bepergian ke negeri kafir untuk menghadiri perayaan tersebut dan ikut berpartisipasi di dalamnya, baik karena menuruti hawa nafsunya atau untuk memenuhi undangan orang kafir sebagaimana yang dialami kaum muslimin yang hidup di negeri kafir, para pejabat pemerintahan, atau para bisnismen yang mendapat undangan rekan bisnisnya untuk menandatangi kontrak bisnis. Semua ini haram hukumnya dan ditakutkan menyebabkan kekufuran berdasarkan hadits, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” Pastinya, orang yang melakukan itu sadar bahwa itu merupakan bagian dari syi’ar agama mereka.

Kedua, Mengadopsi perayaan orang kafir ke negeri kaum muslimin. Orang yang menghadiri perayaan orang-orang kafir di negara mereka, lalu dengan kajahilan dan lemahnya iman, ia kagum dengan perayaan tersebut. kemudian dia membawa perayaan tersebut ke negara-negara muslim sebagaimana perayaan tahun baru Masehi. Kondisi ini lebih buruk dari yang pertama, karena dia tidak hanya ikut merayakan syi’ar agama orang kafir di Negara mereka, tapi malah membawanya ke negara-negara muslim.

. . .perayaan tahun baru Masehi adalah tradisi dan syi’ar agama orang kafir di Negara mereka, namun telah dibawa dan dilestarikan di negara-negara muslim...

2. Hari besar yang awanya menjadi syi’ar (simbol) orang-orang kafir, lalu dengan berjalannya waktu berubah menjadi tradisi dan perayaan global, seperti olimpiade oleh bangsa Yunani kuno yang saat ini menjadi ajang olah raga Internasional yang diikuti oleh semua Negara yang tedaftar dalam Komite Olimpiade Internasional (IOC). Ikut serta di dalamnya ada dua bentuk:

Pertama, menghadiri upacara pembukaan dan karnavalnya di negeri kafir seperti yang banyak di lakukan negara-negara muslim yang mengirimkan atlit-atlitnya untuk mengikuti berbagai ajang olah raga yang diadakan.

Kedua, membawa perayaan ini ke negera-negara muslim, seperti sebagian negeri muslim meminta menjadi tuan rumah dan penyelenggara Olimpiade ini.

Keduanya tidak boleh diadakan dan diselenggarakanaa di Negara-negara muslim dengan beberapa alasan:

a. Olimpiade ini pada awalnya merupakan hari besar kaum pagan Yunani kuno dan merupakan hari paling bersejaran bagi mereka, lalu diwarisi oleh kaum Romawi dan dilestarikan kaum Nasrani.

b. Ajang tersebut memiliki nama yang maknanya sangat dikenal oleh bangsa Yunani sebagai hari ritus mereka.

Keberadaannya yang menjadi ajang oleh raga tidak lantas merubah statusnya sebagai hari raya kaum pagan berdasarkan nama dan asal usulnya. Dasar haramnya perayaan tersebut adalah hadits Tsabit bin Dhahak radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Ada seseorang bernazar di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyembelih unta di Bawwanah –yaitu nama suatu tempat-, ia lalu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: “Aku bernazar untuk menyembelih unta di Bawwanah.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Apakah di sana ada berhala jahiliyah yang disembah?” Mereka berkata: “Tidak.” Beliau bertanya lagi: “Apakah di sana dilakukan perayaan hari raya mereka?” Mereka berkata: “Tidak.” Beliau bersabda: “Tunaikanlah nazarmu, sesungguhnya tidak boleh menunaikan nazar yang berupa maksiat kepada Allah dan yang tidak mampu dilakukan oleh anak Adam.” (HR. Abu Dawud dan sanadnya sesuai syarat as-Shahihain)

Ditimbang dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di atas, bahwa asal dari olah raga priodik ini ada hari raya orang kafir. Dan ini diharamkan sebagaimana diharamkannya menyembelih unta untuk Allah di tempat yang dijadikan sebagai perayaan hari raya orang kafir. Dan perbedaan waktu dan tempat tidak mempengaruhi dari subtansi alasan diharamkannya penyembelihan tersebut.

Ibnu Taimiyah rahimahullaah menjelaskan, hadits ini mengandung makna bahwa tempat yang digunakan untuk perayaan hari besar mereka tidak boleh digunakan untuk menyembelih walaupun itu bentuknya nazar. Sebagaimana tempat tersebut sebagai tempat menaruh berhala mereka. Bahwa nazar semacam itu menunjukkan pengagungan kepada tempat tersebut yang diagungkan mereka untuk merayakan hari besarnya atau sebagai bentuk ikut serta (partisipasi) dalam perayaan hari besar tersebut. Atau juga untuk menghidupkan syi’ar mereka di sana. Apabila mengistimewakan satu tempat yang menjadi perayaan agama mereka saja dilarang, bagaimana dengan perayaan itu sendiri?! (Diringkas dari al-Iqtidha’: 1/344)

Sedangkan olimpiade ini bukan hanya waktu atau tempatnya, tapi hari raya itu sendiri berdasarkan asal penamaanya dan aktifitas yang ada di dalamnya, seperti menyalakan lampu olimpiade. Padahal itu sebagai lambang hari besar mereka. Dan ajang olahraga ini juga dilaksanakan pas waktu perayaan hari besar olimpiade, yang dilaksanakan empat tahun sekali.

3. Menyerupai Orang Kafir Dalam Merayakan Hari Besar Islam

Bentuk bertasyabbuh dengan orang kafir bisa terjadi juga dalam perayaan hari raya Islam, Idul Fitri dan Adha. Yaitu merayakan hari raya Islam dengan cara-cara yang bisa digunakan kaum kuffar dalam merayakan hari besar mereka.

Bahwa sesungguhnya, hari raya kaum muslimin dihiasi dengan syukur kepada Allah Ta’ala, mengagungkan, memuji dan mentaati-Nya. Bergembira menikmati karunia nikmat dari Allah Ta’ala tanpa menggunakannya untuk bermaksiat. Ini berbeda dengan hari raya kaum kuffar, dirayakan untuk mengagungkan syi’ar batil dan berhala-berhala mereka yang disembah selain Allah Ta’ala. Dalam perayaannya, mereka tenggelam dalam syahwat yang haram.

Namun sangat disayangkan banyak kaum muslimin yang di penjuru dunia yang menyerupai orang kafir dalam kemaksiatan itu. Mereka merubah nuansa Idul Fitri dan Idul Adha sebagai musim ketaatan dan syukur menjadi musim bermaksiat dan kufur nikmat, yaitu dengan mengisi malam-malamnya dengan musik-musik, nyanyir-nyanyi, mabuk-mabukan, pesta yang bercampur laki-laki dan perempuan dan bentuk pelanggaran-pelanggaran lainnya. Semua ini disebabkan mereka meniru cara orang kafir dalam merayakan hari besar mereka yang diisi dengan menuruti syahwat dan maksiat.

Semoga Allah membimbing kita kepada kondisi yang lebih diridhai-Nya, tidak menyimpang dari aturan Islam dan tidak bertasyabbuh dengan kaum kafir dalam acara-acara mereka. [PurWD/voa-islam.com]

Readmore...

Sidang Kasus HKBP Ciketing Bekasi: Para Mujahid Dizalimi, HKBP Putarbalikkan Fakta

BEKASI (voa-islam.com) - Sidang perdana insiden Ciketing Bekasi digelar. Para aktivis muslim Bekasi didakwa melakukan penghadangan dan pengeroyokan jemaat HKBP. Para aktivis menilai dakwaan ini aneh dan memutarbalikkan fakta, mungkinkah 15 orang melakukan penghadangan dan pengeroyokan terhadap 250 jemaat HKBP?

Pengadilan Negeri (PN) Bekasi menggelar sidang perdana kasus Ciketing dengan terdakwa 15 aktivis muslim Bekasi, Rabu pagi, (29/12/2010).

Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) membacakan Surat Dakwaan tentang kronologis peristiwa penusukan dan penganiayaan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Jl Raya Mustika Sari, Kelurahan Ciketing Asem, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, yang terjadi pada 12 September 2010 lalu.

JPU juga mengkaitkan keterlibatan para terdakwa dan saksi lainnya dalam kasus Ciketing tersebut. Mereka yang disidang secara terpisah itu antara lain: Ustadz Murhali Barda, Ismail, Ade Firman, Dede Tri Sutrisna, Panca Rano VID (alias Rano), Khaerul Anwar, Nunu Nurhadi, Roy Karyadi (Acong), Kiki Nurdiansyah, Supriyanto, Adji Achmad Faisal, Handoko (Tolet), Hardoni Syaiful (Doni).

Ratusan massa yang tergabung dalam Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) tampak tumpah ruah di dalam dan luar sidang PN Bekasi, untuk memberi dukungan terhadap para mujahid Bekasi yang sebagian besar masih berusia belia. Hadir dalam persidangan tersebut antara lain: Munarman (kuasa hukum), Shalih Manggara Sitompul, SH, Ustadz Abdul Qadir Aka (PJS Ketua FPI Bekasi Raya), Ustadz Syamsuddin Uba (Front Anti Pemurtadan Bekasi) dan tokoh Islam Bekasi lainnya.

....Yang terjadi, kami malah dikeroyok rombongan HKBP yang jumlahnya jelas-jelas lebih besar. Bahkan motor kami ditendang, sampai teman kami ada yang jatuh dari motor, kata Adjie....

Dalam surat dakwaan, JPU Suharso SH MH membacakan kronologis seputar keterlibatan Ade Firman dan para saksi lainnya (Ismail, Dede Tri Sutrisna, Panca Rano VID, Khaerul Anwar, Nunu Nurhadi, Roy Karyadi, Kiki Nurdiansyah, Supriyanto, Adji Achmad Faisal, Handoko, Handoni Syaiful, dan Jaenal), dalam penganiayaan terhadap jemaat HKBP.

Menurut dakwaan JPU, bermula pada tanggal 9 September 2010, terdakwa Ade Firman mendapat SMS dari Ustadz Murhali Barda (Ketua FPI Bekasi Raya) yang berbunyi: ”Wahai Singa Islam....Ramadhan umat Islam diteror dengan isu pembakaran Al Qur’an, umat Islam di Mustika Jaya merayakan Idul Fitri dengan kondisi yang belum nyaman, kehadiran antum/ikhwan sangat diharapkan pada tanggal 12 September 2010 di Mustika Jaya Ciketing Asem...wassalam.”

Kemudian SMS Ustadz Murhali Barda itu diforward (diteruskan) oleh Ade Firman kepada Ismail, Dede Tri Sutrisna, Panca Rano, Khaerul Anwar, Nunu Nurhadi, Roy Karyadi, Kiki Nurdiansyah, Handoko, dan Hardonis Syaeful.

Selanjutnya, pada tanggal 11 September 2010, Ade Firman dengan para saksi lainnya yang menerima SMS tersebut berkumpul di Masjid daerah Mangun Jaya Bekasi, dan sepakat pada tanggal 12 September 2010 untuk mendatangi lokasi kebaktian Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah (PTI) Bekasi di daerah Ciketing Mustika Jaya.

Sekitar pukul 07.30, sesuai rencana terdakwa bersama para saksi lain yang menerima sms, kecuali Dede Sutrisna, berangkat dari rumah Ade Firman dengan mengendarai sepeda motor menuju lokasi kebaktian jemaah HKBP di tanah kosong Ciketing Mustika Jaya. Namun karena belum ada kegiatan kebaktian HKBP, Ade Firman menelpon Murhali Barda untuk memberitahukan, bahwa di lokasi belum ada kegiatan kebaktian jemaat HKBP.

Lalu Ustadz Murhali Barda memerintahkan untuk berkumpul di Masjid Miftahul Jannah. Ketika Ade Firman dan kawan-kawan sampai di Masjid tersebut, Murhali bersama Supriyanto, Adji Akmal Faisal dan Jaenal sudah lebih dulu datang, sedangkan Dede Tri Sustrisna datang kemudian dengan mengendarai motor Tigernya.

Murhali Barda selanjutnya memerintahkan Ade Firman dan massa yang berkumpul agar berangkat menuju Masjid Nurul Huda untuk bergabung dengan massa lainnya guna menghadang jemaat HKBP agar tidak melaksanakan kebaktian di tanah kosong Ciketing Mustika Jaya.

Setelah mendapat perintah, Ade Firman dkk masing-masing mengendarai sepeda motor. Ade Firman berboncengan dengan Supriyanto (motor Vario), Ismail berboncengan dengan Hardonis (Suzuki Shogun), Dede Tri Sutrisna berboncengan dengan Nunu Nurhadi (Honda Tiger), Panca Rano berboncengan dengan Khaerul Anwar (Honda Beat), Roy Karyadi mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter Z, Handoko dengan sepeda motor Supra X, dan Kiki Nurdiansyah mengendarai motor Suzuki Smash. Sedangkan Adji Achmad Faisal berboncengan dengan Jaenal (Honda GL). Mereka pun berangkat menuju Masjid Nurul Huda.

Dalam perjalanan Ade Firman dan teman-temannya berpapasan dengan rombongan jemaat HKBP yang dipimpin oleh Pendeta Luspida Simanjuntak. Menurut JPU, Ade Firman cs memepet, menghadang rombongan jemaah HKBP yang sedang berjalan, dan pada saat berpapasan tersebut, Jaenal memberikan pisau lipat kepada Adjie Achmad Faisal. Setelah itu Adjie dalam posisi di atas sepeda motor dengan pisau lipat di tangannya melakukan penusukan sebanyak 1 kali terhadap salah seorang jemaat HKBP bernama Asia Lumban Toruan. Tusukan itu mengenai bagian perut kanan atas.

Melihat ada yang terluka, seorang anggota Polri bernama Galih Dwi Setiawan yang saat itu bertugas berjaga-jaga mengamankan kegiatan ibadah kebaktian, dibantu Pendeta Luspida memberikan pertolongan. Lalu korban dibawa Galih dan Luspida ke RS Mitra Keluarga Bekasi Timur.

Pada saat bersamaan, masih keterangan JPU, Ade Firman turun dari sepeda motornya dan mengambil sebatang bambu untuk memukul pendeta berkali-kali dan mengenai bagian dahi dan bokongnya. Pemukulan itu terjadi ketika kedua belah pihak berpapasan dengan sepeda motor Galih yang membawa korban penusukan dan Luspida

Akibat perbuatan Ade Firman dan Adji Achmad Faisal, Pendeta Luspida menderita luka-luka. Sesuai dengan visum et repertum yang ditandatangani dr. Bobby Sugiharto, hasil pemeriksaan itu menyebutkan, ditemukan luka memar di dahi atas alis mata dan luka memar di bokong kanan. Sedangkan Asia Lumbun Toruan ditemukan luka diperut kanan akibat benda tajam.

Dalam surat dakwaan JPU sebagaimana diatur dalam pasal 170 ayat (1) Jo Ayat (2) ke-1 KUHP, dengan subsidair: Terdakwa Ade Firman dinilai telah melakukan penganiayaan terhadap Pendeta Luspida Simanjuntak. Ade Firman, pemuda kelahiran Bekasi 5 November 1985 itu, dituntut dengan pasal 351 ayat (1) KUHP tentang pasal penganiayaan.

Menanggapi dakwaan itu, Adjie Ahmad Faisal, salah seorang pemuda yang menjadi terdakwa, kepada voa-Islam.com menegaskan bahwa dirinya tidak melakukan pengeroyokan dan penusukan kepada salah seorang jemaat HKBP.

....Mustahil kami mengeroyok, kami yang hanya berjumlah 15 orang mengeroyok jemaat HKBP yang berjumlah 250 orang. Bahkan, kami diteriaki dengan teriakan ’maling’ dan ’copet’ oleh jemaat HKBP, kata Adjie....

”Mustahil kami mengeroyok, kami yang hanya berjumlah 15 orang mengeroyok jemaat HKBP yang berjumlah 250 orang. Bahkan, kami diteriaki dengan teriakan ’maling’ dan ’copet’ oleh jemaat HKBP,” kata Adji yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen jalanan. Ia bersama Supriyanto, teman ngamennya itu biasa mangkal di depan Komdak, Jakarta.

Insiden itu terjadi di jalan Ciketing yang sempit. Sehingga wajar saat berpapasan, kedua pihak tersenggol badan. ”Yang terjadi, kami malah dikeroyok rombongan HKBP yang jumlahnya jelas-jelas lebih besar. Bahkan motor kami ditendang, sampai teman kami ada yang jatuh dari motor,” kata Adjie.

Terdakwa lainnya, Ismail, juga mengatakan hal yang sama kepada voa-islam.com, bahwa dirinya dikeroyok oleh jemaat HKPB. ”Kepala saya dipukul ujung payung, lalu digetok pake batu hingga kepala saya berdarah dan dijahit hingga dua jahitan. Yang jelas, pihak HKBP telah memutarbalikkan fakta. Mana mungkin jumlah kami yang hanya 15 mengeroyok 250 orang jemaat HKBP?, ” kata Ismail.

....Sebaiknya JPU tidak mengaitkan ini dengan persoalan yang sensitif. Ini adalah aspek ketidakadilan yang dirasakan umat Islam Bekasi....

Sementara itu, Kuasa Hukum Munarman kepada wartawan mengatakan, ia tidak setuju dengan surat dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU), terutama kata-kata mengahadang kebaktian. ”Bukan itu intinya, tapi protes umat Islam Bekasi terhadap kegiatan gereja ilegal yang meresahkan masyarakat. Jadi bukan pada kebaktiannya. Sebaiknya JPU tidak mengaitkan ini dengan persoalan yang sensitif. Ini adalah aspek ketidakadilan yang dirasakan umat Islam Bekasi.

Ketika ditanya, ihwal penganiayaan terhadap jemaat HKBP, Munarman menegaskan, kita belum sampai pada tahapan proses pembuktian itu. Hal itu perlu dibuktikan lagi dalam sidang-sidang berikutnya. ”Saya berharap agenda persidangan di percepat saja pada pembuktian,” kata Munarman. [taz/Desastian]

Readmore...

Selasa, 28 Desember 2010

Polemik Demokrasi dan Monarki Seperti Berebut Barang Najis

DEPOK (voa-islam.com) – Pilihan untuk menganut sistem demokrasi atau monarki tak ubahnya berebut barang najis. Negara-negara di luar negeri yang menganut sistem monarki terbukti telah melahirkan kezaliman. Begitu juga dengan demokrasi yang dipilih negeri ini, selalu berujung dengan kehancuran. Sudah saatnya kita kembali pada Syariah Islam.

Hal itu dikatakan Ketua DPP HTI Abu Zaid dalam Diskusi Publik Refleksi Akhir tahun 2010: “Monarkhi VS Demokrasi Menurut Pandangan Islam” di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok, Ahad (26/12/2010). Hadir sebagai pembicara, pengamat ekonomi Ichsanudin Noorsy (pengamat Kebijakan Publok), dan Dr. Yosmardin (Dosen Institut Ilmu Pemerintahan).

Kondisi Indonesia ke depan, papar Abu Zaid, sepertinya tetap gelap dan akan kandas. Ibarat masuk ke lubang yang sama, kita akan terus mengulangi kesalahan hingga berkali-kali. Baik demokrasi maupun monarki tidak akan melakukan perubahan yang berarti. Bahkan bisa-bisa, anak-cucu kita tidak akan mengenal lagi Islam.

....Baik demokrasi maupun monarki tidak akan melakukan perubahan yang berarti. Bahkan bisa-bisa, anak-cucu kita tidak akan mengenal lagi Islam....

Abu Zaid tidak setuju dengan wacana menjadikan Jogyakarta sebagai embrio bagi tegaknya khilafah dan syariat Islam. Menurutnya, Islam tidak mengenal kekuasaan secara turun temurun. ”Saya tidak memahami Islam sebagai sistem monarki ataupun liberal. Islam itu punya visi, misi, strategi dan khalifah sendiri, sehinggga terwujud Islam yang rahmatan lil alamin,” tandasnya.

Sementara itu, Ichsanudin Noorsy mengkritisi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang selalu berapologi bahwa pemerintah tidak menganut sistem ekonomi neolib (neo liberal). Padahal siapapun presidennya, asal bukan neolib. “Ini bukan omong kosong. Penilaian itu pernah diucapkan oleh seorang Mar’ie Muhammad, bahwa Budiono itu seorang neolib, termasuk William Liddle, pengamat ekonomi asal Amerika Serikat,” ujar Ichsanudin Noorsy.

Neolib, lanjut Ichsanudin, sepertinya tidak akan berhenti. Sebagai contoh air saja sudah mulai dikuasai Yahudi. Water is money. Menurutnya, ini adalah bukti pemerintah Omdo alias omong doang, tidak bisa melindungi sumber daya alamnya. Bahasa agamanya munafik alias hipokrit. ”Tentu lebih berbahaya melawan hipokrit. Omongnya tidak bisa dipegang, baik politik maupun ekonomi,” ujar Ichsanudin Noorsy.

Di akhir 2010, Ichsanudin Noorsy menegaskan, Indonesia menuju jejak kekalahan perekonomian. Ada tesis yang mengatakan, trust making power, power making trust. Sekarang money making power, dan power making money. Inilah jurang kehancuran.

Kebijakan Amburadul

Pada kesempatan itu dosen Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Yosmardin menyoroti kondisi pemerintahan, baik eksekutif, legislative maupun yudikatif. Kondisi eksekutif sendiri, tidak ada upaya untuk memperbaiki birokrasi pemerintahan. Kemudian, tidak ada peningkatan kesejahteraan masyarakat, ditambah angka kemiskinan semakin tinggi. Selanjutnya, masih meningkatnya potensi konflik dan ketidaktertiban dalam masyarakat. Begitu juga politik pencitraan pemerintahan yang dirasakan berlebihan.

Lebih jauh, Yosmardin juga mengkritisi pemerintah, seperti banyaknya aturan dan kebijakan pemerintah yang terlampau tumpang tindih. Tidak jelasnya agenda pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah bencana. Kemudian agenda pemerintah untuk mengatasi ledakan jumlah tenaga kerja, soal TKW dan TKI juga tidak jelas. Ironinya lagi, banyaknya pejabat pemerintah yang terkait kasus hukum.

....banyak aturan dan kebijakan pemerintah yang tumpang tindih. Agenda pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah bencana, TKW dan TKI juga tidak jelas. Ironinya lagi, banyaknya pejabat pemerintah yang terkait kasus hukum....

Mengenai kondisi legislatif sendiri, Yosmardin menilai tugas-tugas pembuatan undang-undang masih terlantar. Tugas-tugas pengawasan yang berjalan pun tidak begitu efektif. Apalagi tugas-tugas penganggaran masih terkesan bertele-tele. Termasuk banyaknya persoalan anggota legislatif yang terlibat kasus hukum dan etika.

Adapun kondisi yudikatif, Yosmardini menyayangkan mafia hukum yang masih menguasai proses peradilan. Ketidakpastian hukum dan proses hukum yang tidak transparan, ditambah KKN antar lembaga hukum, sehingga putusan hukum dapat dinegosiasikan.

“Dampak dari itu semua, maka terjadi delegitimasi pemerintahan, ketidakpercayaan terhadap lembaga pemerintah meningkat, jurang yang sangat lebar antara pemerintah dengan masyarakat,” ungkap Yosmardin. [taz/Desastian]

Readmore...

Argumen Ngawur 'Ratu Sepilis' Musdah Mulia Soal Jilbab

Ini bukan kali pertama Ratu Sepilis Musdah Mulia melontarkan argumen ngawur. Jilbab, menurut pejuang hak-hak asasi kaum homo dan lesbian ini, bukanlah merupakan kewajiban, melainkan pilihan.

Pendapat itu terungkap dalam talkshow dan bedah buku berjudul “Psychology of Fashion: Fenomena Perempuan (Melepas Jilbab)” di sebuah kampus di Jakarta, beberapa waktu lalu. Buku yang ditulis oleh Juneman, alumnus Fakultas Psikologi UPI YAI, dibedah oleh Siti Musdah Mulia, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Banten dan Bonar Hutapea.

Juneman selaku penulis buku merasa pengamatannya telah memenuhi unsur ilmiah. Ia menyoroti perempuan yang melepas kembali jilbabnya (setelah sebelumnya mengenakan jilbab) dari perspektif psikososial filosofis dan didukung oleh teori-tori psikologi kontemporer.

Faktanya, apanya yang ilmiah? Penelitian itu tak lebih, hanya didasari oleh rasa sentimen yang berlebihan alias lebay. Kasus perempuan melepas jilbab yang bersumber dari pengakuan Tari, Intan, Wina dan Lanni (dalam buku tersebut) adalah pemilihan narasumber yang subjektif, mengikuti selera penulis, yang digiring untuk menguatkan propaganda sepilisnya. Tak heran bila, pengakuan wanita bermasalah itu kemudian menjadi dalih untuk menyalahkan jilbab, bukan mencari akar permasalahan psikologi perempuan bersangkutan. Jilbab pun dikambinghitamkan.

Seperti diketahui, jumlah perempuan berjilbab di Indonesia kian meningkat dari hari ke hari. Puncaknya terjadi pada pertengahan tahun 1990-an. Namun peningkatan itu bukannya malah disyukuri, tapi disikapi dengan sinis. Seolah fenomena jilbab tak lebih atas dorongan psikologis, modis, politis dan aturan (perda).

....Geliat perempuan berjilbab menjadi keresahan “Ratu Sepilis” Siti Musdah Muliah. Apakah perempuan yang melepas jilbab atau tidak berjilbab, tidak lebih religius ketimbang perempuan berjilbab? “Tak sedikit perempuan berjilbab menjadi korban perkosaan? ujar Musdah sinis....

Geliat perempuan berjilbab itulah yang menjadi keresahan “Ratu Sepilis” Siti Musdah Muliah yang begitu su’udzon dengan fenomena itu dengan memberondong sejumlah pertanyaan sinis: apakah perempuan berjilbab kemudian tingkat keberagamaannya juga mengalami peningkatan? Apakah perempuan yang melepas jilbab atau tidak berjilbab, tidak lebih religius ketimbang perempuan berjilbab? “Tak sedikit perempuan berjilbab menjadi korban perkosaan,” ujar Musdah sinis.

Mencela Jilbab

Menurut Profesor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat, realitas sosiologis di masyarakat, jilbab tidak menyimbolkan apa-apa, tidak menjadi lambang kesalehan dan ketakwaan. Tidak ada jaminan bahwa pemakai jilbab adalah perempuan shalehah, atau sebaliknya perempuan yang tidak memakai jilbab bukan perempuan shalehah. Jilbab tidak identik dengan kesalehan dan ketakwaan seseorang.

“Tidaklah keliru jika dikatakan bahwa jilbab dan batas aurat perempuan merupakan masalah khilafiyah yang tidak harus menimbulkan tuduh menuduh apalagi kafir mengkafirkan. Mengenakan, tidak mengenakan, atau menanggalkan jilbab sesungguhnya merupakan pilihan, apapun alasannya. Yang paling bijak adalah menghargai dan menghormati pilihan setiap orang, tanpa perlu menghakimi sebagai benar atau salah terhadap setiap pilihan,” kilah perempuan pengagum Gus Dur.

Musdah juga mengemukakan kesimpulan dari Forum Pengkajian Islam UIN Sharif Hidayatullah tahun 1998: “Hukum Islam tidak menunjukkan batas aurat yang wajib ditutup, tetapi menyerahkan hal itu kepada masing-masing orang sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan.”

“Kalau begitu, jelas bahwa menggunakan jilbab tidak menjadi keharusan bagi perempuan Islam, tetapi bisa dianggap sebagai cerminan sikap kehati-hatian dalam melaksanakan tuntutan Islam. Kita perlu membangun sikap apresiasi terhadap perempuan yang atas kerelaannya sendiri memakai jilbab, sebalinya juga menghargai mereka yang dengan pilihan bebasnya melenas atau membuka kembali jilbabnya. Termasuk mengapresiasi mereka yang sama sekali tidak tertarik memakai jilbab.

....Inilah kampanye kemungkaran yang didengungkan Musdah Mulia di kampus-kampus yang harus dilawan....

Inilah kampanye kemungkaran yang didengungkan “Ratu Sepilis” Musdah Mulia (Sang Pembela hak-hak asasi kaum homo dan lesbian) di kampus-kampus yang harus dilawan. Dalam Islam, jilbab apapun yang menutup aurat perempuan, sesuai yang ditentukan syariat adalah kewajiban yang harus dipatuhi. Soal perempuan yang belum berjilbab, umat Islam tidak pernah mencela, apalagi menuduh sebagai wanita yang tidak baik.

Bagi Muslimah yang melepas jilbabnya, hendaknya didiagnosa problema psikologi perempuan yang bersangkutan, bukan mengambinghitamkan jilbab. Mereka yang melepas jilbabnya, bisa saja akibat frustasi dengan persoalan hidup yang dihadapi, atau takut sulit mendapat pekerjaan. Sebaiknya, Ratu Sepilis itu tidak bersu’udzan soal perempuan berjilbab, juga tak perlu menilai moralitas mereka.

Plintir Ayat

Menurut Ratu Sepilis (sekularisme, pluralisme dan libealisme) Musdah Mulia, ada banyak alasan mengapa perempuan berjilbab.

Sebagian beralasan memakai jilbab karena dipaksakan oleh aturan Perda tentang keharusan berjilbab. Sebagian lagi karena alasan psikologis, tidak merasa nyaman karena semua orang di lingkungannya memakai jilbab. Ada lagi karena alasan modis, agar tampak lebih cantik dan trendi, sebagai respon terhadap tantangan dunia model. “Ada juga berjilbab karena alasan politis, yaitu memenuhi tuntutan kelompok Islam tertentu yang cenderung mengedepankan simbol-simbol agama sebagai dagangan politik,” ungkap Musdah, yang anti syariat Islam ini enteng.

Jelas, Musdah berhasrat untuk membuat keraguan perempuan yang telah berjilbab dengan mengatakan, pandangan para ulama tidak tunggal tentang busana perempuan dalam Islam, tetapi sangat beragam. Ijtihad para ulama, katanya, bisa salah, bisa juga benar. “Perempuan boleh memilih pakaian yang disukainya, sesuai adab kesopanan yang umum berlaku dalam masyarakat. Rambut kepala bukanlah aurat, sehingga tidak perlu ditutupi,” ujarnya.

....Musdah dengan lugas menentang ayat-ayat Al Qur’an soal jilbab, terutama surah Al-Ahzab (32,33, 55) dan an-Nur (30,31,60)....

Musdah dengan lugas menentang ayat-ayat Al Qur’an soal jilbab, terutama surah Al-Ahzab (32,33, 55) dan an-Nur (30,31,60). Hadits riwayat Aisyah dan Abu Daud yang banyak dijadikan rujukan, dikatakan sebagai hadits ahad, bukan hadits mutawatir. Intinya, hadits ahad dianggap tidak kuat menjadi landasan hukum.

“Jika teks-teks tentang jilbab tersebut dibaca dalam konteks sekarang, terlihat bahwa perempuan tidak perlu lagi memakai jilbab hanya sekadar agar mereka dikenali, atau mereka dibedakan dari perempuan yang berstatus budak, atau agar mereka tidak diganggu laki-laki jahat. Di masa sekarang, tidak ada lagi perbudakan, dan busana bukan ukuran untuk menetapkan identitas seseorang,” tandasnya nyeleneh.

Lebih lanjut, Ratu Sepilis itu mengatakan, dewasa ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat perempuan terhormat dan disegani, misalnya dengan meningkatkan kualitas pendidikan, memberdayakan mereka dengan skill dan ketrampilan, memenuhi hak-hak asasi mereka, khususnya hak-hak reproduksi perempuan. Ajaran Islam menghendaki para perempuan tetap terjaga moralitasnya, meskipun tidak menggunakan simbol-simbol seperti jilbab dan lainnya,” ungkap Musdah ngawur.

Mengaku demokratis, tapi dengan sewotnya Musdah menuduh perempuan berjilbab sebagai pamer. “Perempuan beriman tentu secara sadar akan memilih busana sederhana dan tidak berlebih-lebihan sehingga menimbulkan perhatian publik, dan yang pasti juga tidak untuk pamer (riya).”

....Mengaku demokratis, tapi dengan sewotnya Musdah menuduh perempuan berjilbab sebagai pamer....

Asbab nuzul ayat-ayat tentang perintah jilbab disimpulkan Musdah, bahwa jilbab lebih bernuansa ketentuan budaya ketimbang ajaran agama. Sebab, jika jilbab memang diterapkan untuk perlindungan atau meningkatkan prestige kaum perempuan beriman, maka dengan demikian dapatlah dianggap bahwa jilbab merupakan sesuatu yang lebih bernuansa budaya daripada bersifat religi.

“Memakai jilbab bukanlah suatu kewajiban bagi perempuan Islam. Itu hanyalah ketentuan Al Qur’an bagi para istri dan anak-anak perempuan Nabi. Jika perlindungan itu tidak dibutuhkan lagi karena sistem keamanan yang sudah sedemikian maju dan terjamin, tentu perempuan dapat memilih secara cerdas dan bebas apakah ia masih mau mengenakan jilbab atau tidak.”

Saatnya menolak proyek kaum sepilis di kampus-kampus untuk mengagendakan mahasiswi menanggalkan jilbabnya. Berkampanye melepas jilbab di kampus-kampus adalah proyek baru pengusung sekularisme. Meningkatnya perempuan Muslimah berjilbab, tak membuat “Ratu Sepilis” Siti Musdah Mulia berbangga hati. Menurutnya, jilbab bukanlah kewajiban, melainkan pilihan. Jilbab pun dikambinghitamkan. [Desastian]

Readmore...

Minggu, 26 Desember 2010

Nasihat Baasyir untuk Aparat: Luruskan Kemungkaran Densus 88 yang Dimurkai Allah!

Kepada hamba-hamba Alloh:

1. Bapak Ketua Mahkamah Agung.
2. Bapak Jaksa Agung.
3. Bapak Kapolri.
4. Bapak Kadensus 88



Dengan izin Alloh SWT. melalui surat ini saya menyampaikan tadzkiroh (peringatan dan nasihat) kepada bapak-bapak demi keselamatan kita terutama di akherat kelak.

Tadzkiroh wajib saya sampaikan setelah saya melihat ada pelanggaran berat terhadap hukum Alloh dan sunnah rosul-Nya, yang sangat mengerikan yang dilakukan oleh Densus 88.

Pelanggaran hukum Alloh dan rosul-Nya yang sangat mengerikan ini ialah: menuduh ibadah i’dad (mempersiapkan kekuatan fisik dan mental serta menggunakan senjata untuk kepentingan bela Negara/Islam) yang diperintahkan oleh Alloh dan rosul-Nya yang diamalkan di Aceh dituduh melakukan perbuatan terror dan yang mengamalkan dituduh teroris.

I’dad adalah amal mempersiapkan kekuatan mental dan fisik semampunya untuk menggetarkan musuh Alloh dan musuh kaum muslimin agar tidak mengganggu Islam, karena karakter orang-orang kafir/musuh Alloh tidak ridho bila syariat Alloh dan sunnah rosul-Nya diamalkan oleh pribadi muslim maupun oleh masyarakat, dan memaksa agar muslimin mengikuti ideologi/agama mereka.

Alloh berfirman:

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sehingga engkau mengikuti millah/agama mereka…” (Al-Baqarah 120).

Disamping itu bila ada kemampuan, mereka terus-menerus memerangi kaum muslimin untuk dipaksa murtad. Hal ini diterangkan oleh Alloh SWT dalam firman-Nya:

“…Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu jika mereka sanggup…” (Al-Baqarah 217).

….Demi keselamatan di akhirat nanti, saya menasihatkan agar Bapak-bapak meluruskan amalan mungkar Densus 88 yang dimurkai Alloh ini. Bapak-bapak selaku pimpinan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti….

Karakter permusuhan orang-orang kafir terhadap kaum muslimin ini harus dihadapi dengan persiapan mental dan fisik agar mereka gentar, sehingga tidak berani mengganggu Islam dan kaum muslimin. Maka perintah i’dad mempersiapkan kekuatan mental dan fisik ini diterangkan oleh Alloh SWT. Untuk menggetarkan mereka, maka i’dad mempersiapkan kekuatan mental dan physic untuk bela Islam/Negara yang diridhoi oleh Alloh dengan cara berlatih adalah disyariatkan oleh Alloh SWT dan rosul-Nya.

Alloh memerintahkan i’dad ini dalam firman-Nya:

”Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya...” (Al-Anfal 60).

Yang dimaksud kekuatan dalam ayat tersebut diatas diterangkan Rosululloh SAW. ”Kecakapan menembak” jadi maksudnya kekuatan senjata, seperti diterangkan riwayat berikut:

Diriwayatkan dari Salabah bin Amir RA, beliau berkata: Saya telah mendengar Rosululloh SAW. Bersabda sedang baginda berada diatas mimbar: ”Persiapkan untuk menghadapi mereka kekuatan menurut kemampuanmu. Ketahuilah yang dimaksud kekuatan itu adalah melempar (menembak/memanah), ketahuilah yang dimaksud kekuatan itu adalah melempar, ketahuilah yang dimaksud kekuatan itu adalah melempar” (HR Muslim).

Dalam mengamalkan perintah Alloh SWT ini Rosululloh menggalakkan dan memuji orang yang berlatih senjata, sebagaimana beliau ketika melihat orang yang berlatih memanah, beliau bersabda:

”Lemparlah/panahlah wahai Bani Ismail karena sesungguhnya nenek moyangmu adalah pemanah-pemanah yang ulung” (HR. Bukhari).

Dan dalam rangka menekan pentingnya berlatih senjata baginda SAW Bersabda:

”Barang siapa yang berlatih senjata kemudian ia meninggalkannya, maka ia bukan dari golongan kami, atau dia telah berbuat maksiat” (HR Muslim dan Ibnu Majah).

Sabda Rosululloh tersebut diatas menunjukkan bahwa baginda memberi semangat kepada umat baginda untuk berlatih mental dan fisik. Ini menunjukkan bahwa berlatih kekuatan mental dan fisik disyariatkan.

….Latihan senjata di Aceh tujuannya adalah untuk mentaati perintah Alloh dan rosul-Nya. Karena itu, latihan tersebut adalah amal ibadah….

Latihan senjata di Aceh tujuannya adalah untuk mentaati perintah Alloh dan rosul-Nya dalam surat Al-Anfal 60, oleh karena itu latihan tersebut adalah amal ibadah, karena sifat orang beriman adalah taat mutlak terhadap perintah Alloh dan rosul-Nya, tidak membantah, dan mengamalkan menurut kemampuan.

Alloh SWT berfirman:

“Hanyalah ucapan orang-orang mukmin apabila mereka diajak kepada Alloh dan Rosul-Nya agar rosul memutuskan perkara diantara mereka, mereka berkata: Kami mendengar dan kami taat, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (An-Nur 51).

Maka saya dan Bapak-bapak kalau mengaku beriman, juga wajib mentaati perintah i’dad ini bila ada kemampuan, tidak boleh membantah. Perintah i’dad ini kekuatan hukumnya sama dengan perintah sholat, puasa, zakat, haji dll.

Maka jelaslah bahwa i’dad yang diamalkan di Aceh itu merupakan amal mulia yang insya Alloh diridhoi oleh Alloh SWT, maka kita hargai dan tidak direndahkan dengan dituduh teror. Tetapi ibadah i’dad di Aceh untuk mentaati perintah Alloh dan Rosul-Nya ini dicela dan dihina oleh Densus 88. Amalannya dituduh amalan teror, dan yang mengamalkan dituduh teroris, diserang dan pelakunya ditangkap secara sadis.

Maka jelas menghina ibadah i’dad yang diamalkan di Aceh itu berarti menghina Alloh, menghina perintah-Nya (Al-Anfal 60) menghina Rosul dan menghina sunnahnya tentang i’dad ini. Ini berarti Densus 88 menghina Alloh, syariat-Nya tentang i’dad dan menghina Rosululloh dan sunnah-Nya.

Secara tidak langsung Densus 88 menuduh Alloh SWT menciptakan syariat teror dan Rosululloh menggalakkan syariat teror. (Maha suci Alloh dan rosul-Nya dari tuduhan dan hinaan ini). Tindakan Densus 88 dalam hal ini sama dengan penghinaan orang kafir Amerika tehadap Alloh, syariat-Nya, rosul-Nya dan sunnahnya dengan berusaha membakar Al-Qur’an.

Maka jelas dengan sikap mungkar ini Densus 88 menjadi musuh Alloh, musuh rosul-Nya dan musuh kaum muslimin, sadar atau tidak sadar.

....Maka saya menasihatkan agar menghapus tuduhan teroris terhadap mereka yang mengamalkan ibadah i’dad ini dan memperlakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dalam Al-Qur’an dan sunnah….

Maka demi keselamatan di akhirat nanti, saya menasihatkan agar Bapak-bapak meluruskan amalan mungkar Densus 88 yang dimurkai Alloh ini. Bapak-bapak selaku pimpinan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Maka saya menasihatkan agar menghapus tuduhan teroris terhadap mereka yang mengamalkan ibadah i’dad ini dan memperlakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dalam Al-Qur’an dan sunnah.

Memang mereka dianggap melanggar larangan memiliki senjata tanpa izin. Tetapi peraturan ini bertentangan dengan syariat Alloh dan sunnah Nabi tentang i’dad. Maka peraturan ini batil harus dirubah. Yang dilarang seharusnya mereka yang memiliki dan berlatih senjata untuk kejahatan (perampokan dll), tetapi kalau untuk mentaati perintah Alloh dan rosul-Nya harus diberi kelonggaran meskipun dengan pengawasan, karena dalam Islam ada ketentuan manusia boleh membuat peraturan/undang-undang tetapi tidak boleh bertentangan dengan hukum Alloh dan rosul-Nya.

Tadzkiroh ini saya sampaikan semata-mata dengan niat:

1. Agar saya mempunyai alasan dihadapan Alloh untuk melepaskan tanggung jawab di akherat nanti, karena saya melihat penghinaan syariat i’dad oleh Densus 88, maka harus saya peringatkan dengan harapan mau bertobat dan bertaqwa.

Alloh berfirman:

“Dan ingatlah ketika suatu umat diantara mereka berkata: mengapa kamu menasehati kaum yang dibinasakan atau diazab oleh Alloh dengan azab yang sangat keras ? mereka menjawab: Agar kami mempunyai alasan(lepas tanggung jawab) kepada tuhanmu dan agar mereka bertaqwa” (Al-A’raf 164).

2. Bila tadzkiroh saya ini dilecehkan dan mereka terus menghina dan menghalangi pengamalan syariat i’dad sehingga Alloh murka dan menurunkan azab/bencana kepada mereka, semoga saya diselamatkan Alloh dari azab-Nya, karena saya sudah berusaha mengingatkan semampu saya.

Alloh berfirman: “Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik” (Al-A’raf 165).

Yaa Alloh... berilah petunjuk kepada pemimpin-pemimpin negara ini karena mereka tidak tahu,...Amin.

Yaa Alloh ...saksikan (Allohummasyhad) saya sudah memperingatkan menurut kemampuan saya. Amin.

Wassalam.

Jakarta, 24 Dzulqo’dah1431 H.
30 Nopember 2010 M.


Al-Fakir Ilalloh,
Dari hamba Alloh yang selalu mengharap ridho-Nya.

Abu Bakar Ba’asyir



Tembusan kepada hamba-hamba Alloh:

1. Bapak Menteri Agama.
2. Bapak Ketua Majelis Ulama Indonesia.
3. Bapak Ketua Mahkamah Konstitusi.
4. Bapak Ketua MPR.
5. Bapak Ketua DPR.
6. Bapak Ketua TPM (Tim Pengacara Muslim).

Readmore...

Pornografi Merusak Fungsi Otak dan Seksual. Inilah Cara Mencegahnya

JAKARTA (voa-islam.com) – Pornografi berbahaya karena merusak fungsi dan struktur otak dan menghambat hubungan seksual suami-istri. Orang yang sudah teradiksi pornografi akan mengalami kegagalan dalam beradaptasi sosial.

Hal itu dikatakan Kepala Pusat Intelegensia Kesehatan Depkes RI dr. Jofizal Jannis, Sp.S(K) dalam Workshop “Know Your Brain: Kerusakan Otak Akibat Pornografi” di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta (23/12/2010).

Menurut Jofizal, secara fungsional adiksi pornografi adalah sesuatu yang memacu daya tarik seksual seseorang. Disebut adiksi., bila terjadi perilaku berulang yang merusak sehingga menyebabkan seseorang tidak sanggup menghentikannya. Kegagalan dalam pembinaan remaja bisa menjadi kegagalan menyiapkan generasi mendatang.

Efek media (cyber generation) dari seseorang yang teradiksi pornografi akan berakibat Addict Generation. Ciri-ciri pada fisiknya akan tampak lelah, lesu, sulit konsentrasi, tidak melakukan percakapan yang lama, dan perhatian terpecah. Adapun dari sisi kultur bisa berakibat tercabutnya norma dan budaya lokal. Juga berdampak pada sosial kontrol, yakni hilangnya rasa hormat pada yang lebih tua, kesalahan mempersepsi, hilangnya kepatuhan terhadap aturan, dan tidak memiliki komitmen.

….Seseorang yang teradiksi pornografi akan tampak lelah, lesu, sulit konsentrasi, tidak melakukan percakapan yang lama, dan perhatian terpecah….

Dr. Jofizal mencatat, dampak sosial akibat otak yang teradiksi pornografi. Pertengahan September 2009 di Tangerang, seorang remaja laki-laki usia 15 tahun mencabuli remaja putri di empang tepi sawah. Di Bekasi, Maret 2009, Siswa kelas VI SD memperkosa adik kelasnya di toilet sekolah pada saat jam sekolah. Di Pekan Baru tahun 2005, siswa Sekolah Menengah memperkosa anak usia 7 tahun sebanyak tiga kali saat ditinggal orang tua.

Mengutip Journal of Adolescent Research, Januari 2008, juga mencatat, penelitian pada 813 pelajar dari 6 perguruan tinggi: 87% remaja pria dan 31% remaja wanita melihat pornografi. 48.4% remaja pria menonton paling tidak seminggu sekali, 20% menonton setiap hari atau tiap beberapa hari sekali

Komnas Anak (2009) memperoleh data tentang perilaku seksual remaja terhadap 4726 siswa SMP/SMA responden berusia 13 – 17 tahun di 12 Kota Besar. Hasilnya 97% pernah nonton film porno. Komnas juga mencatat, 1527 kekerasan seksual terhadap anak-anak: 103 kasus pelaku anak-anak remaja (6-12) tahun, 1167 kasus pidana dengan pelaku anak, 135 kasus perkosaan, dan 14 kasus pelecehan seksual.

Dalam pertemuan konselor Remaja yang dilakukan Yayasan Kita dan Buah Hati (tahun 2005), 1625 responden siswa kelas IV-VI SD di jabotabek didapatkan data 66% mengaku menyaksikan materi pornografi. Media untuk mengakses pornografi antara lain melalui: komik (24%), game (18%), situs porno (16%), film (14%). Selebihnya melalui VCD, DVD, ponsel, majalah, koran.

Pemicu seorang anak dan remaja terbius pornografi adalah karena faktor: iseng (27%), diajak teman (10%), untuk gaul (4%). Tempat biasa mereka nikmati, meliputi: rumah, kamar pribadi (36%), rumah teman (12%), warnet (10%), tempat sewa warnet (3%)

Rusaknya Moral Anak Bangsa Akibat Pornografi

Sementara itu dikatakan Pusat Pemeliharaan, Peningkatan dan Penanggulangan Intelegensia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Gunawan Bambang Dwiyanto dalam sebuah presentasinya yang berjudul “A Loss Generation: Akibat Pornografi dan Rusaknya Moral Anak Bangsa.”

Dalam penelitiannya, Gunawan mencatat, gangguan perilaku dengan eskalasi yang meningkat. Tahap I: malu-malu melihat tayangan dari dada turun sampai ke alat vital secara bertahap kemudian menikmati. Tahap II: frekuensi ejakulasi yang meningkat sampai dengan tiada hari tanpa ejakulasi. Tahap III: pemenuhan emosional akibat adiksi (melihat secara nyata hubungan seks yang dilakukan antar lawan jenis) atau frekuensi menonton pornografi. Tahap IV: pemenuhan fungsi fisik yang tidak dapat dikendalikan (criminalities sexual)

Keadaan otak siswa SMA yang terjangkit Pornografi (2010), Ketika ditanya, bagaimana perasaannya setelah menonton film porno/bokep? Jawaban kuesioner tentang pornografi beberapa siswa SMA dan SD di provinsi “X” (6 Agustus 2010): ada yang mengatakan: Merasa lebih senang, lega, pernah lihat di HP, asyik dilihat (senang), terutama dadanya dan rasanya menggairahkan badan. Pernah lihat di majalah dan internet, tetapi perasaan saya biasa saja dan sedikit menyesal. Pernah lihat di HP, perasaan saya biasa aja. Tidak tahu. Kebanyakan pecandu-pecandu pornografi memperlihatkan perilaku melecehkan dan perilaku agresi.

....Kebanyakan pecandu-pecandu pornografi memperlihatkan perilaku melecehkan dan perilaku agresi....

Ada penyebab pintu masuknya adiksi pornografi, yakni Bored or Burned-out (jenuh), lonely (kesepian), Angry or Afraid (marah), Stressed (stres), Tired (lelah). Akibat adiksi pornografi itu di antaranya: tidak bisa konsentrasi, tidak paham, tidak kreatif, mudah lupa, otak merasa “penuh”, sakit-sakitan karena menurunnya daya tahan tubuh, serta berpikiran negatif

Keberhasilan mencegah dan menanggulangi adiksi pornografi, lanjut Dr Gunawan, akan ditentukan oleh sejauh mana peran Pusat Informasi Layanan Pencegahan dan Penanggulangan Adiksi terhadap pornografi, tersosialisasinya kegiatan layanan pencegahan dan penanggulangan adiksi terhadap pornografi melalui peran media massa.

Kemudian, terselenggaranya layanan pencegahan dan penanggulangan adiksi terhadap pornografi lintas program dan sektoral secara komprehensif. Tersedianya anggaran untuk kegiatan penyuluhan, advokasi, edukasi dan rehabilitasi melalui peran serta masyarakat yang difasilitasi oleh media massa mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten sampai Provinsi.

Mencegah Pornografi

Untuk mencegah dan menanggulangi pornografi, penguatan keluarga sebagai unit terkecil masyarakat memegang peranan penting dalam menata tata nilai kehidupan. Karena itu, keluarga harus diperkuat dari sisi kualitas sumberdaya manusia maupun pembagian peran dan tata kelola rumah tangga.

Dikatakan Jofizal, seseorang yang teradiktif pornografi, bisa disembuhkan dengan mengikuti empat hal: Pertama, punya motivasi diri untuk membebaskan diri dari adiksi dan memiliki kemauan melakukan apa yang diperlukan untuk sembuh. Anda tidak dapat memaksa seseorang untuk sembuh jika dia tidak ingin. Kedua, menciptakan lingkungan aman. Ketiga, ber-afiliasi dengan support group. Keempat, individu harus memilih seorang konselor/terapis yang mempunyai pelatihan khusus dan sukses dalam menangani kasus adiksi seks.

....seseorang yang teradiktif pornografi, bisa disembuhkan dengan mengikuti empat hal....

Bisa dipastikan, pornografi dapat menyebabkan adiksi dan mempengaruhi struktur otak dan hubungan psikososial, sehingga mempengaruhi intelegensia seseorang. Sesuai dengan fungsi otak, maka secara langsung dan tidak langsung terjadi kemunduran inteligensia. Untuk mengatasi adiktif pornografi adalah dengan pengendalian spiritual, yang meliputi: kontrol diri, membimbing kebutuhan, pendampingan dari orangtua, pengalihannya dengan Olahraga. “Mencegah itu lebih penting daripada mengobati. Karena itu peran pemerintah, masyarakat, orangtua, sekolah sangat dibutuhkan,” ungkap Jofizal. [taz/Desastian]

Readmore...

Makna Batil Menyebut Jihad Melawan Orang Kafir Sebagai Jihad Kecil

Oleh: Badrul Tamam

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menjadikan jihad sebagai puncak amal dalam Islam. Shalawat dan salam semoga terlimpah panglima Mujahidin, Nabi kita Muhammad besera keluarga dan para sahabatnya.

Sesungguhnya pada jihad terdapat masa depan umat Islam. Tanpanya, kaum muslimin terhinakan. Musuh-musuh Islam menyadari hal ini, karenanya mereka senantiasa berusaha mematikan semangat jihad dengan berbagai cara.

Melakukan intimidasi terhadap mujahidin merupakan satu cara yang dilakukan musuh Islam untuk melemahkan semangat jihad umat. Penangkapan, memenjarakan, menghukum mati, dan menembak di tempat digunakan untuk menakut-nakuti para mujahidin melanjutkan perjalannya. Namun bagi mujahidin yang sudah menjual jiwa dan raganya kepada Allah dengan surga, semakin besar ujian di jalan Allah, maka semakin nampak kebenaran jalan yang ditempuh dan semakin dekat pertolongan Allah turun.

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)

Dan ketika pertolongan Allah datang kemenangan umat Islam pasti terealisasikan.

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” (QS. Ali Imran: 160)

Benarkah Jihad Qital (Perang) Adalah Jihad Asghar (Kecil)

Cara lain yang ditempuh musuh-musuh Islam dari kaum kafirin dan munafikin untuk melemahkan semangat jihad adalah dengan menghembuskan syubhat adanya amal lain dalam Islam yang lebih agung dari jihad. Tujuannya, agar umat berpaling dari jihad dan meninggalkannya karena ada yang lebih besar pahala dan keutamaannya.

Jihad qital (berperang) melawan orang kafir dan munafik dikategorikan sebagai jihad kecil. Ada jihad yang lebih besar yang harus mendapat perhatian, yaitu jihad Akbar. Dan maksud dari jihad akbar adalah jihad melawan hawa nafsu.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah dalam Majmu’ Fatawanya (Juz 11) mengingkari penamaan jihad qital (berperang) melawan orang kafir sebagai jihad kecil. Manurut beliau, jihad melawan orang kafir merupakan salah satu amal yang paling agung dalam Islam. Bahkan, jihad merupakan amal tathawu’ yang paling utama. Beliau melandaskannya pada beberapa dalil dari Al-Qur’an dan hadits tentang keutamaan jihad:

Firman Allah Ta’ala,

لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya satu derajat di atas orang-orang yang duduk. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (QS. Al-Nisa’: 95)

أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang dzalim.” (QS. Al-Taubah: 19)

الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Taubah: 20-22)

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dan lainnya, dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu 'anhu, ia berkata: “Aku pernah berada di sisi mimbar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ada seorang laki-laki berkata, ‘Aku tidak peduli, aku tidak akan melakukan pekerjaan apapun sesudah (masuk) Islam kecuali memberi minum pada orang haji’. Lalu di jawab oleh yang lain, ‘Kalau aku tak peduli, aku tidak mengamalkan amalan apapaun setelah (masuk) Islam kecuali memakmurkan Masjidil Haram’. Lalu berkatalah Ali bin Abi Thalib, ‘Berjihad di jalan Allah lebih utama dari semua amal yang kalian katakan itu’,

Kemudian Umar bin Khattab melarang mereka, “Janganlah kalian berbicara keras di sisi mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tetapi jika sudah selesai shalat (Jum’at) saya akan menanyakannya. Maka bertanyalah Umar kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Allah Ta’ala menurunkan ayat ini –QS. Al-Taubah: 19-.”

Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, amal apakah yang paling utama di sisi Allah 'Azza wa Jalla?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya, “Lalu apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya, “Lalu apa?” Beliau menjawab, “Berjhad di jalan Allah.” Dia berkata,”Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan semua itu kepadaku, dan kalau aku bertanya lagi pasti beliau menambahnya untukku.”

Masih dalam Shahihain, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang amal yang paling utama? Beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya.” Beliau ditanya lagi, “Lalu apa?” beliau menjawab, “Haji mabrur.”

Diriwayatkan dalam Shahihain bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, “Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku amal yang menyamai jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab, “Engkau tak akan bisa melaksanakannya atau engkau tak akan kuat.” Dia berkata lagi, “Beritahukan aku tentangnya?” Beliau menjawab, “Apakah engkau mampu, jika seorang mujahid keluar berjihad, engkau berpuasa dan tidak berbuka, shalat dan tidak berhenti?”

Dan dalam Kutub Sunan, dari Mu’adz radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernahberkata kepadanya, “Maukah aku tunjukkan kepadamu akan pokok urusan, tiang dan puncaknya? Pokok urusan adalah Islam, tiangnya adalah jihad, sedangkan puncaknya adalah jihad fi sabilillah.”

Dalil-dalil tentang keutamaan jihad di atas disebutkan oleh Ibnu Taimiyah sesudah beliau mengomentari hadits yang menerangkan bahwa jihad terhadap orang kafir adalah jihad asghar (kecil). Beliau berkata, “Adapun hadits yang diriwayatkan oleh sebagian mereka bahwa beliau shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda pada waktu Perak Tabuk,

رَجَعْنَا مِنْ الْجِهَادِ الْأَصْغَرِ إلَى الْجِهَادِ الْأَكْبَرِ

“Kita pulang dari jihad kecil menuju jihad besar,” tidak ada dasarnya dan tidak seorang pun ahli ma’rifat yang meriwayatkannya sebagai perkataan dan perbuatan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Bagaimanapun, jihad melawan kaum kafir adalah termasuk amalan terbesar dan paling utama.” (Majmu’ Al-Fatawa 11/197, dan Al-Furqan Baina Awliya` Ar-Rahman wa Awliya` Asy-Syaithan: 46).

Pernyataan beliau ini, oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah Shahihah, seolah-olah menunjukkan bahwa beliau rahimahullaah mengingkari penamaan jihad (berperang melawan orang kafir) sebagai jihad asghar (jihad kecil).

Makna Batil Jihad kecil

Nampak dari lafadz hadits dhaif di atas bahwa yang dimaksud dari jihad kecil adalah jihad qital (perang) melawan orang-orang kafir pada perang Tabuk. Makna ini tertolak karena meremehkan kedudukan jihad fi sabilillah, merendahkan kemuliaannya dalam Islam dan perannya untuk membela eksistensi dan kemuliaan umat Islam ketika mendapat serangan musuh dan kezaliman penguasa tiran lagi sombong.

Nash-nash Al-Qur’an dan sunnah syarifah banyak menyebutkan tentang keutamaan jihad dan kedudukannya yang sangat mulia dalam Islam. Di antara dalil sudah disebutkan oleh Ibnu Taimiyah dalam nukilan di atas. Karenanya tidak layak amal jihad yang sangat dimuliakan Islam disebut sebagai jihad kecil.

Kedudukan Hadits Jihad Besar dan Jihad Kecil

Kaum yang menomorduakan jihad qital berargumen dengan hadits yang sangat masyhur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sewaktu pulang dari perang Tabuk,

رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ الْأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الْأَكْبَرِ . قَالُوْا وَمَا الْجِهَادُ الْأَكْبَرُ ؟ قَالَ جِهَادُ الْقَلْبِ

“Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar.” Mereka berkata, “Apakah jihad yang lebih besar itu?” Beliau menjawab, “Jihad hati.” (HR. Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd (384) dan Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad (Bab Al-Wawi/Dzikr Al-Asma` Al-Mufradah) dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhuma. Al-Mizzi dalam Tahdzib Al-Kamal (biografi Ibrahim bin Abi Ablah Al-Adawi/210) dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (biografi Ibrahim bin Abi Ablah); dari Ibrahim bin Abi Ablah.

Imam As-Suyuthi mengatakan, “Diriwayatkan Ad-Dailami, Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd, dan Al-Khathib.”[Jami’ Al-Ahadits (15164)]

Dalam riwayat Al-Khathib disebutkan, bahwa ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabat baru saja dari suatu peperangan, beliau bersabda kepada mereka,

قَدِمْتُمْ خَيْرَ مَقْدَمٍ مِنَ الْجِهَادِ الْأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الْأَكْبَرِ . قَالُوْا : وَمَا الْجِهَادُ الْأَكْبَرُ ؟ قَالَ : مُجَاهَدَةُ الْعَبْدِ هَوَاهُ

“Kalian telah kembali ke tempat kedatangan terbaik, dari jihad yang lebih kecil menuju jihad yang lebih besar.” Para sahabat berkata, “Apakah jihad yang lebih besar itu? Nabi bersabda, “Jihad seorang hamba melawan hawa nafsunya.”

Derajat Hadits tersebut adalah Dha’if.

Al-Baihaqi berkata, “Hadits ini sanadnya lemah.”

As-Suyuthi menukil dari Ibnu Hajar, “Hadits ini sangat terkenal dan sering diucapkan. Ia adalah perkataan Ibrahim bin Abi Ablah dalam Al-Kunanya An-Nasa`i.”[Ad-Durar Al-Muntatsarah fi Al-Ahadits Al-Musytaharah (1/11)]

Al-Iraqi mendha’ifkan hadits ini dalam Takhrij Ahadits Al-Ihya` (2567).

Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak ada dasarnya dan tidak seorang pun ahli makrifat yang meriwayatkannya sebagai perkataan dan perbuatan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Bagaimanapun, jihad melawan kaum kafir adalah termasuk amalan yang terbesar dan paling utama.”[ Majmu’ Al-Fatawa: 11/197, dan Al-Furqan Baina Awliya` Ar-Rahman wa Awliya` Asy-Syaithan: 46]

Dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah (2460), Syaikh Al-Albani berkata, “Hadits mungkar.” Dan dalam Dha’if Al-Jami’ Ash-Shaghir (8510), Al-Albani mendha’ifkannya. (Takhrij hadits dinukil dari tulisan Ust. Abduh Zulfidar Akaha dalam http://abduhzulfidar.blogspot.com)

Readmore...

Kamis, 16 Desember 2010

Judul Buku: Visi Politik Gerakan Jihad (Seri Perjalanan Gerakan Jihad)

Penulis: Hazim Al-Madani & Abu Mush’ab As-Suri

Terbitan: Jazera (memang untuk Anda)

                                                             Harga Buku: Rp. 35.000,--



“ Kita Asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa jiwa ikhlas, dan berhasil menghidupkan kecintaan mati syahid. Tapi kita lalai memikirkan kekuasaan (politik), sebab kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Hasilnya, kita sukses mengubah arah angin kemenangan dengan pengorbanan yang mahal, hingga menjelang babak akhir saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan “ rahmat “ untuk menjinakan kita “.PESAN SEGERA DI AKSARA MEDIA (081553866666)

Readmore...

Yesus Lahir 17 Juni. Jika Kisah Bintang Betleham dalam Bibel Benar

LOS ANGELES (voa-islam.com) – Jika legenda tiga orang majus dan bintang Betlehem dalam kisah kelahiran Yesus yang diceritakan dalam Alkitab itu benar, bisa diprediksikan bahwa Yesus tidak lahir tanggal 25 Desember, melainkan 17 Juni.

Legenda mengenai bintang yang muncul di langit tepatnya di kota Betlehem yang memimpin tiga orang majus ke palungan, tempat di mana bayi Yesus terbaring telah diperdebatkan selama beberapa waktu, demikian dirilis Telegraph, Senin (13/2).

Pertanyaannya apakah bintang terang tersebut benar-benar nyata? Penjelasan yang mungkin adalah bintang tersebut merupakan konjungsi antara planet Jupiter dan Venus yang tampak seperti bintang terang. Bintang tersebut muncul sekitar abad kedua Sebelum Masehi.

....dapat diprediksikan tanggal yang tepat bagi hari Kelahiran Kristus yaitu jatuh pada 17 Juni, abad kedua Sebelum Masehi....

Jika hipotesis tersebut benar, maka dapat diprediksikan tanggal yang tepat bagi hari Kelahiran Kristus yaitu jatuh pada 17 Juni, abad kedua Sebelum Masehi.

Umat Kristen yang merayakan Natal, tak pernah luput membaca kisah kelahiran Yesus dalam Matius 2:1-12. Dalam perikop “Orang Majus Dari Timur” ini dikisahkan bahwa pada waktu kelahiran Yesus Kristus di kota kecil Betlehem, dikatakan dari sebelah timur datanglah beberapa orang Majus untuk mencari Bayi Yesus yang baru lahir. [taz/lip6]

Readmore...

 Densus 88 Maling Uang dan Ponsel dari Lemari Istri Abu Tholut

JAKARTA (voa-islam.com) – Aktivitas ‘sampingan’ Densus 88 Antiteror ini sungguh tidak terpuji. Alih-alih menggerebek teroris, pasukan bersimbol burung hantu itu juga merampok uang dan ponsel di rumah korban.

Keluarga Abu Tholut menuding Densus 88 merampok uang milik istri Abu Tholut, saat penangkapan pada Jumat (10/12/2010) lalu, sekira pukul 08.30 WIB. Uang tersebut diketahui berjumlah Rp5 juta.

“Densus juga mengambil Ponsel istrinya dan uang Rp 5 juta. Tapi tidak ada dalam televisi barang bukti itu saat dirilis. Sangat disayangkan tindakan Densus yang mengambil uang Rp 5 juta dari rumah,” ujar adik bungsu Abu Tholut, Asma Kusniati di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (15/12/2010).

Dia mengungkapkan, uang tersebut diambil langsung dari lemari istri Abu Tholut saat personel Densus 88 melakukan penggerebekan.

“Padahal uang itu tidak ada kaitannya. Itu uang hasil penjualan sapi,” sambungnya.

Terkait uang dan ponsel yang dicuri Densus itu, Kusniati telah melaporkan ke polisi, tapi tidak ditanggapi. “Sudah lapor ke Polsek tapi ditolak. Nanti kata polisi kalau diterima bakal tambah berat hukumannya,” tutur wanita berkacamata itu.

....Densus mengambil Ponsel dan uang Rp 5 juta milik istri Abu Tholut. Padahal uang itu tidak ada kaitannya. Itu uang hasil penjualan sapi....

Kusniati bersama pengacara Abu Tholut, Yuswaqir datang ke Mabes Polri untuk meminta kejelasan sekaligus ingin mengetahui kondisi Abu Tholut.

Pengacara Abu Tholut kecewa tidak bisa bertemu dengan kliennya, lantaran prosedur UU Terorisme yang mengatur seorang tahanan bisa dijenguk setelah masa penahanan tujuh hari.

“Kedatangan kita ke sini tadi sudah ke Mako Brimob. Keinginan keluarga untuk melihat abangnya sehat jasmani dan rohani. Kita minta izin sebagai kuasanya mau tahu keadaan Abu Tholut,” ujar Yuswaqir.

Dia menjelaskan, kewenangan yang bisa memberi izin adalah Kadensus 88 sebagaimana mengacu pada UU Terorisme.

“Katanya di sana belum tujuh hari itu UU Terorisme. Tapi di KUHAP-nya mereka sudah ditahan. Sudah ditahan kan berarti tersangka, berarti wajib itu didampingi pengacara itu menurut KUHAP, bukan menurut kita sebagai lawyer. Karena acuannya semuanya sekarang belum ada Undang-undang khusus yang mengatur masalah prosedur penangkapan, baik itu yang khusus maupun yang umum. Tapi tetap harus mengacu pada KUHAP,” paparnya.

“Undang-undang terorisme itu 7x24 jam, tapi kan ini sudah ditahan harus didampingi untuk penyidikan. Itu bunyi KUHAP Pasal 8 Ayat 3,” sesalnya [silum/okz]

Readmore...

WikiLeaks: SBY Didukung Australia di Pilpres Karena Berprestasi dalam Antiterorisme

VOA-ISLAM.COM – Dukungan Australia kepada SBY di Pilpres 2009 diungkap Wikeleaks. SBY didukung karena dinilai sukses dalam kerjasama antiterorisme.

Australia puas dengan situasi di Indonesia, yang dianggap mitra paling penting di kawasan. Selain itu, pemerintah Negeri Kanguru itu juga berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menang lagi pada pemilu 2009.

Demikian penggalan memo diplomatik Amerika Serikat (AS), yang diklaim sebagai bocoran dari WikiLeaks kepada media massa di Australia. Berita memo itu dimuat oleh harian Sydney Morning Herald, Rabu 15 Desember 2010.

Memo diplomatik AS itu melaporkan penilaian para pejabat Australia atas sejumlah negara tetangga mereka, termasuk Indonesia. Ini berdasarkan komunikasi antara pejabat AS dan Australia di Canberra pada Oktober 2008.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Australia untuk Urusan Asia Tenggara, Peter Woolcott, menggambarkan situasi politik di sejumlah negara tetangga pada saat itu sedang “kacau” (messy). Negara-negara yang dimaksud adalah Filipina, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Burma (Myanmar).

....Yudhoyono telah memberikan kerjasama kelas satu dalam anti terorisme, kata Woolcott....

Namun, penilaian sebaliknya dilontarkan Wollcott atas Indonesia. “Situasi di Indonesia - yang merupakan mitra paling penting Australia di kawasan - berlangsung ‘sebaik yang bisa didapatkan,’” kata Woolcott dalam memo yang dikutip Sydney Morning Herald.

“Yudhoyono yang diharapkan Australia terpilih kembali, telah memberikan kerjasama kelas satu dalam anti terorisme,” lanjut Woolcott.

Dalam bocoran memo lain yang dimuat WikiLeaks, pejabat China pun memberi penilaian positif atas Yudhoyono. “China merasa senang atas kemajuan yang dibuat Presiden Yudhoyono sejak memerintah pada 2004,” demikian penggalan memo yang mengutip percakapan pejabat China dengan mitranya dari AS.

Sebaliknya, Beijing, dalam memo itu, merasa “tidak terkesan” terhadap sejumlah presiden yang memimpin Indonesia setelah krisis keuangan Asia di akhir dekade 1990-an. Namun, tidak disebut siapa saja yang dimaksud. [taz/viva]

Readmore...

Rabu, 15 Desember 2010

Deklarasi Front Pemuda Muslim Maluku: Siap Hadang RMS

JAKARTA (voa-islam.com) - Front Pemuda Muslim Maluku (FPM) dideklarasikan untuk menghapus stigma Maluku yang identik dengan Kristen. Mereka siap berhadapan dengan perusuh RMS.

Stigma yang melekat pada masyarakat Maluku iadalah dentik dengan Kristen. Ternyata, anggapan demikian tidak benar. Bicara kuantitas, Islam adalah agama yang banyak dipeluk masyarakat Maluku. Sekitar 63 persen dari total masyarakat Maluku yang ada di Indonesia. Hanya saja, masyarakat Muslim baru menang secara kuantitas, kalah dalam hal kualitas, ketimbang saudara-saudara non-Muslim Maluku.

Lemahnya SDM masyarakat Muslim Maluku itulah yang melatarbelakangi dideklarasikannya Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM) di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (14/12/2010). Sekitar 3000 masyarakat Muslim se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) hadir dalam deklarasi tersebut. Turut hadir, tokoh ulama, tokoh adat, Gubernur, Bupati se-Maluku dan sejumlah pimpinan organisasi pemuda dan kemasyarakatan.

Nuansa Islam nampak mewarnai prosesi penyambutan Ketua Umum FPMM itu. Iringan hadrah (sejenis rebana) disertai shalawat, dan tarian laki-laki berpeci putih kian menambah marak suasana.

Dalam sambutannya, Ketua FPMM Umar ”Key” Ohoitenan menegaskan, bahwa organisasi ini bukan organisasi preman. Tapi merupakan wadah masyarakat maluku untuk membangun pribadi yang berakhlakul karimah, bertanggungjawab, dan menjaga keutuhan bangsa. ”Dibutuhkan kesadaran untuk menatap masa depan menjadi lebih baik. Karenanya, diperlukan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak, tanpa membedakan suku, agama dan golongan tertentu.”

Mengutip Presiden Soekarno, bahwa Maluku menjadi penting sebagai bagian dari terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). ”Hal itulah yang mendorong kami untuk berkomitmen memajukan daerah, dan bangsa ini umumnya. Kami mengakui, arus globalisasi tak bisa dihindari. Kami menyadari betul, dalam hidup bermasyarakat, tidak terlepas dari masalah. Karifan lokal, seperti semangat kekeluargaan dan budaya gotong-royong inilah yang mendorong kami untuk menyelesaikan setiap persoalan.

....FPMM merupakan wadah konsolidasi dan pemersatu bagi pemuda-pemuda Muslim jazirah Maluku, dari Halmera hingga Tenggara Jauh.....

Hilangkan Stigmatisasi

Sementara itu Sekretaris FPMM Fitrijansyah Toi Sutta kepada Voa-Islam disela-sela acara mengatakan, FPMM merupakan wadah konsolidasi dan pemersatu bagi pemuda-pemuda Muslim jazirah Maluku, dari Halmera hingga Tenggara Jauh. Jika dikalkulasi, jumlah Muslim Maluku di wilayah Dejabotabek secara keseluruhan, bisa mencapai 30.000 jiwa. Di Depok, misalnya, FPMM mencatat ada sekitar lebih dari 2.000 Muslim Maluku.

FPMM sendiri telah memosisikan dirinya sebagai ormas Islam yang independen, mengingat ideologi organisasi yang diusungnya berasaskan Islam, meski belum sampai menuju perberlakuan Syariat Islam. Syarat untuk bisa bergabung dalam organisasi ini pun harus yang beragama Islam.

Diakuinya, stigmatisasi ”Kristen” telah melekat pada masyarakat Maluku, sehingga mendorong Pemuda Muslim membentuk FPMM, agar punya warna tersendiri, tanpa ada maksud untuk memisahkan diri dari saudara-saudara Maluku yang Kristen. ”Kami berusaha agar kita lebih masyarakat Muslim Maluku lebih dikenal. Jika sudah dikenal, pada akhirnya stigmatisasi masyarakat Indonesia itu bisa luntur,” kata Sekretaris FPMM itu.

Menurut Fitriansyah, mulanya kami hanyalah sebuah kerumunan yang hidup berkelompok-kelompok, tanpa arah dan tujuan. Melalui wadah ini, kami disatukan dan punya misi untuk mengivestasikan SDM pemuda-pemuda Muslim Maluku menjadi sumber daya yang potensial, bertanggungjawab, profesional, dan bisa berkompetisi dengan pemuda-pemuda Muslim lain yang ada di Indonesia pada umumnya.

Sebelum FPMM berdiri, sebetulnya sudah ada organisasi masyarakat Maluku, diantaranya Pemuda Maluku Indonesia Bersatu (PMIB). Namun, FPMM ini, lanjut Fitriansyah, sebenarnya adalah metamorfosis dari PMIB. Kebetulan anggotanya mengkonsolidasikan diri ke FPMM. ”Kami berupaya untuk bisa mewadahi semuanya. Jika, ada pertikaian kecil, kami akan menjadi mediator untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di tengah masyarakat,” ujarnya.

Ketika disinggung soal premanisme, Fitriansyah menolak jika anggota FPMM sebagai preman. ”Jangan sebut saudara-saudara saya preman. FPMM lahir dari semua kalangan, mulai dari akademisi, intelektual, ulama, tokoh masyarakat, hingga pemerintahan. Itulah sebabnya kami berkumpul untuk menghilangkan stigma itu yang melekat pada masyarakat Maluku. Kami tegaskan, tidak ada premanisme di organisasi ini. Di sini adalah saudara-saudara Muslim yang sedang mengkonsolidasikan diri untuk selalu memperbaiki diri dan berakhlakhluk karimah,” kilah laki-laki berkulit coklat ini.

....Siapapun yang coba-coba merongrong dan memecah-belah NKRI, kami akan berada di barisan terdepan. Bahkan kami siap berhadapan dengan Republik Maluku Selatan (RMS)....

FPMM bertekad akan membangun SDM yang intelektual, profesional dan berakhlakul karimah. ”Di organisasi, ada bidang kerohanian dan majelis zikir yang mengarahkan pemuda agar tidak salah jalan. Itu saja dulu. Ke depan, FPMM berharap pemuda Muslim Maluku bisa berkompetisi di segala bidang. Insya Alloh, kami akan menjawab tantangan zaman dengan profesionalitas dan kemampuan yang dimiliki, tanpa merasa didiskriminasi. Karena organisasi ini bersifat independen, maka semua anggota FPMM harus melepas baju politiknya. Di sini akan terlihat cair, dan tidak ada intervensi dari siapapun.”

Dari namanya yang menggunakan kata Front, maka FPMM berkomitmen untuk selalu menjaga keutuhan NKRI. “Siapapun yang coba-coba merongrong dan memecah-belah NKRI, kami akan berada di barisan terdepan. Bahkan kami siap berhadapan dengan Republik Maluku Selatan (RMS),” jelas Fitriansyah bersemangat. [Desastian]

Readmore...

YouTube Nyatakan Perang Terhadap Terorisme

Voa-islam.com - Setelah bertahun-tahun dikritik atas kebijakan pada konten yang diduga radikal, YouTube akhirnya meluncurkan sebuah fungsi yang memungkinkan pengguna untuk menandai video tidak baik (tidak sesuai) yang "mempromosikan terorisme".

Sampai saat ini, YouTube telah menolak seruan pihak yang pro-sensor untuk membuang video yang diposting di situs tersebut, yang dianggap sebagai mempromosikan terorisme.

Tapi akhir pekan ini, situs terbesar video sharing di dunia itu mengubah taktik. Mulai sekarang, pengguna YouTube dapat menandai tidak baik (tidak sesuai), pada konten video yang di mata mereka, dianggap sebagai propaganda teroris.

Video pro-teror telah tergabung dalam daftar kriteria konten yang tidak sesuai, termasuk ketelanjangan, aktivitas seksual, membahayakan atau tindakan berbahaya kepada pihak ketiga, dan kebencian atau kekerasan terhadap "kelompok yang dilindungi" (etnis, jenis kelamin, penderita cacat, orientasi seksual menyimpang, dll).

..Mulai sekarang, pengguna YouTube dapat menandai tidak baik (tidak sesuai), pada konten video yang di mata mereka, dianggap sebagai propaganda teroris..

Sebelum melakukan langkah tersebut, Google (perusahaan induk YouTube) menjadi sasaran ketidaksetujuan yang terus meningkat dari banyak pihak, terutama di AS, yang mengatakan YouTube telah menjadi corong bagi ulama radikal.

Pada awal November, YouTube menghapus ratusan video Ulama Amerikaa Serikat kelahiran Yaman, Syeikh Anwar Al-Awlaki.

Antara lain, anggota Kongres AS Anthony Weiner menulis kepada YouTube, menuntut video yang memiliki konten "penuh kebencian", yang menimbulkan "secara nyata dan menghadirkan bahaya bagi warga Amerika", untuk dihapus.

Menurut pemerintah Inggris, video yang dimaksud adalah cuplikan khotbah online Awlaki, yang menginspirasi Mahasiswi berusia 21 tahun, Roshonara Choudary, untuk menusuk Anggota Parlemen Stephen Timms - yang memilih mendukung perang Irak pada tahun 2003 - awal tahun ini.

..keputusan YouTube disambut baik oleh sejumlah politisi Amerika..

Kebebasan berbicara

Tidak mengherankan kemudian bahwa keputusan YouTube disambut baik oleh sejumlah politisi Amerika.

Senator Independent Joe Lieberman menyebutnya sebagai "langkah pertama yang baik" tetapi menambahkan bahwa ia akan lebih memilih untuk melihat YouTube melakukan sensor itu sendiri daripada menyerahkannya pada pengguna web.

YouTube telah tegas mengesampingkan opsi dari Liberman tersebut. Youtube yang untuk waktu lama menolak untuk menyensor konten, atas nama kebebasan berbicara, mengatakan bahwa penyensoran video sebelum diterbitkan - setiap menit konten-konten tersebut di upload di Youtube selama 24 jam - bukan merupakan pilihan yang tepat. (F24)

Readmore...

Geng Motor Baru Bernama 'Tentara Islam' di Australia

BRISBANE - Sebuah geng motor baru bernama Tentara Islam (Soldiers of Islam), yang anggotanya termasuk mantan tentara Irak, telah ditemukan beroperasi di Australia, lapor The Courier-Mail hari Senin.

Dalam perkembangannya, polisi Australia baru-baru ini menemukan foto pemimpin Al Qoidah Usamah bin Ladin di salah satu rumah anggota geng motor tersebut.

Foto bin Ladin tersebut ditemukan saat investigasi kriminal di sebuah properti di Queensland Gold Coast, sekitar 50 kilometer di selatan Brisbane.

Geng Soldiers of Islam atau juga dikenal sebagai Son of Islam ini diyakini polisi Australia sebagai cabang dari geng penjahat pengendara motor Bandidos.

Malah, sebuah sumber mengatakan geng motor ini terdiri dari laki-laki muda Muslim yang mentato tubuhnya dengan tulisan "SOI".

Walaupun anggota geng motor ini hanya kecil namun sudah meningkatkan perhatian dari polisi yang mulai menyelidiki hubungan geng ini dengan kejahatan yang melibatkan obat-obatan, senjata dan kekerasan.

The Courier-Mail menuliskan bahwa selain dari ditemukannya foto bin Ladin, polisi tidak menemukan material yang berkaitan dengan terorisme di rumah seorang anggota geng motor Soldiers of Islam tersebut.

Masih tidak jelas apa maksud geng motor ini menggunakan nama Soldiers of Islam atau Son of Islam ini. [muslimdaily.net/fox]

Readmore...

JAT: Ustadz Abu Bakar Baasyir Korban Kriminalisasi Ulama dan Rekayasa Terorisme

PERNYATAAN PERS
Perihal Serah Terima Berkas Ustadz Abu Bakar Ba’asyir
Dari Kepolisian ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan
Setelah diterimanya berkas Ustadz Abu Bakar Baasyir dari Kepolisian kepada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pada hari Senin, 13 Desember 2010 kemarin di mana beliau diancam lima pasal berlapis terkait Undang-Undang (UU) Terorisme Nomor 15 tahun 2003 (www.hidayatullah.com). Dan direncanakannya persidangan atas diri beliau pada bulan Januari 2011 mendatang, maka kami sebagai pengurus pusat Jama’ah Ansharut Tauhid menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Bahwa sejak awal kami memandang penangkapan terhadap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir adalah fitnah rekayasa terorisme dan kriminalisasi ulama atau tokoh kaum muslimin yang lurus dan tegas dalam memegang prinsip-prinsip ajaran Islam. Apalagi sebagaimana kami, tidak sedikit pihak yang juga meyakini bahwa penangkapan beliau sarat dengan pesanan ataupun tekanan pihak asing yang sangat membenci Islam dan kaum Muslimin.

2. Perkembangan waktu demi waktu memperlihatkan tersebarnya fitnah menjadi semakin tersiar luas melalui perantaraan media tertentu yang seakan-akan menjadi corong aparat keamanan secara sepihak, dalam hal ini pembentukan opini publik yang dibangun pihak kepolisian dalam menyudutkan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir secara khusus dan membusukkan institusi Jama’ah Ansharut Tauhid secara umum.

....penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir adalah fitnah rekayasa terorisme dan kriminalisasi ulama atau tokoh kaum muslimin yang lurus dan tegas dalam memegang prinsip-prinsip ajaran Islam....

3. Kami berpendapat bahwa hal semacam di atas adalah tindakan trial by the press, pengadilan lewat media yang seringkali menjadikan sebuah kasus hukum menjadi bias dan tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya dan cenderung hanya menguntungkan pihak-pihak yang ‘ngotot’ untuk memenangkan perkara tersebut secara curang. Bahkan pihak media tersebut tidak pernah mengonfirmasikan apapun menyangkut pemberitaan terhadap Jama’ah Ansharut Tauhid sehingga menurut kami, pihak media semacam ini telah melakukan pelanggaran terhadap etika jurnalistik dan memainkan peran untuk melakukan teror yang nyata dalam masyarakat terhadap kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat, seperti JAT dan ormas keislaman lainnya, yang secara subjektif kelompok-kelompok tersebut tidak mereka sukai.

4. Dalam kesempatan ini, kami mengingatkan kaum muslimin bahwa hal buruk apa yang saat ini dipaksakan secara zalim terhadap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan Jama’ah Ansharut Tauhid serta penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan para aktivis Islam lainnya, itu semua adalah upaya pembungkaman terhadap Dakwah Tauhid yang menjadi esensi pokok dalam ajaran Islam. Jika kalian diam atau malah mendukung rekayasa keji dan jahat ini maka kedudukan kalian sama dengan mereka yang berbuat zalim itu dan tunggullah nasib yang sama bahkan lebih buruk akan menimpa kalian, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:

“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu [ yakni persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin ], niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar” (Qs. Al-Anfal 73).

Dan firman-Nya juga: “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya…” (Qs. Al-Anfal 25).

....penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan para aktivis Islam adalah upaya pembungkaman terhadap Dakwah Tauhid. Jika kalian diam atau malah mendukung rekayasa keji dan jahat ini maka kedudukan kalian sama dengan mereka yang berbuat zalim itu....

5. Akhirnya, kami kembalikan semua urusan ini kepada Rabb kami dan Rabb Alam Semesta yang Maha Esa Maha Kuasa , yakni Allah Azza wa Jalla, semoga bagi kami kebaikan pulalah ujung dari segala permasalahan terkait upaya-upaya busuk dan keji pihak yang berkuasa terhadap Islam dan kaum Muslimin. Kami yakin, Allah Azza wa Jalla akan membalas setiap perbuatan makhluk-Nya sepadan dengan apa yang mereka lakukan.

Demikian pernyataan sikap ini, hasbunalloh wa ni’mal wakil. Billahi fii sabilil haqq!

Sukoharjo, 8 Muharram 1431/ 14 Desember 2010



Abdul Rochim Ba’asyir
Juru Bicara Utama JAT

Readmore...

TPM: Polisi Berlebihan Sebut 10 Anggotanya Tewas Saat Operasi Teroris

Jakarta (Voa-Islam.com) - Pernyataan pihak kepolisian bahwa 10 orang anggota mereka telah tewas dalam operasi melawan kelompok jihadi Indonesia selama tahun 2010 dinilai berlebihan oleh Tim Pembela Muslim (TPM).

Kordinator Tim Pembela Muslim Ahmad Michdan ,dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa pernyataan itu hanya catatan polisi saja.

"Itu kan hanya catatan dia (polisi) saja, kalau benar ada 10, siapa saja namanya, keluarganya, dan dikubur di mana saja?”

Menurutnya, polisi harus bisa membuktikan dengan data yang akurat terkait jumlah personelnya yang tewas selama 2010.

“Jika tidak bisa dibuktikan jumlah semua yang meninggal, polisi terlalu berlebihan,” ujarnya .

Menurut catatan TPM, jumlah tersebut terlalu besar. “Kita bisa jumlahkan yang di Hamparan Perak, yang tewas di CIMB Niaga, dan kontak senjata di Aceh ,” tandasnya.

Sebelumnya, polisi mengklaim ada 10 anggota kepolisian meninggal dunia saat menjalankan tugas dalam kurun waktu 2010. Beberapa di antaranya adalah personel Densus 88.

..Itu kan hanya catatan dia (polisi) saja, kalau benar ada 10, siapa saja namanya, keluarganya, dan dikubur di mana saja..

Namun Mabes Polri tidak merinci data lengkap personel Densus 88 yang tewas saat bertugas. Begitu pula dengan jumlah polisi yang tewas dari satuan lain.

Sementara itu terkait dengan konferensi press penangkapan Abu Tholut Di Solo, TPM juga menilai hal itu juga merupakan tindakan berlebihan dari pihak kepolisian.

"Biasanya kan di Jakarta, ngapain harus disana, itu juga terlalu berlebihan, kata Ahmad Michdan.

Dikatakannya, Solo adalah salah satu tempat di mana banyak Pondok Pesantren berdiri dan kota yang juga religius. Maka tak pantas jika Solo terus dikaitkan dengan kegiatan terorisme.

Ahmad Michdan yang juga kuasa hukum Ustadz Abu bakar Baasyir ini juga mempertanyakan penangkapan Abu Tholut oleh Densus 88 yang terkesan sudah direncanakan.

“Ngapain Abu Tholut yang tersangka teroris pulang ke rumahnya dan itu patut dicermati ada sesuatu yang aneh di sana,” tandasnya.

“Yang perlu disikapi sebetulnya adalah teroris di Indonesia selama ini adalah tidak melakukan perusakan di instansi pemerintah, kecuali institusi asing,” ujarnya. (okz)

Readmore...