AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Sabtu, 11 September 2010

Khutbah Idul Fitri JAT: Menyikapi Konfrontasi dan Konspirasi Musuh Islam

(Khutbah Idul Fitri 1431 H Jama’ah Anshorut Tauhid)

IBADAH ADALAH KEWAJIBAN ASASI MANUSIA

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd!

Allah Azza wa Jalla berfirman: “Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” (Qs. Al Baqarah 21).

Kaum muslimin rahimakumullah,

Allah Jalla wa ‘Alaa telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan segala kelengkapan dan keindahan agar manusia bisa mengaktualisasikan fitrah dasarnya sebagai hamba Allah yang terus mengabdi kepada-Nya sepanjang usia dan kesempatan yang diberikan Allah kepadanya.

Sebagaimana alam semesta, tata kehidupan manusia hanya bisa teratur dan bernilai tinggi apabila ia tunduk patuh kepada ajaran Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. Dan inilah esensi yang sebenarnya dari fitrah ibadah yang ada dalam diri setiap insan. Maka tidaklah berguna dan tidak mungkin diterima Allah jika seseorang nampaknya secara lahir melaksanakan ritual-ritual keislaman namun pada praktik kehidupannya ia justru membatalkan sendiri pengakuan keimanannya dengan melakukan hal-hal yang membatalkannya. Misalnya: berhukum dengan selain syariat Islam.

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

”Buhul/ikatan Islam akan terputus satu demi satu. Setiap kali putus satu buhulan, manusia mulai perpegang pada tali berikutnya. Yang pertama-kali putus adalah hukum, dan yang terakhir adalah shalat” (HR Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban).

Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah menyatakan bahwa kalimat: ”yang pertama kali terputus adalah hukum” artinya jelas, yakni tidak diberlakukannya syariat Allah. Dan itulah yang menjadi realitas pada kebanyakan negara yang mengaku sebagai negara Islam dan menjadi anggota OKI. Padahal sebagaimana dimaklumi, mereka semua berkewajiban memberlakukan hukum Islam dalam segala hal, dan dilarang untuk memberlakukan berbagai undang-undang buatan manusia dan segala kebiasaan yang bertentangan dengan syariat Islam yang suci berdasarkan firman Allah:

”Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Qs An-Nisa’ 65).

Demikian juga firman Allah:

”Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (Qs Al-Ma’idah 47).

…semua berkewajiban memberlakukan hukum Islam dalam segala hal, dan dilarang memberlakukan undang-undang buatan manusia yang bertentangan dengan syariat Islam…

Para ulama rahimahumullah telah menjelaskan bahwa kewajiban para pemimpin adalah memberlakukan syariat Allah dalam segala aspek kehidupan kaum muslimin, dan dalam segala persoalan yang diperselisihkan di kalangan mereka, agar mereka memang benar-benar pantas dan legal secara Syar’i bahwa mereka adalah pemimpinnya orang-orang yang beriman. Sehingga kaum muslimin wajib ta’at kepada mereka sepanjang mereka tidak bermaksiyat kepada Allah Azza wa Jalla.

Namun para ulama juga telah menerangkan bahwa pemimpin yang memutuskan hukum tidak dengan syariat yang diturunkan oleh Allah dan ia menganggap halal perbuatan tersebut, maka ia telah kafir dengan kekufuran besar yang mengeluarkan dirinya dari Diinul Islam. Apalagi mereka telah dengan sengaja mencoret pemberlakuan Syariat Islam dan meneruskan hukum warisan kolonial kafir secara konsisten diberlakukan kepada rakyatnya yang mayoritas muslim.

DUA BENTUK PERMUSUHAN KAUM KAFIR TERHADAP KAUM MUSLIMIN

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd!

Allah Azza wa Jalla berfirman: “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs. Al Baqarah 217).

Kaum muslimin rahimakumullah, ketika anak Nabi Adam ‘alaihis salam belum banyak tapi permusuhan diantara Bani Adam itu sudah muncul dalam bentuk pembunuhan terhadap sesamanya. Padahal itu pun dilatarbelakangi dengan proses taqarrub (ibadah) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala oleh kedua pihak (Habil dan Qabil). Kedengkian Qabil terhadap saudaranya, Habil yang diterima ibadahnya kepada Allah mendorong Qabil melakukan satu sunnah yang buruk yakni membunuh saudaranya tersebut.

Maka jangan heran dan bingung jika musuh-musuh Islam melancarkan segala bentuk permusuhan, baik diam-diam maupun terang-terangan. Malah ketika mereka memusuhi Islam dan kaum muslimin didasari pengakuan bahwa mereka sedang berbuat sesuatu yang baik untuk bangsa dan negaranya bahkan bagi keadilan dan kemanusiaan.

…Jika musuh-musuh Islam berada di atas angin dalam segi jumlah, harta, kekuasaan dan perlengkapan perang maka mereka akan mengumumkan perang terbuka kepada kaum muslimin…

Jika musuh-musuh Islam itu berada di atas angin dalam segi jumlah, harta, kekuasaan dan perlengkapan perang maka mereka akan mengumumkan konfrontasi, yakni serangan terbuka kepada kaum muslimin di berbagai tempat yang sanggup mereka jangkau. Sebagaimana kita lihat hari ini, saat George W. Bush mengumumkan Global War on Terorism pasca peristiwa 911 dengan strategi pre-emptive strike, memukul musuh di wilayah musuh. Dilanjutkan oleh Obama dengan menambah 30.000 pasukan AS ke Afghanistan.

Sedangkan manakala mereka hanya memiliki sedikit kaki tangan (kolaborator/komprador) di negeri-negeri sasarannya maka mereka menyusun konspirasi, yakni persengkongkolan jahat dengan orang munafik yang berkuasa tapi merupakan kacung-kacung hasil kaderan mereka. Di mana mereka membungkus manuver-manuver keji dalam menarget dan menangkapi bahkan membunuh para dai dan mujahid dengan selubung penyelamatan bangsa dari terorisme. Sekalipun potensi terror terhadap bangsa dan Negara yang lebih berbahaya sejatinya adalah korupsi, pornografi, narkotika, kelompok separatis dan lain-lainnya, tapi karena aktivis Islam lebih bernilai dollar maka bidikan hanya ditujukan kepada kaum muslimin yang militan.

…Jika musuh-musuh Islam hanya memiliki sedikit kaki tangan, maka mereka menyusun persengkongkolan jahat dengan orang munafik sebagai kacung-kacung hasil kaderan mereka…

Dan kita percaya, Al Qur’an sungguh tidak pernah salah dalam memprediksikan permusuhan kuffar terhadap Islam dan kaum Muslimin. Yang salah adalah justru mereka yang mengaku muslim bahkan bolak-balik naik haji namun memposisikan diri secara sadar menjadi antek-antek kuffar dalam menyudutkan Islam dan kaum muslimin. Bahkan mereka didukung dengan dana, pelatihan, perlengkapan dan senjata untuk menjalankan agenda Amerika Serikat di negeri yang dahulu dimerdekakan oleh para Mujahid dengan pekikan “Allahu Akbar!!”

Bukankah salah satu pemimpin negeri ini ada yang berkata: “I love the United State, with all its faults. I consider it my second country” (Saya mencintai Amerika dengan segala kesalahannya. Saya menganggapnya sebagai negeri kedua saya!).

…Mereka membungkus manuver-manuver keji dalam menangkapi bahkan membunuhi para dai dan mujahid dengan kedok penyelamatan bangsa dari terorisme…

KEWAJIBAN LEGAL UNIVERSAL KAUM MUSLIMIN DALAM MEMPERTAHANKAN HAK

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd!

Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (Qs Al Hajj 40).

Kaum muslimin rahimakumullah, Syariat Islam tidak membenarkan kaum muslimin untuk berdiam diri dan pasrah terhadap kejahatan baik yang dilakukan oleh sesame kaum muslimin sendiri apalagi kekejian yang ditimpakan oleh musuh-musuh Islam!

Syariat Islam diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui contoh dan kebijakan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam 15 abad silam, adalah guna mewujudkan kemaslahatan bagi umat Islam khususnya dan umat manusia pada umumnya. Di mana untuk mewujudkan kemaslahatan tersebut, Syariat Islam mewajibkan kita untuk menjaga 5 (lima) hal yang dharuriyah (primer), kemudian hal-hal yang bersifat kebutuhan (hajiyah) tambahan (sekunder), barulah yang terakhir menyangkut hal-hal yang bersifat tahsiniyah pemantas belaka. Proses menjaga itulah yang kita sebut dengan Tathbiiqus Syari’ah.

Maka berdasarkan kajian para ulama akan praktik Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya berkaitan Tathbiiqus Syari’ah di atas, menjaga Diin, diprioritaskan dari menjaga nyawa, akal, keturunanan dan harta. Walaupun lima hal itu merupakan satu paket dalam hal yang dharuriyah sifatnya.

…haram hukumnya kaum muslimin berdiam diri ketika kehormatan dan martabat ketinggian Islam diobok-obok kaum kuffar…

Karena itu, haram hukumnya kaum muslimin berdiam diri ketika kehormatan (muru’ah) dan martabat ketinggian Islam diobok-obok kaum kuffar!

Kaum muslimin rahimakumullah, sadarkah kita? Bahwa Diinul Islam di berbagai penjuru dunia yang dihuni kaum muslimin sejumlah 1,5 milyar anak cucu nabi Adam ‘alaihis salam, dari kurang lebih 5-6 milyar umat manusia ini, pada kenyataannya sedang diinjak-injak dan darah serta kehormatan kaum muslimin hari ini tidak bernilai harganya.

Kalau ada 1,5 juta anak-anak warga Irak mati karena embargo obat-obatan yang dikomandoi Amerika Serikat melalui payung PBB. Kalau ada ribuan bahkan jutaan warga sipil mati di Afghanistan akibat serangan barbar Uni Sovyet dan dilanjutkan oleh Amerika serikat. Dan mungkin jutaan lainnya di Palestina, Chechnya, Bosnia, Somalia, Filipina, Thailand, Myanmar (Rohingya), Xin Jiang (China) bahkan di negeri-negeri yang menjadi symbol keislaman seperti di Mesir dan yang lainnya, maka semua itu bukanlah tragedy kemanusiaan yang patut di tegakkan keadilan atasnya, semua hanya dinilai secara statistic belaka!

Kenapa? Karena yang mati dibantai dengan cara keji sebagaimana layaknya dibunuh dengan bom pemusnah massal itu adalah kaum muslimin!

Ya…! Karena mereka muslim maka dalam timbangan pemimpin-pemimpin dunia hari ini, mereka boleh dibunuh dengan cara yang hina!

Sedangkan jika ada serangan Mujahidin terhadap musuh-musuh Islam kemudian di antara korbannya adalah warga sipil maka seluruh dunia berteriak dan mengutuk hal itu sebagai tindakan terorisme yang digolongkan sebagai kejahatan luar biasa. Kenapa? Karena pelakunya adalah kaum muslimin yang berjihad sedangkan korbannya adalah warga Negara barat yang terhormat di mata dunia!

Dunia berdiam diri terhadap Ariel Sharon, Simon Peres, George W Bush, Tommy Blair apalagi terhadap Obama yang sedang berkuasa, padahal mereka telah melakukan kejahatan perang terhadap negeri-negeri kaum muslimin! Namun semua Negara di dunia dengan payung PBB melabelkan julukan dan tuduhan buruk kepada para Mujahid Islam abad ini dengan kata Teroris hingga mereka bersekutu untuk memburu, menangkap, menyiksa dan membunuh para Mujahid Islam tersebut.

Kalau para Mujahid Islam itu dalam membela harga diri, kehormatan dan darah kaum muslimin dari kekejian kaum penjajah kuffar itu digolongkan sebagai tindakan terorisme sedangkan para pemimpin kuffar itu disematkan persaudaraan bahkan dianggap tamu-tamu kehormatan Negara jika berkunjung oleh para pemimpin negeri-negeri kaum muslimin, maka kita bertanya: “Peradaban dunia model barbar apa yang sedang kalian bela dan jaga dengan kekayaan dan rakyat negeri-negeri muslim ini, wahai para pemimpin …?”

WAJIB SABAR DAN ISTIQAMAH DALAM PERLAWANAN TERHADAP PENJAJAHAN DAN PENINDASAN KAKI TANGAN KUFFAR

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd!

Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar” (Qs. Ali Imran 146).

Kaum muslimin rahimakumullah,

Kita diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya agar tidak menyesali dan hanya menangisi segala kepiluan akan kekejian yang dialamatkan kepada Islam dan kaum muslimin. Lidah kita boleh kelu, air mata boleh kering, telapak tangan mengepal dalam kebekuan. Mau bagaimana lagi? Namun semangat perlawanan tidak boleh padam, jiwa kebangkitan haram untuk ditenggelamkan. Sebab di atas sana masih ada harapan, di langit sana selalu bertahta dengan gagah, Dzat Yang Maha Rahman, Allahul Malikul Jabbar.

…Kewajiban kita dalam masa penindasan ini adalah meneguhkan iman dan mengokohkan kesabaran. Maka akan lahir sikap istiqamah yang mendatangkan pertolongan Allah…

Ketentuan-Nya akan kenyataan yang kita rasakan pahit ini adalah rahmat yang dikaruniakan kepada kaum beriman agar tersedia ladang juang dan medan pahala yang tak berkesudahan agar Ia mengetahui siapa yang beriman di antara kita dengan sebenarnya dan mengambil sebahagian kita menjadi syuhada! Allahu Akbar …!

Kewajiban kita dalam masa tribulasi (penindasan) ini adalah meneguhkan iman dan mengokohkan kesabaran, di mana akan lahir sikap istiqamah yang mendatangkan pertolongan dari sisi Allah Azza wa Jalla, insya Allah …amiin!

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd!

Allah Azza wa Jalla berfirman: “Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Qs. An Nisa’ 104).

Kaum muslimin rahimakumullah, terakhir, hendaklah semua kita memahami bahwa ada harga yang harus dibayar, mesti ada yang sesuatu yang mulia untuk dikorbankan demi kehidupan yang lebih terhormat dan demi kebahagiaan abadi kelak di akherat. Kita tidak boleh merasa cukup hanya dengan melaksanakan ritual-ritual ibadah kemudian berangan akan masuk surga Allah Azza wa Jalla, akan tetapi kita tidak ambil peduli dengan nasib agama dan keadaan kaum muslimin di sekitar kita.

Tidak sedikit di antara saudara-saudara kita bahkan guru dan pemimpin kita-Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan para pejuang lainnya - tidak bisa menunaikan ibadah Ramadhan sebagaimana yang kita laksanakan di alam bebas. Mereka melaksanakan ibadah-ibadah Ramadhan dalam keterbatasan yang dipaksakan oleh kekuatan zalim, hingga penjara menjadi mihrab ibadah mereka. Semoga Allah Azza wa Jalla melimpahkan kesabaran dan keistiqamahan bagi kita dan mereka …amiin!

…Ustadz Abu Bakar Baasyir dan para pejuang lainnya melaksanakan ibadah Ramadhan dalam keterbatasan yang dipaksakan oleh kekuatan zalim, hingga penjara menjadi mihrab ibadah mereka…

Tentu saja, semua kenyataan pahit itu sedikit banyak memukul dan melukai perjalanan perjuangan dan perasaan kita. Tapi semua itu hendaknya menjadi hikmah yang banyak bagi aktivitas perjuangan ke depannya.

HasbunAllah wa ni’mal wakiil ni’mal maula wa ni’man nashiir, Allahu Akbar wa lillahil hamd!

Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah Azza wa Jalla: