AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Senin, 03 Januari 2011

Geng Narkoba Amerika Selatan Danai Al Qoidah

Media Barat Telegraph memberikan laporan "bualan" tentang bagaimana geng obat Amerika Selatan menyediakan jutaan pound untuk mendanai Al Qoidah dan membayar mereka untuk memastikan perjalanan kokain mereka dari Afrika utara ke Eropa aman.

Telegraph menuliskan, pemberontak Islam yang sudah familier dengan dataran tandus Sahara telah mencapai kesepakatan untuk memberikan keamanan bersenjata bagi pengedaran narkoba dengan imbalan beberapa keuntungan bagi mereka.

Ahli kontra-terorisme mengatakan mereka adalah para teroris dari Al Qoidah Islamic Maghreb yang telah menculik serangkaian orang Barat dan membunuh seorang turis Inggris tahun lalu.

Mereka memperingatkan bahwa uang yang mereka terima dari geng obat dapat digunakan untuk menarik anggota baru dan rencana serangan teroris di kota-kota Eropa.

Olivier Giutta, seorang konsultan kontra terorisme dan urusan luar negeri mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), kelompok pemberontak Marxis, adalah "kekuatan yang menjalin pernjanjian dengan AQIM."

Pada masa lalu, narkoba diterbangkan atau dikirim dari Amerika Selatan langsung ke Spanyol atau Portugal, tetapi pengenalan kontrol yang lebih ketat di negara-negara yang dipimpin FARC telah mengubah jalan operasi.

"Sejak rute melalui Eropa menjadi jauh lebih sulit untuk digunakan, FARC melihat kesempatan untuk menggunakan Sahel dan Afrika Utara sebagai rute obat baru," kata Guitta.

"Dan sejak AQIM memiliki kontrol atas area tersebut dan sudah terlibat dalam operasi penyelundupan besar, maka masuk akal untuk menawarkan kesepakatan."

Guitta menjelaskan bahwa "AQIM merupakan unit independen Al Qoidah dan tidak berbagi uang dengan Al Qoidah pusat, tetapi mencari dan melakukan serangan teror sendiri di Eropa."

Teroris yang terkait dengan Al Qoidah Afrika Utara telah menerima $ 130m (£ 84m) dari membantu geng narkoba dan meminta uang tebusan dengan penculikan sejak tahun 2007, menurut satu laporan mengutip sebuah investigasi oleh pemerintah Aljazair.

AQIM pertama kali muncul dengan nama lain sebagai kelompok perlawanan Islam yang menentang pemerintahan sekuler Aljazair pada awal 1990 an dan berada di belakang banyak serangan bom dan penyergapan.

Mereka menyatakan kesetiaan dengan Al Qoidah sejak 2003 dan Ayman al-Zawahiri secara resmi menyetujui "merger" tersebut pada tahun 2006.

AQIM telah menyebarkan operasinya jauh lebih ke selatan gurun Sahara dan perbatasan dengan Mali, Niger dan Mauritania.

Pada tahun 2009, AQIM menculik Edwin Dyer, seorang turis Inggris yang tengah menghadiri festival budaya di Tuareg, dan akhirnya AQIM membunuhnya setelah tuntutan mereka untuk membebaskan Abu Qatadah, seorang ulama Yordania yang ditahan Inggris tidak dipenuhi.

Kelompok ini juga mengaku bertanggung jawab atas penembakan mati seorang pekerja bantuan Amerika di Mauritania pada bulan Juni tahun lalu dan untuk pemboman di kedutaan Perancis dua bulan kemudian yang melukai tiga orang.

Pejabat kontra-terorisme Eropa dan Amerika ketakutan bahwa gurun Sahara dengan cepat menjadi tempat yang aman untuk kegiatan kelompok Islamis, sepanjang garis Somalia dan Yaman.

Namun ucapan Guitta yang mengatakan jika AQIM terlibat dalam perdagangan narkoba tersebut tidak bisa diverifikasi kebenarannya, namun juga belum ada bantahan dari kelompok AQIM mengenai hal ini. [muslimdaily.net/Tel]