'Toilet Bergaya Muslim'' Hebohkan Mall Inggris
MANCHESTER (Berita SuaraMedia) – Pusat perbelanjaan Exchange di pusat kota Rochdale, Manchester, memasang dua toilet jongkok gaya timur di kamar kecilnya untuk kenyamanan pelanggan pendatang asal Asia Selatan.
Dipuji oleh media dan warga sebagai "toilet gaya Muslim", langkah itu meningkatkan ketegangan relijius di negara tersebut.
Sering disebut toilet Turki, panci Nil, atau toilet berposisi alami, toilet-toilet itu mengharuskan pemakainya untuk berjongkok di atasnya alih-alih duduk dan telah menjadi norma di banyak negara, tidak hanya yang Muslim seperti Turki, tapi juga tempat-tempat seperti China, Jepang, Taiwan, Asia Tenggara, Bolivia, dan Argentina. Toilet ini dianggap lebih higienis di negara-negara itu karena tubuh si pemakai tidak menyentuh permukaannya yang kemungkinan tidak bersih. Di Perancis, Italia, dan negara-negara Balkan, toilet itu kadang digunakan di pompa bensin untuk alasan ini, dan juga karena pemeliharaannya yang lebih mudah. Tapi, mereka jarang terlihat di Inggris atau di sebagian besar negara Barat lainnya.
Dua toilet jongkok (satu untuk pria dan satu untuk wanita) telah ditambahkan ke pusat perbelanjaan itu sebagai tambahan untuk fasilitas toilet yang sudah ada. Tidak ada toilet gaya Barat yang disingkirkan untuk memberikan ruang bagi toilet baru tersebut.
Keputusan itu dibuat setelah manajemen pusat perbelanjaan mengikuti kursus kesadaran budaya, "kohesi komunitas dan pemahaman budaya, yang diadakan oleh Ghulam Rasul Shahzad, mantan petugas pelatihan Dewan Rochdale, yang bertujuan memberikan saran-saran pada kepolisian dan organisasi lokal lainnya.
Kursus itu mencakup kunjungan ke Masjid Pusat Rochdale dan menginspeksi fasilitas kamar mandinya.
Shahzad, yang memberikan kursus itu, mengatakan, "Saya mengidentifikasi adanya kebutuhan di dalam komunitas karena banyaknya botol air kosong ditemukan di toilet-toilet umum Barat di Rochdale."
Lebih dari 95,000 orang tinggal di Rochdale dengan satu dari lima penduduknya berasal dari Asia, terutama Pakistan dan India, di mana toilet semacam itu umum digunakan.
Namun, keputusan itu telah menimbulkan sedikit kegaduhan, dengan warga dan media yang menyebutnya sebagai Islamifikasi dan ancaman terhadap identitas Inggris.
Seorang juru bicara untuk Migration WatchUK mengatakan, "Saya rasa ini benar-benar absurd. Tentunya jika sedang berada di Roma, segala sesuatunya dilakukan seperti orang Roma."
Seorang pelanggan, Denise Redmond, 46, mengatakan, "Ini menjijikkan. Keluhan pertama saya adalah saya tidak yakin toilet-toilet itu higienis dan mereka juga sulit dan merendahkan. Kenapa kita perlu toilet khusus? Mereka seharusnya membangun lebih banyak toilet untuk orang-orang dengan kekurangan fisik."
Dan Ainslie, 19, mengatakan, "Rochdale berubah setiap hari. Kota ini mulai kehilangan identitasnya. Ini adalah satu contoh lainnya."
Kantor berita Daily Star menampilkan sebuah artikel dengan judul sensasional, "Kemarahan Toilet Umum Muslim".
Shahzad cukup ikut bersalah karena mengidentifikasi toilet jongkok itu dengan agama Islam, menyebutnya bagian dari "kebudayaan Muslim".
Ketika kursus dia mengatakan, "Dalam kebudayaan Muslim kami memilih untuk menggunakan air setelah buang air di toilet jongkok. Di Masjid-masjid setempat biasanya ada enam atau tujuh toilet jongkok dengan hanya satu atau dua toilet duduk ala Barat."
Juru bicara pusat perbelanjaan mengatakan, "Ini hanya tentang melakukan apa yang akan dilakukan oleh bisnis lain. Jika ada keputusan untuk menyediakan hanya toilet Barat saya yakin pasti akan ada keluhan. Mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mereka layani dan ini adalah bagian dari itu. Mereka punya ide untuk menyediakan fasilitas toilet yang diinginkan oleh anggota tertentu dari masyarakat."
Beberapa Muslim pun sama gelisahnya dengan yang lainnya mengenai langkah tersebut, terutama dengan adanya penghinaan tambahan mengasosiasikan toilet itu dengan keyakinan mereka. Anggota dewam Rochdale, Daalat Ali, mengatakan, "Saya sendiri Muslim dan saya tidak mau apapun yang berbeda dari orang lain. Saya tidak tahu kenapa mereka muncul dengan ide ini." (rin/it) www.suaramedia.com