AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Jumat, 24 September 2010

Awas. Gories Mere Ikut dalam Penggerebekan di Medan Dipertanyakan

Dugaan keikutsertaan Gories Mere dalam penggerebekan teroris di Medan dipertanyakan. Sebab, saat ini jenderal bintang tiga tersebut sudah tidak lagi bersinggungan langsung dengan penanggulangan terorisme di Indonesia.

Dalam penggerebekan teroris di Medan beberapa waktu lalu, polisi jenderal bintang tiga disebut-sebut ada dalam rombongan Densus 88 yang 'menerobos' Pos Golf Bravo Bandara Polonia untuk menuju Area Delta. Jenderal itu disebut-sebut adalah Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Gories Mere.

Menurut Ketua Badan Pengurus Kontras, Usman Hamid, keterlibatan Gories ini bukan yang pertama kalinya.

"Jika memang kemampuannya di bidang penanggulangan teroris masih sangat dibutuhkan, menurut Usman, harusnya Gories dikembalikan lagi di antiteror, tidak di BNN seperti saat ini"imbuhnya.

"Ini strukturnya harus dipertanggungjawabkan. Densus harus diaudit," desak Usman.

Usman mengatakan polisi bisa saja membela diri mengatakan jika keberadaan Gories di sana cuma kebetulan. Tapi publik tidak lantas langsung percaya.

"Polisi bisa saja membela diri mengatakan ketemu di sana, ketemu di Medan. Jadi seolah-olah, ketemu Gories baru pulang dari Danau Toba."

"Kenapa BNN ikut-ikut? Apa teroris ini juga tersangka narkoba?" sindir pria yang batal menjadi pengurus Partai Demokrat tersebut.

Sebelumnya Mabes Polri mengaku memastikan Gories Mere berada dalam penggerebekan teroris yang dilakukan oleh Densus 88 di Medan. Namun, jika benar Gories yang tak lagi berdinas di bidang terorisme, ada dalam rombongan Densus 88, Mabes Polri menilai tidak ada masalah yang perlu dibesar-besarkan. Bisa saja Gories memang ada keperluan di Medan.

Pada Kamis 16 September, Danlanud Medan mengirim surat kepada Kapolda Sumatera Utara terkait 'penerobosan' rombongan Densus 88 di Bandara Polonia. TNI Angkatan Udara merasa keberatan karena rombongan itu tidak mengindahkan aturan yang berlaku.

Petugas yang berjaga di pos sempat digertak oleh salah satu orang di rombongan tersebut. Orang itu mengatakan agar si petugas pos tidak menghalangi misi negara. Selain itu, orang di rombongan itu juga menyebut ada jenderal bintang tiga di rombongan itu.cDugaan keikutsertaan Komjen Gories Mere dalam penggerebekan teroris di Medan dipertanyakan. Sebab, saat ini jenderal bintang tiga tersebut sudah tidak lagi bersinggungan langsung dengan penanggulangan terorisme di Indonesia.

Dalam penggerebekan teroris di Medan beberapa waktu lalu, polisi jenderal bintang tiga disebut-sebut ada dalam rombongan Densus 88 yang 'menerobos' Pos Golf Bravo Bandara Polonia untuk menuju Area Delta. Jenderal itu disebut-sebut adalah Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Gories Mere.

Menurut Ketua Badan Pengurus Kontras, Usman Hamid, keterlibatan Gories ini bukan yang pertama kalinya.

"Soal keterlibatan Goris ini bukan pertama kali. sebelumnya pernah terjadi. Goris memang punya kemampuan antiteror yang baik. DI Indonesia maupun jaringan internasional," kata Usman Hamid dalam sebuah diskusi di Bakoel Coffee, Jakarta, Rabu (22/9/2010).

Jika memang kemampuannya di bidang penanggulangan teroris masih sangat dibutuhkan, menurut Usman, harusnya Gories dikembalikan lagi di antiteror, tidak di BNN seperti saat ini.

"Ini strukturnya harus dipertanggungjawabkan. Densus harus diaudit," desak Usman.

Usman mengatakan polisi bisa saja membela diri mengatakan jika keberadaan Gories di sana cuma kebetulan. Tapi publik tidak lantas langsung percaya.

"Polisi bisa saja membela diri mengatakan ketemu di sana, ketemu di Medan. Jadi seolah-olah, ketemu Gories baru pulang dari Danau Toba."

"Kenapa BNN ikut-ikut? Apa teroris ini juga tersangka narkoba?" sindir pria yang batal menjadi pengurus Partai Demokrat tersebut.

Sebelumnya Mabes Polri mengaku memastikan Gories Mere berada dalam penggerebekan teroris yang dilakukan oleh Densus 88 di Medan. Namun, jika benar Gories yang tak lagi berdinas di bidang terorisme, ada dalam rombongan Densus 88, Mabes Polri menilai tidak ada masalah yang perlu dibesar-besarkan. Bisa saja Gories memang ada keperluan di Medan.

Pada Kamis 16 September, Danlanud Medan mengirim surat kepada Kapolda Sumatera Utara terkait 'penerobosan' rombongan Densus 88 di Bandara Polonia. TNI Angkatan Udara merasa keberatan karena rombongan itu tidak mengindahkan aturan yang berlaku.

Petugas yang berjaga di pos sempat digertak oleh salah satu orang di rombongan tersebut. Orang itu mengatakan agar si petugas pos tidak menghalangi misi negara. Selain itu, orang di rombongan itu juga menyebut ada jenderal bintang tiga di rombongan itu.[muslimdaily.net/dtk]