AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Kamis, 07 Oktober 2010

Sebut Sebagai Pengurus, JAT Bantah Keterangan Ustadz Ghazali

Sukoharjo (voa-islam.com) - Santer dengan tuduhan bahkan pengakuan dari terduga teroris Taufik Hidayat yang mengaku sebagi pengawal Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, Juru bicara Jamaah Anshorut Tauhid Solo, Abdul Rachim Ba'asyir membantah keterangan Khairul Ghazali, salah satu terduga teroris yang ditangkap yang menyebut Taufik Hidayat dan Alex adalah pengurus JAT wilayah Sumatera Utara.

Pengakuan Khairul Ghazali itu sempat dipublikasikan di salah satu televisi swasta nasional. JAT juga membantah salah seorang pelaku perampokan tersebut pernah menjadi pengawal Abu Bakar Ba'asyir.

“JAT tidak memiliki struktur kepengurusan di Sumatera Utara dan Aceh,” jelas Iim panggilan akrab Abdul Rachim Ba'asyir

“JAT tidak memiliki struktur kepengurusan di Sumatera Utara dan Aceh,” jelas Iim panggilan akrab Abdul Rachim Ba'asyir kepada wartawan di Markas JAT, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2010).

Selain menyanggah keanggotaan Alex dan Taufik Hidayat, Iim juga menegaskan JAT tidak memiliki program atau ajaran yang membenarkan anggota atau lembaganya untuk melakukan perampokan bank atau perbuatan kriminal lainnya. Pemahaman tentang Fai atau menghalalkan perampokan harta bukan dalam wilayah perang adalah bertentangan dengan pemahaman yang diajarkan dalam organisasi JAT.

“Fa'i dijalankan bila negara dalam keadaan perang. Indonesia adalah wilayah dakwah, maka yang harus dilakukan adalah adu argumentasi, nilai dan pemikiran. JAT juga tidak menganut konsep Khawarij yakni melakukan pengkafiran kepada kaum Muslimin yang bukan golongannya dan juga tidak menganut paham konsep Murjiah yang mendiamkan kemungkaran bahkan membenarkan kekafiran,” paparnya.

Iim juga menegaskan bahwa kabar salah seorang pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan pernah menjadi pengawal Abu Bakar Baa'syir. Menurut Iim, baik Taufik maupun Alex tidak ada yang pernah menjadi pengawal Abu Bakar Ba'asyir.

Di sisi lain, Iim juga menyesalkan pemberitaan yang dilakukan stasiun televisi tersebut yang selalu mengkaitkan JAT dengan serangkaian aksi teroris, tanpa ada konfirmasi langsung atau klarifikasi kepada pihak JAT.

Masih Menurut IiM, JAT bukan mata rantai organisasi Al-Qaidah di Indonesia. Namun, apa yang dilakukan media tersebut, seolah-olah JAT organisasi yang menghalalkan segala cara sehingga banyak pihak yang mengkaitkan JAT dengan Al - Qaidah.

“Media tersebut melanggar kode etik jurnalistik. Seharusnya konfirmasi dulu kepada kami. Kami tidak ada kaitannya dengan Al-Qaidah. Namun, apa yang dilakukan media tersebut sudah sangat jelas adanya pesanan khusus dari pihak-pihak tertentu. Sehingga pihak-pihak yang memanfaatkan media tersebut, memiliki dasar alasan untuk memberantas JAT dan menangkap semua pengurus karena dikaitkan dengan Al-Qaidah,” pungkasnya (LieM/ozo)