Astagfirullah!!Batu 'Ajaib' Mirip Punya Ponari Gegerkan Kapuas
Kualakapuas (voa-islam.com) - Astagfirullah, setelah ponari di jombang, kini fenomena Ponari dengan `batu ajaibnya' juga gegerkan Kabupaten Kapuas. Adalah Berti (52), warga Handil Kanderang Desa Sungaikayu Kecamatan Kapuasbarat, yang memiliki batu itu. Diyakininya, batu tersebut mampu menyembuhkan aneka penyakit.
Selama satu setengah bulan terakhir ini banyak warga dari berbagai daerah berdatangan ke rumah Berti. Tujuannya untuk mendapat pengobatan atas penyakit yang mereka derita.
...Batu putih berbentuk melingkar itu dari seorang kakek, yang secara misterius menemuinya pada suatu malam. "Batu itu membuat tangan saya keram," ujarnya...
"Saya datang untuk mengobati ibu yang sering sakit kepala," ujar Intan (50), warga RT I Kelurahan Hampatung Kecamatan, Kapuashilir, Rabu (18/8/2010).
Intan mengaku, dia tahu Berti punya batu yang bisa mengobati penyakit dari tetangganya. "Tetangga saya mengaku pernah ke sini dan dia merasa lebih baikan dari sebelumnya," ujar Intan.
Berti sendiri mengaku, dia mendapat batu putih berbentuk melingkar itu dari seorang kakek, yang secara misterius menemuinya pada suatu malam. "Batu itu membuat tangan saya keram," ujarnya.
Yakin batu itu punya kekuatan, Berti memasukkan batu --yang strukturnya mirip tulang-- itu ke air dan kemudian digunakan untuk mengobati orang yang meminta pertolongan.
Berti tidak mematok tarif kepada pasien. Pasien diminta menuliskan nama pada secarik kertas dan menempelnya di sebuah botol air mineral berikut uang logam Rp 500.
Dalam prakteknya, Berti mencelupkan tangan kanannya ke baskom yang didalamnya sudah batu putih. Kemudian tangan Berti mengusap bagian perut pasien. Selama proses ini berlangsung, tangan Berti dipercaya bisa mendeteksi dan menyerap penyakit yang ada dari tubuh pasien.
"Memang caranya seperti itu. Kalau tangan saya sedang mengusap, orang tiga pun tak akan bisa melepasnya (dari tubuh pasein)," ujar Berti.
Pantauan wartawan, sebagian besar orang yang datang ke tempat Berti adalah perempuan berusia setengah baya. Cara pengobatan pun tidak berbeda, yakni diusap pakai air.
Bambang Irawan, pasien lumpuh, sudah dua kali datang ke tempat itu. "Badan terasa ringan. Jari kaki saya sudah bisa lagi digerakkan," ujar pegawas Dinas Pekerjaan Umum Kapuas yang sejak 1,4 tahun lalu menderita lumpuh dari pinggang hingga kakinya itu.
MUI: Jangan Terpancing
Sementara itu, Ketua MUI Kapuas, KH Abdul Muthalib, meminta masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan cara pengobatan yang secara logika sulit dinalar. "Bagi umat Islam hendaknya tetap meyakini bahwa hanya Allah SWT yang Maha Penyembuh, bukan batu atau lainnya," ujarnya.
Terkait proses pengobatan yang dilakukan Berti dengan mengusap perut atau bagian lain dari pasien perempuan, Abdul menegaskan secara hukum Islam tetap haram.
"Bagi umat Islam hendaknya tetap meyakini bahwa hanya Allah SWT yang Maha Penyembuh, bukan batu atau lainnya," ujarnya.
Diperbolehkan, katanya, jika dalam keadaan darurat. "Sang suami harus selalu didampingi selama pengobatan berlangsung," ujarnya.
Ketua IDI Kalsel, dr Dharma PTR Maulegha SpBP, mengatakan kekuatan batu itu hanya sugesti yang ditanamkan oleh empunya batu kepada orang-orang.
"Karena pengetahuan tentang medis lemah dan orang banyak putus asa melalui pengobatan medis, akhirnya membuat orang percaya dengan sugesti yang ditanamkan oleh si empunya batu tersebut," ujarnya.
Dari segi medis, katanya, penyembuhan menggunakan batu, baik airnya diminum atau digosok ke badan, tidak mungkin terjadi. "Sampai saat ini tidak ada sejarahnya dari ilmu medis dan ilmu pengetahuan batu bisa menyembuhkan," ujar Dharma. (Ibnudzar/trb)