20 Oktober 2010, SBY Di Gulingkan?
Menjelang genap satu tahun pemerintahan SBY pada 20 Oktober 2010, muncul isu liar akan terjadi penggulingan Presiden SBY.
Awalnya bermula dari pertemuan para aktivis yang mengancam akan melakukan demo besar-besaran pada 20 Oktober 2010 dan adanya pertemuan sejumlah tokoh nasional yang mengkritik keras kelemahan pemerintahan SBY, tiba-tiba memancing Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang juga Ketua Umum PAN menyatakan kekhawatiran adanya upaya penggulingan Pemerintahan SBY.
Menurut Hatta, mengkritik pemerintah itu lumrah. Tapi, kalau sampai ingin mengganti Presiden SBY itu inkonstitusional. "Kita memiliki pemilu. Kalau ingin katakanlah mengganti Presiden, ada saatnya. Ada Pemilihan Presiden 2014. Siapa pun warga negara Indonesia boleh bertarung," kata Hatta di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (12/10/2010).
Hatta merasa adanya penggalangan dukungan ‘penggulingan’ SBY oleh tokoh nasional. Aksi keras ormas dan LSM juga dianggap pemicu gerakan tersebut. Pertemuan sejumlah tokoh nasional bertajuk ‘Silaturahmi Tokoh Nasional’ yang digelar di gedung PP Muhammadiyah, Jumat (8/10/2010), menilai Pemerintahan SBY-Boediono telah makin kehilangan kewibawaan dan kepercayaan (trust) dari masyarakat. Kondisi pemerintahan seperti ini telah memicu terjadinya anomali sosial, maraknya aksi anarkisme, dan suburnya konflik antarmasyarakat.
Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) mengingatkan, apabila pemerintah tidak tanggap dan tak peduli terhadap krisis multidimensional semacam ini, negara akan terseret dalam kekacauan yang pada gilirannya menuju jurang kehancuran.
"Saya melihat ada disparitas (kesenjangan) kehidupan yang cukup tinggi di negeri ini. Saya melihat masyarakat mulai kehilangan trust kepada pemerintah," kata JK dalam Silaturahmi Tokoh Nasional tersebut.
Hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua MK Mahfud MD, Ketua MPR Taufiq Kiemas, mantan Panglima TNI Wiranto, mantan Gubernur DKI Sutiyoso, mantan Ketua Umum PAN Sutrisno Bachir, pengusaha Sofjan Wanandi, Rachmawati Soekarnoputri, aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi, tokoh KWI, PDHI, Fuad Bawazier, Rizal Ramli, dan para tokoh lainnya.