AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Sabtu, 09 Oktober 2010

Ustad Abu Bantah Pernah Berikan Pembekalan Khusus Merampok di Medan

JAKARTA - Hari ini koran INDOPOS di halaman depan kembali membahas perkembangan kasus ustad Abu Bakar Ba'asyir. Dalam laporannya INDOPOS menuliskan : Polisi menyebut pimpinan Ponpes Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah itu sebagai sosok dibalik aktivitas kelompok bersenjata yang merampok CIMB Niaga dan Penyerbuan Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang.

Kadiv Humas Polri Irjen (Pol), Iskandar Hasan menyatakan, polisi meyakini bahwa Ba’asyir pernah berkunjung ke Hamparan Perak, awal 2009 lalu. Dalam kunjungan itu, Ba’asyir memberikan motivasi untuk yang mengarah pada aksi teror.

“Ini berdasar keterangan orang yang ditangkap, Ba’asyir paling tidak dua kali mengunjungi Hamparan Perak. Nah, di situlah dia memberikan motivasi kepada para pengikut ini,’’ ujar Iskandar disela-sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Polri dan Kementerian Tenagakerja dan Transmigrasi di Jakarta, Kamis (7/10).

Lebih lanjut Iskandar menjelaskan, Baa'syir dalam kunjungannya ke Hamparan Perak juga melakukan pertemuan tertutup dengan para pengikutnya. “Dari keterangan pengikutnya, pertemuan itu dilakukan secara tertutup karena memang untuk kalangan terbatas. Kelompok ini juga berusaha mengajak masyarakat yang ingin bergabung,” kata dia.

Hanya saja, lanjut Iskandar, ada sedikit perbedaan cara merekrut pengikuti di Medan dengan kelompok Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) di Jakarta. “Di Medan, Ba’asyir langsung memberikan motivasi orang-orang yang direktrut. Di antara pengikutnya yang berhasil dimotivasi ialah yang ditangkap oleh polisi,” kata Iskandar.

Tanggapan Ustad Abu

Menanggapi laporan dari media tersebut, ustad Abu Bakar Ba'asyir melalui ustad Hasyim Abdullah selaku jurubicara dari dalam rutan Mabes Polri membantah laporan tersebut. Jum'at (8/10) sore, redaksi MuslimDaily mendapat telefon dari ustad Hasyim dan beliau menyatakan pernyataan dari ustad Abu Bakar bahwa "Pemberitaan yang mengatakan bahwa ustad Abu pernah memberi pembekalan secara khusus boleh merampok sebagai fa'i di Hamparan Perak Medan adalah tidak benar. Yang benar ustad Abu pernah ke Medan dalam rangka pengajian atau tablig Akbar," demikian ucap ustad Hasyim. Di Medan juga tidak ada kepengurusan JAT, JAT tidak punya cabang di Sumatra.

Iim Ba'asyir

Sedang ustad Abdul Rahim Ba'asyir, putra bungsu ustad Abu juga menyatakan bahwa ustad Abu Bakar Ba'asyir ke Medan itu adalah sudah lama, beberapa tahun lalu yaitu tahun 2008.

“JAT tidak memiliki struktur kepengurusan di Sumatera Utara dan Aceh,” jelas Iim panggilan akrab Abdul Rachim Ba'asyir kepada wartawan di Markas JAT, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2010).

Selain menyanggah keanggotaan Alex dan Taufik Hidayat, Iim juga menegaskan JAT tidak memiliki program atau ajaran yang membenarkan anggota atau lembaganya untuk melakukan perampokan bank atau perbuatan kriminal lainnya. Pemahaman tentang Fai atau menghalalkan perampokan harta bukan dalam wilayah perang adalah bertentangan dengan pemahaman yang diajarkan dalam organisasi JAT.

“Fa'i dijalankan bila negara dalam keadaan perang. Indonesia adalah wilayah dakwah, maka yang harus dilakukan adalah adu argumentasi, nilai dan pemikiran. JAT juga tidak menganut konsep Khawarij yakni melakukan pengkafiran kepada kaum Muslimin yang bukan golongannya dan juga tidak menganut paham konsep Murjiah yang mendiamkan kemungkaran bahkan membenarkan kekafiran,” paparnya.

Iim juga membantah kabar yang menyebutkan bahwa salah seorang pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan pernah menjadi pengawal Abu Bakar Baa'syir. Iim juga menyesalkan pemberitaan yang dilakukan salah sebuah stasiun televisi yang mengkaitkan JAT dengan serangkaian aksi teroris tanpa ada klarifikasi kepada pihak JAT. Menurut IIM, JAT bukan mata rantai organisasi Al-Qaidah di Indonesia. Namun, apa yang dilakukan media tersebut, seolah-olah JAT organisasi yang menghalalkan segala cara sehingga banyak pihak yang mengkaitkan JAT dengan Al Qaidah.

“Media tersebut melanggar kode etik jurnalistik. Seharusnya konfirmasi dulu kepada kami. Kami tidak ada kaitannya dengan Al-Qaidah. Namun, apa yang dilakukan media tersebut sudah sangat jelas adanya pesanan khusus dari pihak-pihak tertentu. Sehingga pihak-pihak yang memanfaatkan media tersebut, memiliki dasar alasan untuk memberantas JAT dan menangkap semua pengurus karena dikaitkan dengan Al-Qaidah,” pungkasnya.

Kunjungan Ismail Yusanto

Sementara itu Hari ini Jum'at (8/10), ustad Abu Bakar Ba'asyir mendapatkan kunjungan dari Ismail Yusanto dan pengurus pusat HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), dalam pertemuan ini ustad Abu Bakar Ba'asyir menjelaskan masalah fa'i yang benar menurut syariat Islam kepada Ismail Yusanto dan yang lainnya. [muslimdaily.net]