Surabaya (voa-islam.com) - Islam benar-benar babak belur dipermainkan Densus 88 Jatim, dalam simulasi penanganan bom di kereta komuter Stasiun Wonokromo, Kamis (24/3), menggunakan simbol ISLAM!!! Dalam latihan antiteroris, Densus 88 benar-benar tak beradab dan tidak menghargai perasaan umat Islam sebagai pemilik suara mayoritas di negeri terbesar ke empat didunia, dan negeri muslim terbesar di dunia.
Kecaman datang akibat ulah Densus 88 Polda Jatim yang menggelar simulasi penanganan bom di kereta komuter dari Stasiun Wonokromo ke Stasiun Gubeng hari Kamis (24/3) kemarin.
Apa pasal? apalagi kalau bukan pengunaan label pada kotak bom bertuliskan "Jihad Fisabilillah Demi Kebenaran" dan juga menggunakan teriakan takbir dari orang yang digambarkan sebagai teroris yang digunakan Densus 88 Anti Teror dalam simulasi penanganan teroris ini dituding telah melecehkan umat Islam.
kotak bom bertuliskan "Jihad Fisabilillah Demi Kebenaran" dan beradegan takbir dari orang yang digambarkan sebagai teroris yang digunakan Densus 88 Anti Teror adalah penghinaan yang sangat jelas
"Secara tidak langsung, polisi Jawa Timur telah sengaja dan terus terang menganggap bahwa seluruh umat Islam adalah teroris," kecam Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Pusat, Mustofa B Nahrawardaya.
Tudingan itu disampaikan Tim Pembela Muslim (TPM) dan Forum Pembela Islam (FPI).
"Presiden sudah saatnya menegur keras terhadap Polda Jatim maupun lembaga yang terlibat dalam simulasi itu. Jika tidak, Presiden bisa dianggap terlibat langsung atau pun tidak langsung terhadap penggunaan simbol Islam yang dipakai dalam simulasi," jelasnya.
Mustofa pun mengingatkan agar polisi tidak usah menunggu reaksi besar umat Islam, mengingat penyalahgunaan simbol tersebut jelas menyalahi etika kerukunan beragama di Indonesia. Aparat yang digaji oleh masyarakat yang memang mayoritas Islam.
Islam, takbir dan Jihad, tidak selayaknya berbuat semena-mena, dan tidak mengindahkan tata krama kehidupan bermasyarakat.
Jika tidak ada permintaan maaf, sama saja polisi mengajak umat Islam untuk berperang dengan warga sendiri. Ini tidak akan mendukung upaya pemerintah yang konon akan memerangi terorisme, karena dengan model seperti polisi jawa Timur itu, justru akan memunculkan teroris model baru.
Kenapa tidak teriakkan Haleluya saja? Densus 88 Takut Gories Mere, ya?
Mengapa Islam jadi korban lagi? Selayaknya Umat Islam patut menuntut permintaan maaf dari Densus 88 segera! (detik/voa-islam.com)
Sabtu, 26 Maret 2011
Densus 88 Hina Islam! Latihan Anti Teror, Teriakkan Takbir
Selasa, 15 Maret 2011
Tentara Zionis Hajar Jamaah Palestina di Halaman Al Aqsa
Saksi mata Palestina menuturkan aksi pelecehan itu dlakukan para penghuni permukiman Yahudi di halaman masjid yang langsung dibalas oleh jamaah Palestina dengan meneriakkan nama Allah.
Namun tiba-tiba sejumlah tentara Israel menyerang mereka dengan keras dan melukai satu orang. Tentara Israel juga menahan tiga orang dalam insiden tersebut.
Mereka mengatakan bahwa tentara Israel meningkatkan jumlah keberadaan mereka di Masjid Al Aqsa menyusul bentrok tersebut.
Dalam kasus lain, masih dalam konteks yang sama, sebuah pengadilan Israel mengeluarkan larangan bagi seorang pemuda Palestina dari kota Umm Al-Fahm, untuk memasuki masjid Al Aqasa selama satu bulan. Sanksi itu dijatuhan atas sikapnya meneriakkan takbir dengan suara keras di dalam masjid.[muslimdaily.net/rpk] Readmore...
Relawan FPI Siap Bantu Korban Tsunami Jepang
Tawaran itu disampaikan FPI melalui surat kepada Duta Besar Jepang untuk Indonesia di Jakarta. FPI menyatakan memiliki pengalaman untuk melakukan evakuasi di lokasi bencana, terutama di Aceh.
FPI menyatakan siap menyediakan relawan berapapun jumlahnya yang dibutuhkan Jepang. “Kami berpengalaman mengevakuasi 100 ribu mayat saat tsunami di Aceh dan di lokasi lainnya di Jawa Barat, Sumatra Barat, Solo, Boyolali, Sinjai, Morowali, Mentawai, dan Yogyakarta,” ujar Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab.[muslimdaily.net/bbs] Readmore...
TPM dan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Walk Out
JAKARTA - Sidang dengan terdakwa ustadz Ba'asyir hari ini yang dijadwalkan menggunakan teleconference saksi-saksi diwarnai aksi walk out (keluar) pihak TPM dan ustadz Abu Bakar Ba'asyir.
TPM menyatakan tidak setuju dengan hakim Heri Swantoro yang tetap mengijinkan saksi dihadirkan melalui percakapan jarak jauh. Meskipun layar untuk telewicara sudah disiapkan namun TPM tetap menolak persidangan. Terjadi sedikit kericuhan saat salah satu anggota TPM membanting sebuah buku yang kemudian ditanggapi petugas keamanan dengan "menangkap" salah satu anggota dari TPM.
Aksi tersebut disusul walk out seluruh pengacara ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Sidang lalu di skors sekitar satu jam, dan dilanjutkan dengan tanpa kehadiran TPM.
Ustad Ba'asyir Walk Out
Setelah skors berakhir, ustadz Abu yang masih duduk di kursi terdakwa meminta waktu sebentar untuk menjelaskan hakikat persidangan yang sedang dijalani, bahwasanya persidangan tersebut merupakan kebatilan. Karena menurut ustadz Abu para jaksa telah melecehkan Islam dengan menyatakan i'dad (latihan militer) sebagai kejahatan.
Dengan itu ustadz Ba'asyir menyatakan menolak persidangan dan memilih keluar dari persidangan. [muslimdaily.net]
Abdul Haris dan Ubaid Saksi Teleconference Sidang ABB
JAKARTA - Tanggal 14 Maret 2011, hari Senin rencananya sidang dengan terdakwa ustadz Abu Bakar Ba'asyir dilanjutkan dengan mendatangkan saksi-saksi.
Setelah pada sidang sebelumnya, Kamis 10/3 hakim Heri Swantoro yang mengadili kasus yang menimpa ustadz ABB memberikan putusan sela yang isinya menolak eksepsi ustadz ABB maupun tim pengacara dari TPM. Selanjutnya Heri Swantoro meminta kepada JPU untuk mendatangkan saksi-saksi pada sidang lanjutan hari Senin 14/3.
Teleconference
Sidang kontroversial kali ini makin dilengkapi dengan kontroversi lain, yaitu mendatangkan saksi melalui teleconference. Dengan alasan keamanan hakim Heri Swantoro merestui permintaan JPU yang meminta saksi hanya dihadirkan dari jarak jauh menggunakan fasilitas video conference (komunikasi jarak jauh). Padahal para saksi yang dihadirkan hanya berada di Rutan Mako Brimob, Depok. Namun pengamanan dengan ribuan polisi dilengkapi tim sniper dirasa tidak cukup.
Menurut informasi yang diterima MuslimDaily dari JMC, saksi-saksi yang akan dihadirkan dalam persidangan melalui teleconference besok adalah Abdul Haris Ainul Falah yang merupakan amir JAT wilayah Jakarta (sudah divonis 4,5 tahun), kemudian Lutfi Haidaroh alias Ubaid (sudah divonis 10 tahun), Sholahudin alias Sholeh Shultoni. Teleconference akan dilakukan dari Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Sedangkan saksi-saksi yang akan dihadirkan langsung dalam persidangan ustadz ABB di PN Jaksel adalah Deden Dantini dan dr Syarif Usman yang dituduh menjadi donatur pelatihan bersenjata, Syarif Usman sudah divonis 4,5 tahun sama seperti yang dijatuhkan kepada Abdul Haris. [muslimdaily.net]