AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Rabu, 22 September 2010

Kaitkan JAT dengan Perampokan, Polisi Tergesa-gesa dan Sebar Fitnah

Jakarta (voa-islam.com) - Menanggapi statement Kapolri yang mengaitkan perampokan Bank CIMB Niaga Medan dengan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Ketua sementara JAT Muhammad Achwan menilai Polri merekayasa kasus tersebut dengan mengaitkan JAT, Perampokan dan jaringan teroris di Aceh. Sebab, JAT tidak memiliki anggota di Medan dan Sumatera Utara.

"JAT tidak ada cabang di sana. Di luar Jawa baru ada di Bima, NTB, yang lain belum. Ini pernyataan tergesa-gesa. Selalu dikaitkan-kaitkan. Mungkin nanti ada politikus yang dikait-kaitkan dengan JAT seperti rekayasa di Aceh itu. Jadi kepolisian sendiri yang merekayasa," jelas Muhammad Achwan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/09).

..."JAT tidak ada cabang di sana. Di luar Jawa baru ada di Bima, NTB, yang lain belum. Ini pernyataan tergesa-gesa. Selalu dikaitkan-kaitkan...

Menurutnya, secara umum JAT tidak terlibat dalam perampokan tersebut. Namun, mungkin saja ada anggota yang melakukan tindakan di luar kebijakan JAT atau melakukan tindakan indisipliner. Dalam hal ini sebagai pimpinan JAT, Abu Bakar Baasyir dihadapkan pada posisi dilematis.

Menurutnya, dari 18 orang yang ditangkap terkait perampokan itu, tidak ada satupun anggota JAT. "Kadang-kadang banyak yang ingin bergabung dengan kita. Tapi, fikroh mereka masih di luar kebijakan kita. Itulah mengapa terkadang ada tindakan indisipliner, itu mungkin terjadi. Tapi ini bukan anggota kita," jelasnya.

Achwan juga menilai sangat ironis jika JAT dikaitkan dengan perampokan. Sebab, salah satu misi JAT adalah memberantas penyakit masyarakat, termasuk perampokan.

Sangat ironis kalau ustadz Abu memerintahkan orang-orangnya untuk merampok. Justru Jemaah Anshorut Tauhid itu ingin memberantas penyakit masyarakat, termasuk perampokan itu," ujar Muhammad Achwan.

Polisi Hargai Praduga Tak Bersalah Dong!

Sementara itu, Tim Pembela Muslim (TPM) mengatakan jika Polri ingin memberantas terorisme secara hukum, maka Polri juga harus menjunjung asas praduga tidak bersalah. Hal tersebut disampaikan oleh TPM sehubungan dengan pernyataan Kapolri yang menghubungkan anggota perampokan Bank CIMB Niaga Medan dengan Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) pimpinan Abu Bakar Baasyir.

..."Soal dikaitkan dengan JAT dan Ustadz Abu, saya pikir Pak Kapolri ini tidak tahu kalau ada azas praduga tak bersalah. Jadi janganlah memberikan satu statement yang berkaitan dengan penyudutan...

"Soal dikaitkan dengan JAT dan Ustadz Abu, saya pikir Pak Kapolri ini tidak tahu kalau ada azas praduga tak bersalah. Jadi janganlah memberikan satu statement yang berkaitan dengan penyudutan. Lebih bagus itu nanti saja dalam persidangan," ujar Ketua TPM Achmad Michdan, saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/19).

Michdan juga mengatakan perkara Abu Bakar Baasyir saja belum diajukan, namun Polri sudah mengeluarkan pernyataan yang bersifat menyudutkan. "Kami beritahu bahwa JAT tidak ada di Medan. JAT tidak ada di Sumatera, yang ada di Jawa," ucapnya.

Sementara untuk orang-orang JAT, Michdan juga mengatakan tidak ada, karena para tersangka perampok tersebut semuanya merupakan orang Medan. Namun demikian, Ketua TPM ini membenafrkan ada salah satu keluarga dari tersangka yang menghubungi TPM di Medan, dan TPM Medan tengah mendalami kasus ini.

Saat ditanya apakah JAT sudah mengklarifikasi tidak ada anggotanya yang terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga Medan, Achmad Michdan mengatakan sudah melakukannya.

"Yang jelas dari pihak JAT sendiri melalui ustadz Abu, menyatakan tidak ada anggota JAT yang di Sumatera Utara. Itu yang konkret. Kemudian tuduhan semacam mengkait-kaitkan itu lebih baik tidak dipublikasikasikan dulu," ujarnya.

Ustadz Abu Hanya Tertawa

Saat mendengar kesimpulan Polri, Ustadz Abu Bakar Baasyir hanya tertawa. Polri menyimpulkan bahwa perampok Bank CIMB Niaga Medan terkait dengan Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) yang dipimpinnya. JAT, menurut Baasyir, tidak memiliki anggota di Medan atau Sumatera Utara

Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Pembela Muslim (TPM) Ahmad Michdan, saat mendatangi Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/09). Saat ditanya bagaimana tanggapan Abu Bakar Baasyir atas pernyataan dari Polri yang mengatakan anggota perampok Bank CIMB Niaga Medan terkait dengan jaringan terorisme dan JAT, Abu Bakar Baasyir tertawa mendengar hal itu.

..."Ya dia ketawa saja. Dia sempat bilang tidak ada JAT di Medan. Di Sumatera Utara tidak ada JAT...

"Ya dia ketawa saja. Dia sempat bilang tidak ada JAT di Medan. Di Sumatera Utara tidak ada JAT. Seharusnya Kapolri menjaga agar tidak mengeluarkan statement yang sifatnya harus dibuktikan di persidangan secara hukum," ujar Michdan menirukan ucapan Abu Bakar Baasyir.

Menurut Michdan, Baasyir menegaskan bahwa yang disampaikan Polri tersebut adalah fitnah. "Jadi jangan mengait-ngaitkan, itu bisa sumber fitnah. Azas hukum kita juga menganut azas praduga tak bersalah, nama orang saja kalau belum tersangka dan diadili itu harus inisial."

Kenapa Harus Ditembak Mati?

Tim Pembela Muslim (TPM) juga menyayangkan terjadinya penembakan terhadap 3 orang yang tersangka perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Menurut Ketua TPM Achmad Michdan, seharusnya penembakan hingga menyebabkan tewasnya tersangka itu tidak perlu terjadi untuk mempermudah mengungkap apa yang ada dibalik perampokan.

..."Yang jelas kita menyayangkan tindakan terhadap upaya dengan harus menyebabkan matinya ketiga tersangka tersebut...

"Yang jelas kita menyayangkan tindakan terhadap upaya dengan harus menyebabkan matinya ketiga tersangka tersebut. Harusnya ini seoptimal mungkin harus bisa ditangkap untuk membuka tabir di balik perampokan ini," ucap Ahmad Michdan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/9).

Michdan juga mengatakan TPM sendiri sudah berulang kali meminta kepolisian tidak menembak mati para tersangka yang dianggap terkait jaringan terorisme, untuk itu TPM melihat harus ada pihak yang mengevaluasi cara kerja Densus 88 anti teror.

"Kami sudah berulang kali meminta kepolisian untuk bertindak profesional untuk tidak melakukan, saya pikir tempatnya relatif bisa sedemikian rupa. Ini mesti ada pihak-pihak yang mengevaluasi tindakan densus 88 dengan cara itu," tegas Michdan.

Hari ini tim pembela muslim dengan puluhan anggota JAT mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk menjenguk Abu Bakar Baasir. Di antara anggota yang hadir adalah ketua sementara Jamaah Anshorud Tauhid, Muhammad Achwan. (LieM/inh)