AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Selasa, 09 November 2010

Ba'asyir: Bencana ini Peringatan Allah Agar Negara Kembali kepada Syariat Islam

BENCANA datang silih-berganti. Baru saja terjadi banjir di Wasior Papua karena luapan sungai, tsunami pun menerjang Mentawai. Belum kering air mata duka kita atas banjir bandang dan tsunami, datang lagi bencana tak kalah dahsyatnya dengan letusan Merapi. Sudah ratusan jiwa melayang akibat bencana yang datang bertubi-tubi di negeri ini.

Meski tengah prihatin dengan tuduhan terorisme yang dituduhpaksakan kepada dirinya, tapi Ustadz Abu Bakar Ba’asyir masih bisa merasakan keprihatinan atas bencana yang susul-menyusul di negeri ini. Dari balik jeruji besi Mabes Polri, Jum’at (5/11/2010), ulama kharismatik dan istiqamah ini menyampaikan berbagai taushiyah kepada bangsa, melalui wartawan voa-islam.com.

Menurut amir Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) ini, berbagai bencana itu adalah salah satu peringatan dari Allah agar bangsa Indonesia, khususnya para pemimpin dan pejabatnya segera bertaubat kembali kepada Islam.

“Ini peringatan dari Allah, bencana akan semakin besar kalau pemimpin-pemimpin Negara ini tidak mau kembali kepada Islam,” jelasnya. “Ini termasuk firman Allah surat Al-A’raf 96: Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

....Ini peringatan dari Allah, bencana akan semakin besar kalau pemimpin-pemimpin Negara ini tidak mau kembali kepada Islam....

Karenanya, jika ingin menyudahi berbagai bencana, Ustadz Abu mengimbau agar bangsa Indonesia melakukan taubat nasional dengan kembali kepada syariat Islam.

“Pokoknya satu-satunya jalan mengatasi masalah itu harus kembali kepada Islam, tidak ada jalan lagi, merombak negara ini menjadi Negara Islam titik! Kalau tidak mau, maka akan tetap ada bencana,” tegasnya.

Menurut catatan pendiri Pesantren Al-Mu’min di Ngruki Sukoharjo ini, semua kerusakan di negeri ini tak lepas dari kesalahan umat Islam sendiri, yang mendustakan hukum Allah SWT dalam bernegara.

“Indonesia ini sejak merdeka termasuk yang mendustakan Allah, tidak mau memakai hukum Allah untuk mengatur negara. Jadi salahnya umat Islam sendiri ikut-ikut mendustakan. Bukan dengan mulut tetapi dengan perbuatan,” urainya. “Solusinya cuma satu, kembali kepada Islam. Negara ini harus diatur dengan sistem Islam.”

Ustadz Abu menyayangkan, karena dakwah penerapan syariat Islam di dalam negara kerap dianggap sebagai gerakan politik. Padahal, menurutnya, penerapan syariat Islam adalah tuntutan akidah.

“Maka kita harus berani mengingatkan kepada masyarakat Islam tentang Negara Islam. Tapi ingat, Negara Islam ini bukan masalah politik, karena selama ini perjuangan menegakkan Negara Islam ini disebut sebagai perjuangan politik. Tidak! Ini tuntutan akidah. Siapa yang menolak Negara Islam bisa batal syahadatnya, karena tidak mungkin mengamalkan tauhid itu tanpa negara, tanpa kekuasaan, omong kosong itu,” tandasnya.

....perjuangan menegakkan Negara Islam ini bukanperjuangan politik, tapi tuntutan akidah...

“Jadi satu-satunya solusi Umat Islam harus bertaubat kembali mengatur negara ini dengan syariat Islam,” tambahnya.

Untuk menangkal musibah yang lebih besar lagi, alumnus Pesantren Gontor Ponorogo dan Dakwah Universitas Al-Irsyad Solo ini menekankan taubat nasional mulai dari rakyat hingga pemimpinnya. Taubat yang harus ditempuh adalah banyak istigfar dan penerapan syariat Islam secara kaffah, termasuk dalam bernegara.

“Rakyat Indonesia ini harus bertaubat dari mulai rakyatnya sampai pemimpinnya yang mengaku beragama Islam,” imbaunya. “Nah, cara bertaubatnya bagaimana? Di samping banyak beristigfar, mengganti sistem Negara ini dengan sistem Islam. Ini persoalan akidah, bukan persoalan politik,” pungkasnya. [taz, widi]