AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Kamis, 21 Oktober 2010

Umat Islam di Jawa Tengah Siap Bersatu Lawan Rencana Keji Amerika di Indonesia Dengan Kedok Terorisme yang Dimotori Densus 88

UMAT ISLAM DI JAWA TENGAH SIAP BERSATU PADU MELAWAN

RENCANA KEJI AMERIKA DI INDONESIA DENGAN KEDOK TERORISME YANG DIMOTORI DENSUS 88



Klaten, Jawa Tengah – Kaum muslimin dari berbagai elemen umat islam dan masyarakat umum se-antero Jawa Tengah pada hari ahad 26 September 2010 tumpah ruah di Kabupaten Klaten Jawa Tengah (tepatnya di antara kota Yogyakarta dan kota Surakarta/Solo) yang bertempat di masjid An-Nur Sangkal Putung Klaten untuk menghadiri seminar dan diskusi ilmiyah dengan tema “REKAYASA GLOBAL AMERIKA DI BALIK PENANGKAPAN UST ABU BAKAR BA’ASYIR DAN AKTIVIS ISLAM DI INDONESIA” dengan pembicara 1) Ust Abdul Rochim Ba’asyir dari Jama’ah Ansharut Tauhid/JAT (Ketua Sariyah Da’wah Wal I’lam JAT Pusat) dan 2) Ust Nur Alam WD dari Hizbut Tahrir Indonesia/HTI (Lajnah Islamiyah HTI Solo Raya) yang di selenggarakan oleh Sariyah Da’wah Wal I’lam JAT wilayah Jawa Tengah. Sebagai pengetahuan saja, bahwa Sariyah Da’wah Wal I’lam adalah salah satu Divisi yang berada di bawah struktural JAT yang bergerak di bidang da’wah. Divisi ini mempunyai berbagai macam Departemen, diantaranya ialah Departemen Da’wah yang membidangi da’wah untuk masyarakat umum, Departemen I’lam sebagai pusat data dan informasi lewat internet (website, blog), radio, dsb, kemudian penyebaran majalah dan buletin, serta hubungan kemasyarakatan (HUMAS).

Acara yang sekiranya akan dimulai pukul 08.00 wib ternyata diluar keinginan panitia molor sampai jam 09.00 wib karena beberapa hal. Salah satunya ialah tidak bisanya sound sistem yang akan digunakan, padahal sebelum acara dimulai jam 08.00, yaitu waktu dicoba bagian sound sudah ready semua. Kemudian waktu dipindah ke listrik yang ada di masjid bisa, akan tetapi daya untuk mengangkat kekuatan sound yang dimiliki listrik masjid tidak kuat, padahal secara akal sehat harusnya kuat. Akhirnya sound yang digunakan volume suaranya naik turun disebabkan kurangnya daya kekuatan listrik. Dari kejadian-kejadian tsb, maka panitia merasa mulai ada sesuatu hal yang tidak beres, apakah disebabkan MURNI gangguan teknis atau gangguan dari oknum atau kelompok yang tidak menyukai acara tsb berjalan sukses. Wallahu A’lam...

Akan tetapi hal tsb tidak menyurutkan langkah panitia untuk melanjutkan kegiatan dan menyurutkan semangat jama’ah yang sudah hadir. Bahkan dengan pertolongan Allah, jama’ah yang hadir baik putra maupun putri semakin lama semakin bertambah banyak. Menurut pelaksana teknis dari ikhwan JAT dan HTI yang ditunjuk panitia penyelenggara untuk mengkoordinir jama’ah, kira-kira ada 2.500an orang yang hadir dari segala lapisan masyarakat mulai tokoh-tokoh masyarakat, ‘alim ulama, dll. Sampai-sampai masjid yang di pakai tidak muat untuk menampung jama’ah yang hadir dan ada pula yang ada diluar masjid (halaman dan tempat parkir). Sebab menurut takmir masjid, ruang yang digunakan tsb biasanya bisa menampung ± 2.000 orang.

Sebelum acara inti berlangsung, ketua panitia penyelenggara yang selaku ketua Sariyah Da’wah Wal I’lam JAT wilayah Jawa Tengah (Ust Wahyu Abdurrahman) dalam kata sambutannya dan dibagi pula kepada jama’ah yang hadir secara tertulis menyampaikan sekilas tujuan di adakannya acara ini,

* Pertama dan yang utama, kegiatan ini di selenggarakan sebagai upaya untuk menyeimbangkan pemberitaan di media massa, baik media cetak dan terkhusus media elektronik serta TV-TV swasta yang dikuasai imperialisme barat serta zionis yahudi, berkenaan penangkapan Ust Abu Bakar Ba’asyir serta aktivis-aktivis islam di Indonesia dengan kedok TERORISME yang dilakukan Amerika yang terlalu berlebihan dalam pemberitaannya dan selalu memojokkan islam dan kaum muslimin.
* Kedua, sebagai upaya untuk memberikan dukungan dan do’a kepada para mujahid, keluarganya dan aktivis islam yang sedang di dholimi Densus 88, khususnya Ust ABB.
* Ketiga, mengajak seluruh elemen umat islam dan kaum muslimin agar bersatu padu dalam melawan kedholiman yang dilakukan Densus 88 terhadap saudara-saudara kita dari kaum muslimin serta bersikap kritis dan melihat secara fair terhadap segala pemberitaan yang ada di media massa baik cetak maupun elektronik. (secara lengkap terlampir)

Mendengar seruan pada poin ketiga tsb, sontak jama’ah yang hadir dengan suara bergemuruh menyatakan siap dan di iringi teriakan takbir, Allahu Akbar...

Pada acara inti, pembicara pertama yaitu Ust Abdul Rohim Ba’asyir (atau yang lebih akrab disapa Ust Iim) menyampaikan presentasinya berkenaan issu-issu yang mengaitkan Ust ABB yang merupakan Ayahanda beliau dengan kegiatan latihan militer di Aceh serta yang terbaru dan aktual adalah perampokan bank CIMB Niaga di Medan sebulan yang lalu. Tentang tuduhan merestui, mengetahui dan mendanai (mempunyai rekening untuk mendanai) kegiatan latihan militer di Aceh, beliau menyangkal semua fitnah tsb.

Dalam kesempatan tsb beliau menyampaikan, bagaimana mungkin Ust ABB bisa dikatakan oleh polisi ikut mendanai latihan tsb sedangkan sebagai contoh ialah jam tangan dan sandal beliau saja itu pemberian orang lain. Yang lebih lucu lagi menurut Ust iim adalah tuduhan kepemilikan rekening untuk mendanai latihan tsb, beliau menyampaikan “Beliau itu anti sekali dengan yang namanya bank, jangankan bank konvensional, bank syari’ah saja menurut Ust Abu itu masih ada unsur ribawi”. Kemudian lebih lanjut beliau menyampaikan tentang reaksi Ust Abu saat diberitahu pengacara beliau bahwa beliau terlibat perampokan bank CIMB Niaga di Medan, saat mendengar berita itu beliau hanya tertawa terbahak-bahak seraya berkata “Polisi ini ngawure wis pool, lhawong saya ada di dalam penjara kok di tuduh terlibat perampokan”.

Kemudian, inti dari apa yang disampaikan Ust Iim pada acara tersebut adalah bahwa Ayahanda beliau adalah salah satu korban dari slogan TERORISME yang dikumandangkan Salibis Amerika dan Zionis Yahudi untuk melemahkan kaum muslimin khususnya di Indonesia, agar umat islam jauh dari para ulama (semisal Ust Abu) yang akhirnya masyarakat jauh dari nilai-nilai islam dan membuang jauh-jauh syari’at islam untuk mengatur kehidupannya, yang sering di sampaikan Ust Abu melalui ceramah-ceramah beliau.

Lalu, beliau juga menyampaikan mengapa Ust Abu kok selalu dikait-kaitkan dengan kasus-kasus terorisme sejak kasus Bom Bali I (padahal waktu di persidangan tidak terbukti) dan sekarang kasus latihan militer di Aceh? Hal ini disebab konsistensi beliau sebagai seorang da’i yang teguh dalam menyampaikan kebenaran (Al-Haq) dan seruan beliau untuk kembali kepada syari’at islam dalam mengatur kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Secara lanjut beliau menyampaikan bahwa Amerika menginginkan supaya pemerintah Indonesia dengan segala cara agar menghentikan da’wah Ust Abu, DENGAN CARA DI PENJARA OK, DENGAN CARA DI BUNUH JUGA LEBIH BAIK. Sebab menurut Amerika, Ust Abu mewakili peranan Al Qaeda di Indonesia dan selalu mengganggu kepentingan barat, khususnya Amerika.

Dalam penutupan materinya, Ust Iim juga mengingatkan bahwa jika kita terus-menerus tetap menutup mata dan tidak melek (membuka mata) akan kondisi terkini terhadap apa yang telah menimpa saudara-saudara kita dari sebagian kaum muslimin yang teguh menyuarakan syari’at islam baik didalam negeri maupun diluar negeri, maka tunggu saja kitalah korban selanjutnya dari ke-beringas-an Densus 88 sebagaimana yang telah menimpa Ust Abu dan aktivis islam lainnya. Sebab, ISSU TERORISME ini tidak hanya dijalankan Amerika di Indonesia, melainkan merupakan REKAYASA GLOBAL AMERIKA untuk menghabisi umat islam di seluruh dunia dan mengeruk kekayaan alam di negeri tsb. Maka dalam presentasi penutupnya, beliau mengajak seluruh umat islam agar (secara lengkap terlampir),

1. Umat islam harus berusaha membuat media sendiri (baik cetak maupun elektronik) untuk menandingi media-media yang ada di Indonesia yang merupakan kaki tangan Amerika untuk membangun opini pencitraan buruk terhadap islam yang dilakukan Amerika, serta sebagai sarana da’wah untuk menyampaikan Al-Haq.

2. Umat islam sejak dini harus menyadari serangan yang dilakukan Amerika kepada agamanya. Sebab, slogan perang melawan terorisme yang dilakukan Amerika di seluruh dunia (termasuk di Indonesia melalui Densus 88) merupakan tampilan luar saja untuk menyerang islam dan kaum muslimin secara menyeluruh, baik serangan dari segi ekonomi, budaya dan aqidah islamiyah. Wallahu A’lam...

Kemudian, pembicara kedua yaitu Ust Nur Alam WD dari HTI menyampaikan presentasinya berkenaan rencana-rencana Amerika terhadap negeri-negeri yang mayoritas berpenduduk muslim (khusunya Indonesia) serta rekayasa global Amerika tentang penangkapan Ust ABB yang dilakukan Densus 88. Dalam kesempatan tsb, Ust Nur membagi presentasinya menjadi 3 bagian. Pertama mengenai kondisi dalam negeri setelah Ust ABB di tangkap, kedua makna teroris dalam pandangan musuh-musuh islam dan ketiga rekayasa global Amerika untuk melemahkan semangat jihad umat islam.

Pada bagian pertama presentasinya Ust Nur mengambil kesimpulan bahwa,



1. Telah terjadi opini tidak berimbang yang dikembangkan oleh media massa.

Maka dalam hal ini umat islam harus mengetahui mana berita yang sebenarnya, sekedar opini, atau bahkan kebohongan publik belaka. Dalam hal ini musuh-musuh islam di indonesia yang di motori Densus 88 dan para pembantunya memang lebih kuat, apalagi TV ONE dan METRO TV yang menjadi garda terdepan dalam masalah ini sangat lihai untuk memutar balik fakta.

1. Terjadi stigmatisasi negatif Islam dan umat islam.

Dengan adanya berita-berita di stasiun TV yang di sebut di atas, jelas secara langsung maupun tidak langsung akan berefek buruk bagi masyarakat dalam memandang islam dan kaum muslimin melalui issu bohong terorisme. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia sekarang ini setiap rumah mempunyai televisi, akhirnya mereka menjadi sasaran empuk untuk menghancurkan umat islam.

1. Introspeksi bagi institusi kepolisian untuk bertindak; profesional, proporsional, akuntabel, dan humanis.
2. Pengalihan opini akan kebobrokan kapitalisme liberal yang diterapkan di Indonesia.

Penangkapan Ust ABB menurut analisa beberapa analis dan pengamat publik merupakan pengalihan opini atau pengalihan issu terhadap kasus-kasus yang membelit pemerintahan sekarang, mulai dari kasus Century yang semakin tidak jelas, Rekening Gendut Polri yang seperti di telan bumi, rekayasa penangkapan Komjen Pol. Susno Duaji yang melibatkan Kapolri, dll.

1. Politik pencitraan, dengan penciptaan konflik.

Terakhir adalah untuk membuat kesan positif bagi pemerintahan SBY dan melanggengkan kekuasaannya dengan mengorbankan rakyatnya sendiri umtuk kepentingan Amerika.



Pada bagian kedua presentasinya Ust Nur menyampaikan panadangan para pengamat atau para ahli terorisme yang semuanya menurut beliau hanya omong kosong. Sebagai contoh beliau menyampaikan salah satu pernyataan Brigjend Pol. ( Purn) Drs.Ansyaad Mbai selaku Desk Anti Teror (BNPT) bahwa mindset (pola pikir) teroris adalah,

1. Para teroris menganggap bahwa proses damai untuk mendapatkan perubahan tidak akan diperoleh.
2. Karenanya cara kekerasan sah dilakukan yang penting tujuan tercapai.

Kemudian menurut versi Kepolisian, teroris adalah orang-orang yang bersenjata dan yang mempunyai mindset teroris adalah ingin memisahkan diri dari NKRI, dan membuat Otonomi dan mendirikan negara islam. Maka kalau begitu perlu kita pertanyakan, bagaimana kelompok-kelompok seperti JI, NII, Mujahidin Kompak bahkan JAT, dll bisa di katakan sebagai sarang teroris? Sedangkan seperti GAM yang ada di Aceh, OPM yang ada di Papua dan RMS yang ada di Maluku tidak di sebut sebagai teroris??? Padahal dengan jelas sekali bahwa mereka juga merupakan kelompok yang bersenjata yang ingin memisahkan diri dari NKRI dan pernah juga ditanyangkan di TV-TV Nasional aksi-aksi mereka yang menyerang para polisi.

Maka, Ust Nur dalam kesempatan tersebut menyampaikan kesimpulan bahwa Terorisme dan Terorisme Negara sama-sama di-haramkan Islam. Terorisme bukan jihad, dan jihad juga bukan terorisme. Islam mengajarkan jihad dan bahkan menetapkannya sebagai mahkota Islam (dzarwah sanam) dan mengharamkan terorisme. Maka Jihad, menurut syariat Islam, adalah

1. Qital al-Kuffar fi sabilillah li I’lai kalimati-Llah, yang memiliki hukum dan akhlak yang mulia (sumber: al-Jazairi, al-Fiqih ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah).

2. Jihad adalah perang di jalan Allah; sasarannya orang Kafir yang memusuhi dan menghalangi Islam; motivasinya untuk menjunjung kalimah Allah.

Jihad merupakan langkah terakhir setelah:

1. Dakwah untuk memeluk Islam yang disampaikan kepada mereka ditolak;
2. Dakwah untuk bersedia hidup dalam naungan Islam, dengan tetap memeluk agama dan keyakinannya mereka tolak;
3. Jika kedua alternatif tadi mereka terima, maka mereka haram diperangi;
4. Atau ketika umat Islam diperangi secara fisik, seperti di Palestina, Afganistan, dan Irak.
5. Dalam berjihad, diharamkan membunuh anak-anak, wanita, orang tua, merusak bangunan, rumah ibadah, pohon, dll..
6. Bandingkan dengan invasi AS, Inggeris dan sekutunya. Di Irak :

* Ratusan ribu anak-anak, wanita, orang tua dan penduduk sipil lain tewas;
* Ribuan anak-anak lahir cacat, akibat radiasi senjata pemusnah masal yang mereka gunakan;
* Ribuan bangunan hancur dan porak-poranda; kesucian al-Qur’an dan masjid diinjak-injak, kehormatan wanita dicabuli.. Wallahu A’lam...

Inikah peradaban sampah yang mereka agung-agungkan, dan hendak dijual di negeri muslim?

Jadi, siapa Teroris Sebenarnya?

Bagian terakhir dari penyampaikan materi Ust Nur fokus kepada strategi global Amerika dalam mengokokohkan kakinya dan kepentinganya di negeri kaum muslimin untuk menguasai negeri tsb melalui rekayasa-rekayasa busuknya baik dalam segi politik demokrasinya, perdagangan dan ekonomi kapitalisnya, budaya glamorisnya, kebebasan beragamanya serta yang paling keji adalah mematikan semangat jihad kaum muslimin dengan membuat pencitraan buruk terhadap islam melalui issu Terorisme.

Dalam penutup materi yang beliau sampaikan, beliau mengajak seluruh kaum muslimin agar :

1. Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat yang solid: Jangan sampai dipecah belah. Islam hanya satu; Islam is Islam.
2. Umat Islam harus memiliki kesadaran yang sahih tentang Islam, dan kesadaran politik yang tinggi.
3. Metode dakwah untuk melakukan perubahan adalah: fikriyah (intelektual), siyasiyyah (politis), la unfiyah (non-kekerasan) dalam jamaah yang solid. Wallahu A’lam... (secara lengkap terlampir)

Alhamdulillahi robbil ‘alamin...

Klaten, 26 September 2010/17 Syawwal 1431

Oleh : Bekti Sejati