AYO DUKUNG PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI BUMI INDONESIA TERCINTA

Selasa, 31 Agustus 2010

Menag: Habis Lebaran Ahmadiyah Harus Dibubarkan

Jakarta (voa-islam.com) - Penerapan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri mengenai aliran Ahmadiyah hingga kini masih menjadi polemik. Di tengah-tengah polemik itu, Menteri Agama Suryadharma Ali justru sepakat jika jamaah Ahmadiyah Indonesia dibubarkan.

"Ahmadiyah itu seharusnya dibubarkan. Kalau tidak dibubarkan permasalahannya akan terus berkembang," ujar Suryadharma usai mengikuti rapat gabungan pemerintah dan DPR tentang ormas di Gedung DPR, Senayan, Senin (30/8/2010).

..."Ahmadiyah segera dibubarkan karena bertentangan dengan SKB menteri dan tentu semua pihak harus bertanggung jawab mengajak kepada Islam yang benar. Ini semua sudah ada aturannya,"...

Menurut Suryadharma, dalam SKB 3 Menteri sudah jelas dinyatakan ajaran Ahmadiyah tidak boleh disebarluaskan karena menyimpang dari Islam.

"Ahmadiyah segera dibubarkan karena bertentangan dengan SKB menteri dan tentu semua pihak harus bertanggung jawab mengajak kepada Islam yang benar. Ini semua sudah ada aturannya," imbuhnya.

Pembahasan pembubaran Ahmadiyah, lanjut Suryadharma, akan dilakukan dalam waktu dekat. Kementerian Agama akan segera membahas pembubaran itu secara intensif. "Nantilah setelah Lebaran," paparnya. (Ibnudzar/dbs)

Readmore...

Larang Ba'asyir Shalat Idul Fitri, Polri Dinilai Langgar HAM

JAKARTA (voa-islam.com) – Hari Raya Idul Fitri 1431, Ustadz Abu Bakar Baasyir kembali diperlakukan diskriminatif sehingga tidak bisa merasakan kebebasan beribadah.

Ustadz Abu tidak bisa melaksanakan shalat Idul Fitri, karena Mabes Polri tidak akan menyelenggarakan shalat yang hukumnya sunnah muakkad tersebut itu untuk tahanan.

“Selama ini belum pernah ada shalat Ied yang diselenggarakan untuk tahanan,” ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Pol Marwoto Soeto, di Mabes Polri Jakarta, Senin (30/8/2010).

Saat ditanya apa tahanan tidak boleh menjalankan shalat Idul Fitri, Marwoto mengatakan pihaknya tidak mau repot-repot melakukan pengamanan, toh tidak melakukan shalat Idul Fiti sekali-sekali tidak berdosa.span class="fullpost">

“Dari pada repot ngamananin, mendingan di dalam sana (rumah tahanan). Sekali tidak shalat Ied kan tidak apa. Ya siapa yang mau amankan dia, mas, tidak mungkin,” ucap Marwoto.

Namun, sambungnya, kemungkinan Abu Bakar Baasyir akan melaksanakan shalat dari dalam sel. “Di dalam ada macam-macam, ada mushalla, lengkap. Mudah-mudahan demikian,” ucapnya.

Menanggapi hal itu, Tim Pengacara Muslim (TPM) menilai Mabes Polri telah berlaku diskriminatif dan melanggar hak asasi dengan tidak mengizinkan Ba’asyir melaksanakan shalat Idul Fitri di luar Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri.

…Mabes Polri telah berlaku diskriminatif dan melanggar hak asasi dengan tidak mengizinkan Ba’asyir melaksanakan shalat Idul Fitri…

“Keyakinan itu harus tetap (dijalankan), dia kan belum diputus bersalah. Selama ini beliau cukup kooperatif berdakwah. Ke sana, ke sini melanggar hak asasi terhadap dirinya (Ba’asyir), dan ini justru diskriminatif sekali, seharusnya beliau tetap

dapat melakukan shalat Ied,” kata penasihat hukum Ba’asyir dari tim pembela muslim (TPM), Ahmad Michdan, Senin (30/8/2010).

Menurutnya, sekalipun tanpa ada izin terlebih dahulu kepada pihak kepolisian, Ba’asyir harus diberikan hak itu menjalankan shalat Ied tersebut.

“Kalau nanti sampai hari H tidak ada izin kita akan memprotes ini. Yang jelas ini diskriminatif. Kalau dilarang, dulu pernah di RS. Kramat Jati pada waktu itu, boleh shalat Ied. Dikoordinasikan oleh Direktur I Bareskrim boleh shalat. Tidak ada masalah dengan penjagaan,” ucapnya.

Ahmad Michdan menuding, pelarangan shalat Ied bagi Ba’asyir tak lepas dari telah bergantinya tampuk kepemimpinan di Polri yang otomatis merubah sistem di Polri.

Dikatakannya, pada saat kepemimpinan Kapolri sebelumnya, tahanan diperbolehkan menjalankan ibadah shalat Ied.

… pelarangan shalat Ied bagi Ba’asyir tak lepas dari telah bergantinya tampuk kepemimpinan di Polri. Pada saat kepemimpinan Kapolri sebelumnya, tahanan diperbolehkan menjalankan ibadah shalat Ied..

“Coba tolong koreksi Kapolri. Itu dia tidak boleh hak-hak ibadahnya (Ba’asyir) dikurangi, baik di tingkat penahanan. Penahanan artinya baru sangkaan saja dan dia bukan orang yang dapat dikategorikan sebagai penjahat. Dia harus dipertanggungjawabkan hukum agama dan hukum negara,” tegas Michdan. [taz/dbs]

Readmore...

Senin, 30 Agustus 2010

Cerita Fantastis "Terorisme", terlalu Banyak Klaim Meragukan

Oleh Farid Gaban

Penggerebegan tersangka teroris di Cibiru, Bandung, pada 7 Agustus 2010 (tepat pada saat proklamasi DI/NII oleh SM. Kartosoewiryo_red), menjadi perhatian luas media massa, tak hanya media dalam negeri melainkan juga internasional. Penggerebegan itu dilakukan hampir bersamaan dengan pernyataan Presiden Yudhoyono bahwa nyawanya terancam teroris, serta penangkapan Abu Bakar Baasyir, ulama yang pernah diadili dengan tuduhan mendalangi aksi terorisme Jemaah Islamiyah, yang tak terbukti di pengadilan. Polisi, untuk kesekian kalinya, menyebut Baasyir sebagai pemimpin Al Qaidah Asia Tenggara.

Polisi memiliki cerita yang fantastis.

Dalam penggerebegan di Bandung, menurut Humas Mabes Polri Edward Aritonang, polisi menemukan bukti bahwa teroris Jemaah Islamiyah sedang merencanakan kejahatan besar berskala luas: membunuh presiden; meledakkan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia di Jalan Trunojoyo, Jakarta; menghancurkan Markas Brimob di Kelapa Dua, Depok; meledakkan sejumlah kedutaan besar (Amerika, Australia dan Inggris); serta meledakkan sejumlah hotel internasional.

Cerita fantastis. Jika klaim polisi itu benar.

Polisi mendukung cerita fantastis itu dengan beberapa klaim tambahan. Sepertinya sejumlah klaim itu sangat meyakinkan. Tapi, nanti dulu....

KLAIM 1:

Polisi mengatakan rumah kontrakan di Cibiru, Bandung, itu merupakan laboratorium pembuatan bom yang akan dipakai untuk aksi berbagai macam kejahatan tadi.

MASALAH

Polisi sempat meledakkan bom milik tersangka teroris di rumah kontrakan yang digerebeg sebelum menunjukkan bekas ledakan kepada para wartawan. Sejauh yang kita baca dari berita-berita media massa tentang ini, dampak ledakan sangat rendah. Ini juga berlawanan dengan KLAIM 2. Jika bom itu benar demikian dahsyat, yang katanya bisa menghancurkan gedung berlantai dua, bijaksanakah polisi meledakkannya di tengah permukiman banyak penduduk?

KLAIM 2:

Polisi mengatakan menemukan sejumlah bahan kimia, terutama NATRIUM KHLORIT, yang dikatakannya bisa dibuat bom yang memiliki daya ledak lebih dahsyat dari "bom plastik" C-4, atau yang dikenal juga sebagai RDX, bom yang biasa digunakan militer.

MASALAH

Natrium khlorit, atau sodium chlorite (NaClO2), tidak dikenal sebagai bahan pembuat bom. Dia dikenal dalam industri tekstil dan bubur kertas sebagai pemutih. Atau dalam industri makanan dan obat sebagai bahan pembuat makanan suplemen. Jika bahan kimia ini bisa dibuat bom dengan daya ledak lebih dahsyat dari C-4, banyak angkatan bersenjata dunia, termasuk TNI, sudah lama beralih dari menggunakan C-4 yang mahal dan harus diimpor.

KLAIM 3:

Polisi mengatakan telah menyita mobil Mitsubishi Galant yang akan dipakai sebagai pembawa bom, "bom mobil" untuk meledakkan sasaran operasi.

MASALAH

Jika mobil Mitsubishi Galant itu merupakan barang bukti kejahatan yang penting, mengapa sampai 11 Agustus, empat hari setelah penggerebegan, mobil itu masih teronggok di tempatnya semula di Cibiru, Bandung?

KESIMPULAN

Polisi telah membuat cerita yang kedengaran "too good to be true" tentang terorisme. Cara polisi melebih-lebihkan drama penggerebegan dan melebih-lebihkan ancaman terorisme justru memunculkan kecurigaan ketika polisi sendiri nampak tak peduli pada barang bukti yang katanya penting.

Polisi memiliki cerita besar, tapi tidak teliti dalam detil, misalnya tentang natrium khlorit itu, yang membuat klaim polisi layak diragukan.

PERAN MEDIA

Polisi senantiasa percaya diri membuat klaim yang meragukan, bahkan berbohong, karena mereka tahu wartawan/media takkan bertanya. Media disibukkan oleh klaim polisi dari hari ke hari, yang mereka lahap hampir tanpa pertanyaan, termasuk kejanggalan-kejanggalan kecil seperti yang sudah disebut di atas. Wartawan dan media tenggelam dalam timbunan klaim polisi, tanpa pernah peduli untuk mengurainya.

(Farid Gaban adalah jurnalis senior. Managing Editor Republika (1991-1997), Managing Editor (1993-2003), dan sekarang Director Pena Indonesia (2004-Now); beralmameter ITB dan pernah meliput di Bosnia, Afghanistan, juga Piala Dunia di Amerika)

Readmore...

FPI: Indonesia-Malaysia Perang, Umat Islam Dunia Yang Dirugikan

Tangerang (voa-islam.com) - Belakangan ini hubungan Indonesia - Malaysia memanas, namun kedua negara serumpun tersebut tidak boleh terlibat dalam peperangan. Pasalnya kedua negara tersebut adalah saudara serumpun, dengan Islam yang kuat.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Front pembela Islam (FPI) Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, saat konferensi pers mengenai sikap FPI, di Pondok Pesantren Alum, Jl. WR Supratman Gg. Jamblang 30, Ciputat, Tanggerang, Sabtu (28/08/2010).

..."Kalau terjadi perang nanti merugikan kedua negara, maka negara-negara Islam lain juga akan dirugikan" tutur Habib...

"Kalau terjadi perang nanti merugikan kedua negara, maka negara-negara Islam lain juga akan dirugikan" tutur Habib. Jika peperangan pecah antara Indonesia dengan Malaysia, maka bukan tidak mungkin nama Islam juga akan tercoreng. Untuk itu, FPI juga tengah melakukan lobi-lobi bersama organisasi Islam di negri jiran tersebut, untuk menghindari terjadinya konflik terbuka.

Lebih lanjut Habib menjelaskan, jika di Indonesia pihaknya tengah mencoba mengusahakan agar pemerintah mau untuk duduk bersama pemerintah Malaysia agar tercipta kedamaian, maka begitupun organisasi-organisasi Islam di Malaysia.

"Akan tetapi hasilnya sudah sejauh apa (lobi organisasi Islam di Malaysia), saya rasa masih terlalu dini untuk dijelaskan" ujarnya.

Indonesia mempunyai kepentingan ekonomi dengan negara Malaysia, salah satunya adalah ratusan ribu TKI yang tengah mengadu nasib di Malaysia. Begitu pun Malaysia terhadap Indonesia. Maka dapat dipastikan kerugian besar akan terjadi jika perang tidak terhindarkan.

"Jangan lupa juga, Malaysia dan Indonesia merupakan jalur pelayaran yang strategis" tambah Habib. Selat Malaka yang menjadi destinasi dari 50% pelayaran di dunia tentu akan terganggu, sehingga pelayaran internasional pun terganggu.

Maka selain menghimbau umat Islam di Indonesia untuk tidak terpancing, FPI juga menekan pemerintah untuk segera menyelesaikan permasalahan ke dua negara itu secara bijak.

Antara lain hal tersebut dilakukan dengan memperjelas batas-batas wilayah antara kedua negara, serta menyelesaikan sengketa TKI-TKI yang terancam hukuman mati. (Ibnudzar/trb)

Readmore...

Densus 88 Salah Tangkap 2 Pria Disangka Perampok CIMB Niaga

JAKARTA (voa-islam.com) – Lagi-lagi Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri melakukan salah tangkap. Korban salah tangkap kali ini adalah dua orang pria yang disangka pelaku perampokan Bank CIMB Medan.

Dua pria warga Deli Serdang, Sumatera Utara yang diamankan Densus 88 Anti Teror, Sabtu (28/8) sore, sudah dilepas. Setelah diperiksa intensif, keduanya tidak terbukti terkait tindak pidana manapun termasuk perampokan Bank CIMB Niaga.

“Jadi karena alibi mereka semuanya betul, maka dalam 1x24 jam mereka sudah dipulangkan. Keduanya tidak terbukti ada tindak pidana,” kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Baharudin Djafar, Ahad (29/8/2010).

…Setelah ditangkap Densus 88 dan diperiksa intensif, keduanya tidak terbukti terkait tindak pidana mana pun…

Kedua pria berinisial D dan Y itu, dicokok dari salah satu rumah di Jl Diponegoro 1, Pasar 1, Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Sabtu sore. Penangkapan tersebut diawali kecurigaan penelusuran petugas intelejen Polda Sumut bahwa kedua orang ini berteman dengan pihak yang saat ini sedang dicari-cari.

“Awalnya mereka dicurigai berdasarkan penelusuran intelijen kita, yang mendapat informasi bahwa mereka berkawan dengan seseorang yang sedang kita cari, katakan saja Mr X. Dan mereka berkata, sekitar tiga bulan terakhir pernah bertemu di rumah itu,” jelas Djafar.

…Awalnya mereka dicurigai berdasarkan penelusuran intelijen. Tapi ternyata tidak ada bukti makanya kita pulangkan…

“Tapi ternyata tidak ada bukti makanya kita pulangkan. Tetapi walaupun begitu kita pulangkan, kasus tetap kita kembangkan,” imbuh Djafar.

Djafar menyatakan, kedua orang yang diciduk Densus itu adalah warga sipil sipil. “Mereka sudah kita pulangkan pukul 14.00 WIB tadi. Dan ke depan pastinya kita akan tetap kontrol,” tutup Djafar. [silum/dtk]

Readmore...

Dalam Satu Malam 125 Warga Filipina di Dubai Masuk Islam

DUBAI (voa-islam.com): Sebanyak 125 orang berkebangsaan Filipina, sebagian besar wanita menyatakan keislaman mereka di Dubai setelah mengikuti ceramah yang disampaikan seorang dai dari Filipina Omar Banalbar yang berbicara tentang dasar-dasar Islam, toleransinya dan akhlaknya, serta kepribadian Nabi pembawa rahmat shallallahu 'alaihi wasallam.

Peristiwa ini terjadi dalam kegiatan malam Filipina dalam Forum Ramadhan ke IX di perkemahan Thiwar yang diselenggarakan oleh Departemen Pariwisata dan Pemasaran Perdagangan di Dubai dengan tema: "Kita bertemu untuk maju".

Pihak manajemen Forum tersebut dan para hadirin sama-sama terkejut dengan masuk Islamnya 122 wanita dan 3 pria setelah mengikuti ceramah Dai Filipina Omar Banalbar yang menegaskan bahwa jumlah terbesar yang masuk Islam melalui dirinya di Filipina dalam satu malam belum pernah melebihi 99 orang, dan bahwa hari ini telah mencapai rekor baru, beliau memohon kepada Allah Azza wa Jalla supaya meneguhkan pemeluk Islam yang baru diatas kebenaran Islam.

Hal ini mulai ketika perkemahan wanita meminta Dai tersebut untuk menjelaskan kepada mereka lebih banyak tentang Islam, karena keinginan para saudari disana untuk mempelajari lebih lanjut tentang hakikat Islam, hingga ceramahnya berlangsung lebih dari dua setengah jam, padahal sebelumnya hanya dibatasi 45 menit saja, tetapi mendatangkan hasil yang baik, di mana jumlah wanita yang ingin masuk Islam mulai dari 67 orang dan kemudian meningkat setelah ceramah Sheikh Omar menjadi 84 kemudian 97 dan pada akhir malam jumlah wanita yang mengumumkan keislaman mereka mencapai 122 orang, sampai-sampai tidak seorangpun wanita yang keluar dari perkemahan wanita melainkan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

Dibagian perkemahan pria tidak berbeda keadaannya dari perkemahan wanita, karena pria yang telah masuk Islam pada hari-hari pertama Forum, datang bersama teman-temannya ke acara malam Filipina, untuk menyaksikan keislaman 3 pria dari mereka dalam Islam, menurut laporan surat kabar " Al-Khalij".

Datang bukan untuk memeluk Islam....lalu Allah memberinya hidayah:

Surat kabar tersebut juga mencantumkan kisah seorang muslim baru yaitu berKebangsaan Filipina yang datang didampingi oleh seorang rekan media untuk meliput keadaan di UEA pada bulan Ramadhan, padahal tidak memiliki niat untuk masuk ke dalam Islam, bahkan tidak memikirkan ini sebelumnya, tiba-tiba para hadirin terkejut setelah ceramah Sheikh Omar Banalbar orang tadi air matanya mengalir deras, dan meminta untuk menyatakan keislamannya, di mana hal itu diikuti dengan pekik takbir di seluruh forum.

Menurut Emanuel bahwa ia datang ke UEA sejak lima tahun lalu, tidak mengenal Islam sebagai agama - mungkin karena perbedaan bahasa - dan bekerja di salah satu saluran satelit, dan hari ini adalah hari kelahirannya yang hakiki setelah menghabiskan 47 tahun jauh dari Islam.

(ar/islammemo)

Readmore...

Membayarkan Puasa Orang yang Sudah Meninggal

Membayarkan puasa (mempuasakan) orang yang sudah meninggal dunia -dikarenakan saat sebelum meninggal dia meninggalkan puasa beberapa hari- menjadi masalah yang sering diperdebatkan di tengah-tengah masyarakat. Jawaban yang pasti dan jelas menjadi tuntutan agar umat bisa mengambil sikap berdasarkan hujjah yang kuat.

Berikut ini kami suguhkan sebuah fatwa dari Syaikh Abdul Rahman al-Sahim dalam mejawab sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada beliau.

Pertanyaahn: Ada seseorang yang sudah meninggal dan masih memiliki hutang puasa. Apakah berpuasanya boleh digantikan oleh seseorang? Apabila tidak boleh, berapa uang yang harus dibayarkan untuk menebus puasanya?

Beliau menjawab, Dalam masalah ini perlu ada perincian. Jika puasanya adalah puasa nadzar atau kafarah, maka boleh dibayarkan puasanya oleh yang lain berdasarkan sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam,

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ

“Siapa yang meninggal dunia dan masih memiliki tanggungan puasa, maka walinya menggantikan puasanya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Aisyah radliyallaahu 'anha)

Dan puasa itu diikat dengan puasa nadzar, menurut Jumhur ulama. Dan seperti itu pula fatwa dari para sahabat radliyallaahu 'anhum. Sebagaimana terdapat keterangan dari Ibnu Abbas radliyallaahu 'anhuma yang membedakan antara puasa qadla’ dengan puasa nadzar. Puasa kafarat juga masuk di dalamnya, karena termasuk pausa yang pada dasarnya tidak wajib.

Adapun jika puasa itu adalah puasa Ramadlan, terdapat perincian yang lain: Jika seseorang mendapati masa tertentu yang mampu untuk berpuasa di dalamnya, dan tidak berpuasa, maka dikeluarkan kafarat atasnya berupa memberi makan seorang miskin untuk setiap harinya. Dan kadarnya setengah sha’ dari makanan. Dan apabila orang-orang miskin diundang lalu diberi makan sesuai dengan hari-hari yang menjadi tanggungan mayit, maka boleh dan mencukupi.

Misalnya dia memiliki hutang puasa 10 hari kemudian ia membeli makanan yang cukup untuk sepuluh orang miskin, lalu mereka diberi makan semuanya, maka itu juga sudah mencukupi.

Namun apabila seseorang tidak mendapati satu haripun sesudah Ramadlan yang memungkinkannya untuk mengqadla’ puasanya, maka tidak ada tuntutan apapun atasnya dan tidak pula atas walinya (ahli warisnya), karena dia tidak melalaikan.

Misalnya: seseorang sakit pada bulan Ramadlan dan tidak berpuasa sepuluh hari, kemudian sakitnya berlanjut hingga dia meninggal dunia. Dia tidak mungkin melaksanakan qadla’, maka tidak ada kewajiban apapun atasnya. Wallahu a’alam.

(PurWD/voa-islam.com)

* Dialihbahasakan oleh Badrul Tamam

Readmore...

Sabtu, 28 Agustus 2010

Syariat Islam Pilihanku 
By mujahid ⋅ August 24, 2010 ⋅ Post a comment

Rasul kita tecinta, Muhammad SAW, bersabda :

“Tali perisai Islam akan terlepas satu persatu. Ketika satu tali terlepas, orang-orang akan menahan tali-tali lain yang tersisa. Tali yang pertama kali lepas adalah Syariat dan yang terakhir adalah shalat.” (Musnad Imam Ahmad)

Pada tanggal 3 Mei1924 tali perisai kekuasaan (Khilafah) telah dirusak oleh si murtad Mustafa Kamal. Musuh Islam ini dibarengi dengan penghapusan sistem politik Islam (yang dikenal sebagai Kaisar Ottoman) terutama rezim Inggris. Hari itu adalah hari malapetaka yang besar ketika cahaya Islam dipadamkan dan penerapannya dihapus dari kehidupan kita, meninggalkan ummat ini lemah dan tak berdaya melawan serangan gencar kaum kuffar. Ia adalah hari dimana umat Muslim kehilangan perlindungannya yang darinya ia bertahan, melindungi, dan menyebarkan Dienullah (Islam). Ia adalah hari dimana kekuasaan berada di tangan manusia,sebuah hari yang merubah seluruh dunia ke dalam kegelapan Darul Kufur, dimana UU buatan manusia saat ini (Demokrasi, Kapitalisme, Sekularisme, Nasionalisme, dll) di-idolakan.

Saat ini beban kerja untuk menegakkan khilafah dan menerapkan syariat berada di atas pundak (leher) seluruh muslim. Ia adalah wajib (Fardu) yang paling tinggi yang membutuhkan upaya dan pengorbana yang totalitas.Jika kita mengabaikan kewajiban kolektif ini, maka kita akan mendapatkan kemarahan dan murka dari Allah SWT.

Muhammad SAW, dan para shahabatnya telah mendapat kehormatan yang mulia dengan penegakan Negara Islam pertama dengan tanpa pertumpahan darah sedikitpun. Saat ini kita memiliki hak istimewa dengan mengikuti jejaknya dan beramal untuk kebenaran dan kemuliaan hal ini.

Nabi dan Rasul Allah SWT yang terakhir dan penutup bersabda :

“Tidak dihalalkan bagi kaum muslimin tidak memiliki pemimpin (Khalifah) selama 3 hari.”

Para ulamaul Haq (ulama-ulama Islam non-pemerintah yang jujur) semuanya sepakat bahwa kata ‘Imam’ di dalam hadits ini merujuk kepada pemimpin seluruh kaum Muslimin, yakni Amirul Mukminin. Sejarah menceritakan bahwa kita sudah tidak punya pemimpin selama lebih dari 80 tahun dan peristiwa ini seiring dengan tangisan-tangisan ummat kita yang telah lenyap tak terjawab di seluruh dunia seperti Afghanistan, Bosnia, Burma, Chechnya, Eritria, Irak, Kashmir, Kosova, Palestina, Filipina, Somalia dll.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah (wafat 728H) menjelaskan betapa pentingnya bersatu di bawah satu kepemimpinan dengan mengatakan :

’Enam puluh tahun diatur oleh pemimpin yang kejam (khalifah yang sah) adalah lebih baik daripada satu malam tanpa Imam’. (Minhaj v.2 hal.146).

Lebih jauh, tabi’in terkenal Abdul Hamid ibnu Yahya menggambarkan Khilafah sebagai mahkota dari seluruh kewajiban dan merupakan permatanya. Beliau menasehati Khalifah dengan berkata :

”Wahai Amirul Mukminin, jadilah penghubung Khilafah dan untuk menjaganya adalah merupakan tugas mulia . Ia adalah basis kekuatan yang melindungi bibit-bibit Islam dalam sarangnya dan Dien ini tidak lagi berarti tanpanya”.

Semua hukum-hukum kufur perlu dibasmi dan diganti dengan hukum-hukum Allah SWT., dengan segera. Kita diperintah untuk menerapkan Islam di seluruh aspek kehidupan kita dan membawanya ke seluruh dunia melalui Jihad, sehingga mungkin kita berhasli dalam hidup ini di bawah kekuasaan Darul Islam dan di akhirat berada di Jannah, Insya Allah.

Muhammad SAW., bersabda :

“Allah menunjukkan kepadaku dari ujung timur hingga ujung barat (yakni seluruh dunia), dan aku melihat kekuasaan ummatku telah mencapai keduanya.” (Musnad Ahmad)

Muhammad SAW., bersabda :

” Sungguh, Dien ini akan mencapai tempat dimana saja siang dan malam bisa mencapainya dan Allah SWT., tidak akan meniggalkan sebuah rumah baik di kota maupun di desa kecuali ia akan membiarkan Dien ini memasukinya baik dengan memeluknya secara suka rela maupun dengan memaksakan hukumnya dengan kehinaan (pemeluknya)…” (HR. Ahmad).

Readmore...

FPI Sebar Selebaran ''Pemred Playboy Buronan''

Jakarta (voa-islam.com) - Puluhan anggota Front Pembela Islam membagi-bagian selebaran bergambar wajah Pemred Playboy, Erwin Arnada, kepada pengendara saat aksi di Kejati DKI Jakarta. FPI minta agar Erwin segera dieksekusi.

Aksi digelar di depan Gedung Kejati DKI Jakarta, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/8/2010). Erwin dijatuhi vonis 2 tahun oleh Mahkamah Agung (MA).

...Selebaran itu bergambar foto Erwin yang bertuliskan 'Buronan, Erwin Arnada Teroris Moral." Di balik selebaran...

Selebaran itu bergambar foto Erwin yang bertuliskan 'Buronan, Erwin Arnada Teroris Moral." Di balik selebaran, salah satu poinnya bertuliskan "Kepada masyarakat yang mengetahui informasi keberadaaan teroris moral Erwin Arnada untuk segera melaporkan ke Kejaksaan setempat."

Laskar FPI yang mengenakan baju serba putih lengkap dengan sorban membagikan selebaran itu kepada pengendara yang melintas di kawasan tersebut. Akibatnya, arus lalu lintas dari Menteng menuju Mampang tersendat.

"Putusan MA sudah keluar setahun yang lalu dan baru ketahuan akhir-akhir ini. Ini ada apa? Perlu diusut adanya mafia hukum di sini. Erwin sudah buron 1 tahun," kata Wasekjen FPI, Awit Mashuri, dalam orasinya.

50 Personel dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, Polsek Setiabudi berjaga-jaga di depan gerbang gedung Kejati. Polisi membawa tameng dan helm.

"5 Perwakilan sudah masuk dan diterima. Salah satunya, Munarman. Mereka hanya menyampaikan aspirasi," kata Kapolsek Setia Budi, Kompol I Wayan Gede Ardana.

Puas berorasi dan bernegoisasi, Laskar FPI akhirnya membubarkan diri. Kendaraan di jalur lambat dari Menteng menuju Mampang padat tetapi masih bergerak. Namun, jalur cepat menuju Mampang justru tidak bergerak akibat padatnya kendaraan di jam pulang kantor ini.

Dalam akun Twitternya, Erwin menangkis dirinya buron. "Jangan bilang saya buron. Saya bukan pengecut," tulisnya.

Membela Erwin, Dewan Pers Dewan Porno

Front Pembela Islam (FPI) mengecam tindakan pembelaan terhadap Pemimpin Redaksi majalah Playboy, Erwin Arnada. FPI pun menyebut Dewan Pers sebagai Dewan Porno karena membela Erwin.

Menurut Wakil Sekjen FPI, Awid Masyhuri, permasalahan Playboy bukanlah permasalah Pers. Melainkan permasalahan pornografi yang jelas-jelas melanggar undang-undang dan mesti ditindak.

..Ia mengecam Dewan Pers yang telah membela Majalah tersebut. "Ini dewan pers apa dewan porno sih," ujarnya...

Karena itu ia mengecam Dewan Pers yang telah membela Majalah tersebut. "Ini dewan pers apa dewan porno sih," ujarnya.

Lebih jauh FPI juga mensinyalir adanya mafia hukum yang bermain dalam kasus Erwin. Sebab, walaupun pimred majalah Playboy tersebut telah divonis bersalah sejak tahun lalu, akan tetapi hal tersebut baru terbongkar kemarin.

"Kami kecewa, ini bukti bahwa masih ada mafia hukum di Indonesia," tambah Awid Masyhuri.

Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum menuntut Erwin dengan pidana penjara selama dua tahun. Jaksa Penuntut Umum menilai Erwin terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pidana kesusilaan sebagaimana dakwaan primer Pasal 282 ayat (3) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

Namun, pada 5 April 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis bebas kepada Erwin Arnada dalam sidang pembacaan vonis. Majelis Hakim menilai, kasus tersebut tidak bisa diterima. Kemudian pihak Jaksa mengajukan kasasi dan Erwin dinyatakan bersalah lalu divonis dua tahun penjara oleh Mahkamah Agung. (Ibnudzar/dbs)

Readmore...

Senin, 23 Agustus 2010

Pesan Hacker Untuk Bebaskan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir di Situs Panin Sekuritas

SOLO - Sebuah situs milik Panin Sekuritas yang beralamat di http://pans.co.id/ dibajak, atau lebih tepatnya di "deface" tampilannya oleh hacker. Situs ini diganti tampilan halaman depannya dengan gambar bendera La Illa Ha Illallah serta gambar ustadz Abu Bakar Ba'asyir, Muhammad Jibril dan gambar ustadz Aman Abdurrahman. Ketiga orang dalam gambar tersebut saat ini berada dalam tahanan polisi.

Pantauan MuslimDaily pada situs tersebut hingga pukul 00.55 WIB masih belum berganti tampilan dan masih gelap.

Hacker tersebut menggunakan nama ashaburayatisud. Dan inilah pesan yang ditorehkan hacker tersebut:
[)–» BEBASKAN MEREKA WAHAI MUSUH-MUSUH ALLAH ...!!! «–(]

We support MUJAHIDEEN all over the world..!!!


"Barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan ALLAH,

maka mereka itu adalah orang-orang yang KAFIR, DZALIM & FASIQ"

(QS. Al-Maidah 44,45,47)

Berhukum selain dengan AL-QUR'AN dan SUNNAH

(berhukum kepada demokrasi, pancasila, UUD-45 & hukum buatan manusia lainnya) adalah MUSYRIK

Tempat orang-orang MUSYRIK, KAFIR, DZALIM & FASIQ adalah di NERAKA JAHANNAM

Na'udzubillahimin dzalik

CAMKAN & PELAJARI NASEHAT DIATAS WAHAI KAUM MUSLIMIN...!!!

JANGAN MAU DIBODOHI OLEH THAGUT, ULAMA SU', MURTADDIN, & KAFIRIN LAKNATULLAH...


::.:: H4CK3D BY ashaburayatisud ::.::

Dedicated to Mujahideen all over the world, especially in Indonesia !!!

Greet to all crew & member of cyberjihad.org


Ya Allah ampuni kami jika belum bisa bergabung dengan kafilah mujahidin,

baru ini dan do'a yang bisa kami berikan untuk mendukung tentara-Mu (mujahidin), ya Allah !!!

ampunilah kelemahan & kebodohan kami serta jadikan kami golongan orang-orang yang beriman (muwahidin)...amiin !!!

Insya Allah mudah2-an kami bisa bergabung dengan saudara kami (mujahidin) sebentar lagi...amiin !!!

Jangan khawatir, kami tidak merusak atau memanipulasi data-data penting dalam situs ini, hanya menambahkan page ini saja dan sedikit konfigurasi.


Inti pesan tersebut adalah untuk segera membebaskan ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan mujahidin lainnya. [muslimdaily.net]

Readmore...

Pesan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dari Penjara Kepada Umat Islam

JAKARTA - Sudah lebih dari satu minggu ustadz Abu Bakar Ba’asyir menjalani masa tahanan di bareskrim Mabes Polri setelah aksi penangkapan over acting yang dilakukan Densus 88 pada Senin pagi 9 Agustus 2010. Aksi penangkapan Ustadz sepuh tersebut terang saja mendapatkan kecaman dari berbagai kalangan, pasalnya berbagai motif yang mendasari penangkapan beliau dinilai kental dengan unsur rekayasa. Jauh-jauh hari FUI (Forum Umat Islam) telah mendatangi berbagai instansi seperti Mabes Polri, Komisi III DPR RI, KOMNAS HAM, KOMPOLNAS bahkan FUI juga mendatangi berbagai media seperti Republika dan lainnya. FUI seperti sudah membaca gelagat akan adanya upaya penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan ternyata hal tersebut benar terjadi.

Meski berada dalam jeruji besi Ustadz Abu demikian beliau biasa disapa tidak berhenti berdakwah dan menyampaikan seruannya kepada umat Islam khususnya di Indonesia. Dalam sebuah kesempatan saat membezuk beliau di Sel tahanan Bareskrim Mabes Polri pada hari Jum’at 20 Agustus 2010 Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menyampaikan seruannya kepada Umat Islam di negeri ini tentang bagaimana seharusnya mereka berjuang.

“Umat Islam itu arah perjuangannya harus tegas, merubah Negara ini agar kembali kepada Islam sebab umat Islam itu haram tinggal di Negara yang bukan Islam. Umat Islam itu wajib tinggalnya di Negara Islam. Kalau ia tinggal di Negara yang bukan Islam maka wajib hijrah. Sebab kalau tinggal di Negara yang bukan Islam tidak bisa mengamalkan Islam dengan baik. Maka perjuangan umat Islam ini merubah negara ini kembali kepada negara yang diatur oleh Islam!” Demikian tutur beliau dengan begitu bersemangat.

Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang telah malang melintang di dunia dakwah baik nasional maupun internasional ini memang dikenal sebagai da’i yang tanpa tedeng aling-aling dalam menyerukan kebenaran.

Lewat dakwahnya beliau justru lebih ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Sebagaimana beliau tuturkan dalam berbagai kesempatan bahwa dakwahnya lebih ditakuti dari bom. Memang beginilah seharusnya ulama berdakwah, tegas dan berani menyampaikan yang salah adalah salah sehingga mesti ditinggalkan dan yang benar adalah benar sehingga mesti diamalkan.

Kalau MUI (Majelis Ulama Indonesia) begitu concern dengan menerbitkan fatwa seperti vaksin meningitis atau kopi luwak. Kenapa mereka tidak pernah menerbitkan fatwa yang begitu substansial dan esensial yakni mengenai wajibnya mengatur negeri dengan sistim Islam. Mudah-mudahan seruan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir bisa didengar baik oleh para ulama, umaro maupun seluruh umat di negeri ini. [muslimdaily.net/WD]

Readmore...

Ja�far Umar Thalib Ternyata Penasihatnya JK (Jusuf Kalla)

Ja’far Umar Thalib, sebagaimana dikutip dari situs Wikipedia pria keturunan Arab-Madura ini lahir di Malang pada 29 Desember 1961. Pada tahun 1993 Ja’far dan beberapa tokoh "Salafi" mendirikan pesantren Ihyaus Sunnah di dusun Degolan, Sleman, Yogyakarta.

Kedekatannya dengan para pejabat tinggi negara menjadi salah satu kelebihannya. Tanah wakaf pesantrennya saja merupakan tanah wakaf dari salah seorang keponakan petinggi TNI. Hamzah Haz juga disebut-sebut pengagum Ja’far Umar Thalib, pada awal tahun 2002 Hamzah Haz pernah mengunjungi Ja’far saat mendekam di dalam sel penjara.

Selain itu Ja’far Umar Thalib juga dikenal kontroversial. Ja’far pernah dipenjara pada masa pemerintahan Megawati lantaran tuduhan makar atas ceramahnya di masjid Al-Fatah Ambon. Setelah dibebaskan ia kemudian pernah menghadiri acara dzikir bahkan duduk menjadi dewan syari’ah majelis dzikir yang dipimpin oleh Arifin Ilham sehingga tokoh-tokoh "Salafi" menjauhinya hingga dibuatlah sebuah artikel “Ja’far Umar Thalib Telah Meninggalkan Kita.”

Sehari setelah penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (10/08) Metro TV mewawancarai Ja’far Umar Thalib. Jika para Ulama dan tokoh Islam bergabung mengecam penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir sebaliknya Ja’far justru tidak sama sekali ikut prihatin apalagi mengecam. Ia bahkan menuduh Ustadz Abu sebagai tokoh sesat berpaham takfiriy dan khawarij. Jika kita menyaksikan acara tersebut kita akan melihat sungguh luar biasa kebencian Ja’far Umar Thalib kepada Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.

Saat membezuk Ustadz Abu Bakar Ba’asyir pada Jum’at sore (20/08) di sel bareskrim Mabes Polri Ustadz Abu menanggapi pernyataan fitnah Ja’far Umar Thalib. Beliau menuturkan; “Dia itu kalau diajak berhadapan (berdebat, pen.) tidak berani. Karena Ja’far Umar Thalib itu penasihatnya JK (Jusuf Kala) jadi dia itu memang penasihatnya thaghut. Orang berilmu tetapi membantu thaghut itu Ja’far Umar Thalib. Ja’far Umar Thalib itu persoalannya uang bukan apa-apa jadi meskipun ngomongnya benar tapi tujuannya bathil.Jadi kalau diajak debat tidak berani dia, sekarang kalau saya tanya kamu ngerti apa tentang khawarij? Dia tidak berani berhadapan. Dan dia mengatakan Negara ini Negara Islam itu kata Ja’far Umar Thalib, sedangkan kalau menurut saya ini Negara kafir, Negara thaghut.”

Wajar saja jika Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tidak terima atas tudingan Ja’far Umar Thalib karena sikapnya yang begitu diwarnai kebencian terhadap Ustadz Abu.

Kita tentu masih ingat saat KH. Athian Ali memediatori Ishlah di sekretariat FUUI (Faorum Ulama Umat Islam) masjid Al-Fajr Bandung pada 13 Februari 2007. Bagaimana caci maki Ja’far terhadap Ustadz Abu yang lebih tua dengan mengatakan beliau dajjal, pikun dan ucapan tidak sopan lainnya. Beginikah sikap ulama yang konon katanya berilmu? Na’udzubillah mindzalik!

Readmore...

Minggu, 22 Agustus 2010

Ba'asyir: Amerika Ingin Supaya Saya Tidak Ada di Masyarakat

Jum’at, 20 Agustus 2010 Bareskrim Mabes Polri begitu ramai dipadati kaum muslimin yang hendak membezuk Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Derasnya hujan yang mengguyur Jakarta sore itu tak menyurutkan antusias pembezuk untuk terus berdatangan, ada anggota Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) yang berasal dari Banten bahkan dari Malang Jawa Timur. Di antara tokoh-tokoh JAT yang hadir membezuk adalah Ustadz Achwan dari Malang Jawa Timur, beliau adalah Amir Jama’ah Ansharut Tauhid yang menggantikan posisi Ustadz Abu Bakar Ba’asyir untuk sementara waktu. Hadir pula Ketua Umum GARIS, H. Encep Hernawan dan tidak ketinggalan wakil Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Ustadz Abu Jibriel.

Para pembezuk di Bareskrim Mabes Polri dibatasi sebanyak 10 orang untuk masuk bergantian dan diberi waktu sekitar 15 menit untuk bertemu Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Setelah beberapa lama menunggu antrean, akhirnya tim voa-islam.com berhasil menemui Ustadz Abu, pada giliran yang terakhir beserta Ustadz Abu Jibril. Itulah kesempatan voa-islam.com untuk bincang-bincang dan buka puasa bersama Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.

Penjagaan yang begitu ketat diberlakukan bagi para pembezuk. Dari mulai melewati metal detector hingga pemeriksaan barang bawaan dalam tas. Petugas kepolisian juga melarang membawa ponsel, kamera dan alat rekam apapun ke dalam ruang tahanan.

Di dalam sebuah ruangan terdapat sekitar 12 bangku bagi para pembezuk, sementara Ustadz Abu duduk di depan menghadap para pembezuk. Mengenakan ghamis dan kopiah putih, Ustadz Abu nampak ramah dan akrab berbincang-bincang dengan para tamu yang membezuknya. Inilah petikan bincang-bincang voa-islam.com dengan Ustadz Abu menjelang berbuka puasa:

Bagaimana kondisi di penjara Ustadz?

Alhamdulillah, kondisinya cukup, artinya cukup luas, ada kamar mandinya. Tapi karena ruangannya itu agak lembab, maka dikasih AC. Lha saya tidak kuat kalau pakai AC sehingga saya suruh kecilkan AC-nya. Mereka berjanji akan mencarikan ruangan yang suhunya tidak lembab.

Dari pemerikasaan saya sudah selesai sebenarnya, tetapi kalau menurut peraturan thaghut saya ditahan sampai Desember.

Bagaimana Ustadz mengisi hari-hari di penjara?

Di penjara ini, ya untuk ibadah saja. Saya diberi kesempatan oleh Allah untuk beribadah, mengaji, berzikir dan shalat. Jadi tidak ada pekerjaan apa-apa.

…Di penjara saya diberi kesempatan oleh Allah untuk beribadah, mengaji, berzikir dan shalat…

Bagaimana perlakuan di sini?

Alhamdulillah untuk saya tidak ada perlakuan kasar. Kemarin waktu pemeriksaan pun saya tidak mau diperiksa kecuali ada TPM, akhirnya diminta datang TPM. Jadi setiap ada pemeriksaan pasti ada TPM. Mestinya begitu kan? Karena persoalannya berani atau tidak berani.

Bagaimana kronologis penangkapan Ustadz?

Waktu itu saya kan biasa menghadiri kajian mingguan. Saya mengajak istri dan keluarga di Jawa Barat, yaitu di Bandung kemudian di Tasikmalaya. Selesai acara di Tasikmalaya saya pulang. Nah waktu pulang itulah di Banjar banyak polisi, lalu mobil yang saya tumpangi digiring masuk ke Polres. Setelah mobil masuk, rombongan saya dibentak-bentak, “Ayo keluar, ayo keluar!”

Di situ saya diam saja, akhirnya sopir disuruh buka pintu tapi tidak mau, maka dipecahkan kacanya kemudian dibuka. Setelah dibuka saya keluar, setelah saya keluar ada tentara, mungkin orang Kristen yang membentak saya. Maka saya katakan “Kamu terlaknat kamu! Mau nembak saya? Tembak! Kurang ajar! Terlaknat kamu! Kamu punya begitu itu apa kamu jadi sombong? Kurang ajar kamu!”

Akhirnya komandannya melerai, “Sudah ustadz, sudah!” Kemudian ia memberi tahu, “Kalau sama ustadz tidak boleh kasar, harus halus semuanya.”

Lha supir saya itu yang diseret kemudian disuruh telungkup, itu mau saya cegah tapi tidak bisa karena saya ditahan. Padahal tidak mengerti apa-apa dia hanya sopir, dia hanya mengantar saya sebagai sopir dua orang yang saling bergantian. Kemudian dia ditahan beberapa hari baru boleh pulang.

Alhamdulillah dari sana kemudian dikawal sampai bandara terus ke Jakarta perlakuannya baik dan saya pun ikut baik.

Apa persoalannya, sehingga Ustadz sering ditahan polisi dalam beberapa rezim penguasa?

Memang persoalan saya ini adalah strategi Amerika. Amerika itu menghendaki saya supaya saya tidak ada di masyarakat karena dianggap dakwah saya ini merugikan strategi Amerika, sebab saya meluruskan arti tauhid dan arti iman. Itu yang mereka sangat tidak suka. Lalu Amerika berupaya bagaimana saya ini dilenyapkan dari masyarakat.

Yang pertama, minta dikirim dulu (diekstradisi ke Amerika, pen.) waktu di zaman pemerintahan Megawati, tetapi saya ditolong oleh Allah karena Megawati berani menolak, jadi gagal.

Yang kedua, waktu saya mau keluar dari rutan Salemba kan ditangkap lagi. Nah, itu dituduh terlibat dengan (peristiwa pemboman, pen.) JW mariot, padahal saya tidak ngerti apa-apa, nah itu juga gagal.

Yang ketiga, terpidana bom Bali itu dipaksa untuk menandatangani BAP bahwa yang memerintah itu adalah saya dengan pengakuan tiga orang itu dengan disiksa. Tetapi saya dilindungi oleh Allah, mereka berbalik (mencabut kesaksian, pen.) akhirnya gagal juga.

Nah ini yang keempat, saya dituduh memerintah, merencanakan dan membantu pelatihan di Aceh. Kemarin saya melihat pasal-pasal thaghut yang dituduhkan, banyak pasal-pasal itu, yang pasal itu ancamannya hukuman mati.

…saya dituduh memerintah, merencanakan dan membantu pelatihan di Aceh. Pasal-pasal thaghut yang dituduhkan, banyak yang ancamannya hukuman mati…

Berarti Amerika menginginkan ustadz mati?

Iya, memang Amerika tidak menginginkan saya berada di tengah masyarakat, imma dibunuh atau bagaimana caranya pokoknya saya tidak di masyarakat. Itu strateginya Amerika dengan menggunakan polisi. Maka saya bilang sama Densus, “Kamu itu tangan kanannya Amerika, saya tidak mau kamu periksa, buktinya nanti di pengadilan saya terangkan bahwa kamu itu tangan kanannya Amerika!”

Bagaimana dengan tuduhan keterlibatan Ustadz dalam peristiwa Aceh?

Nanti di pengadilan akan saya bongkar semua. Kami mempunyai strategi sendiri di dalam jihad. Jihad kami di Jama’ah Ansharut Tauhid baru bisa amar ma’ruf nahi munkar. I’dad kami mempersiapkan kekuatan fisik, kami tidak menyinggung senjata karena kami tidak mampu. Adapun ada kelompok yang di Aceh ternyata itu dimasuki polisi yang namanya Sofyan Tsauri.

…Jihad kami di Jama’ah Ansharut Tauhid baru bisa amar ma’ruf nahi munkar. I’dad kami mempersiapkan kekuatan fisik, kami tidak menyinggung senjata karena kami tidak mampu. Adapun ada kelompok yang di Aceh ternyata itu dimasuki polisi yang namanya Sofyan Tsauri…

Apakah kegiatan yang mereka lakukan itu benar menurut hukum syar’i?

Itu benar, karena melaksanakan perintah Allah Ta’ala:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)” (Al-Anfal 60).

Mereka beri’dad, dalam tinjauan syari’at itu benar, terlepas apakah kita setuju atau tidak terhadap caranya, itu urusan lain. Itu benar dari segi syari’at tetapi dari segi undang-undang thaghut itu salah karena pakai senjata.

Kami menyadari itu, makanya kami kalau i’dad menjalankan perintah Allah belum bisa dengan senjata tetapi dengan fisik saja, itu bedanya. Tetapi kami juga tidak bisa menyalahkan mereka wong ada dalil syar’inya. Kalau saya tidak bisa menyalahkan, sebab itu artinya saya menolak ayat.

Di berbagai media, mujahidin internasional sudah merilis penangkapan Ustadz Abu Bakar Baasyir, bagaimana tanggapan Ustadz?

Alhamdulillah, jazakumullah khairan, terima kasih. Kami minta mereka juga mendoakan supaya kami bisa sabar seperti sabarnya para pengikut Nabi.

Menurut Al-Qur’an surat Ali Imran 146, kesabaran pengikut Nabi itu ada tiga macam. Ketika Nabi berjihad bersama pengikutnya, ketika terkena musibah di Jalan Allah, sebab orang yang memperjuangkan Islam itu mesti kena musibah, tidak ada orang yang memperjuangkan Islam itu aman.

…Mohon doanya dari para mujahidin, supaya saya bisa mengamalkan kesabaran pengikut Nabi: tidak kecil hati, tidak lemah semangat dan pantang menyerah…

Pertama, “fama wahanu lima ashobahum fi sabilillah.” Tidak kecil hati karena musibah, hatinya tetap besar bukan kecil hati lalu jadi pengecut gara-gara kena musibah.

Kedua, “wa ma dho’ufu.” Tidak lemah semangat, karena ada musibah lalu cooling down. tetap semangat!

Ketiga, “wamas takanu.” Pantang menyerah, itu namanya sabarnya pejuang. Wallahu yuhibbus shabirin (dan Allah mencintai orang-orang yang sabar).

Mohon doanya dari para mujahidin, supaya saya bisa mengamalkan kesabaran pengikut Nabi: tidak kecil hati, tidak lemah semangat dan pantang menyerah. Jazakumullah khairan. [silum/widi]

Readmore...

Biadab!! Gereja di Mesir Sekap Para Muallaf Muslimah

KAIRO (voa-islam.com) - Para aktivis di Facebook menyerukan aksi damai mereka melawan praktik-praktik biadab gereja yang mengintimidasi dan mencuci otak para muallaf muslimah yang baru.

Dalam seruan aksi tersebut, para aktivis mengatakan: “Gerakan ini dilakukan untuk membela Camellia Zakhir yang diserahkan kepada pihak gereja tanpa alasan kuat secara hukum maupun Konstitusi”.

Para aktivis menambahkan, “Telah diputuskan untuk melakukan aksi damai pada hari Sabtu, mulai dari Kantor Kejaksaan dan berakhir di Departemen Kehakiman.”

Para aktivis menjamin sama sekali tidak akan terjadi bentrokan dengan pihak keamanan. Karenanya, mereka meminta aparat keamanan untuk melindungi para aktivis dari gangguan jemaat gereja yang akan mengganggu aksi damai. Mereka juga mengkhawatirkan masuknya unsur provokator yang dapat mengacaukan tujuan yang direncanakan yaitu protes damai terhadap penyerahan para muallaf muslimah kepada pihak gereja.

…Para aktivis menuntut polisi melakukan penyelidikan terhadap kejahatan gereja, supaya tidak terulang lagi tragedi Wafa Konstantin, Christine, Maria Abdullah dan lain-lain…

“Kami ingin dibebaskan semua tahanan Muslimah di dalam biara-biara, gereja-gereja dan supaya biara-biara itu diperiksa untuk mencari para muslimah tersebut dan menghukum mereka yang terbukti membunuh dan menyiksa mereka terutama setelah salah satu pendeta mengakui bahwa Camilla sedang menjalani pencucian otak saat ini di gereja,” kata aktivis dalam seruannya.

Mereka menambahkan, “Apa yang terjadi di dalam gereja-gereja adalah bertentangan dengan hukum, konstitusi dan hak asasi manusia, mereka menuntut pihak keamanan resmi melakukan penyelidikan terhadap kejahatan dan praktik yang dilakukan gereja, mereka menuntut supaya tidak terulang lagi tragedi Wafa Konstantin, Christine, Maria Abdullah dan lain-lain.

…menanggapi maraknya para istri pendeta yang meninggalkan agama Kristen dan mempublikasikan keislaman mereka, Paus menyerukan agar memilih istri yang fanatik Kristen…

Sementara itu, menanggapi maraknya para istri pendeta yang meninggalkan agama Kristen dan mempublikasikan keislaman mereka, Paus menyerukan agar memilih istri yang fanatik Kristen.

Shenouda III, Paus Alexandria dan Patriarkh Saint Mark Macarios meminta para imam sebelum pernikahan mereka untuk berhati-hati memilih calon istri, dengan mempertimbangkan kepribadian dan aktivitas pelayanan calon istri di gereja. [ar/islammemo]

Readmore...

MUI Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi Rumor Pembakaran Al Quran

Yogyakarta (voa-islam.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi atas rumor yang beredar tentang pembakaran Al Quran pada peringatan runtuhnya gedung WTC di New York, Amerika Serikat (AS), 11 September 2010.

Menanggapi rumor pembakaran Al Quran secara internasional pada 11 September 2010, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ahmad Muhsin Kamaludiningrat di Yogyakarta, Jumat, mengatakan bahwa jika kejadian itu benar memang seharusnya umat Islam menentangnya, sebab tindakan pembakaran kitab suci merupakan bentuk pelecehan dan penodaan bagi umat beragama.

"Jika benar rumor tersebut, maka Indonesia sebagai bangsa dengan umat muslim terbesar di dunia, jelas akan menentangnya, karena itu merendahkan Islam. Al Quran dan Nabi Muhammad SAW itu merupakan simbol umat Islam," katanya.

...Umat muslim terbesar di dunia(Indonesia), jelas akan menentangnya, karena itu merendahkan Islam. Al Quran dan Nabi Muhammad SAW itu merupakan simbol umat Islam," katanya...

Ia mengatakan, jika memang pada tanggal tersebut akan dilangsungkan acara refleksi mengenang runtuhnya gedung WTC di New York sembilan tahun lalu, maka tidak perlu dilakukan dengan cara membakar Al Quran. Jika hal itu yang terjadi, maka akan terjadi perpecahan besar-besaran di tingkat dunia internasional.

"Kalau mau memperingatinya silakan, tapi jangan sampai membakar Al Quran. MUI pun mengutuk keras tindakan terorisme di WTC, namun jangan sama artikan terorisme tersebut dengan Islam," katanya.

Namun demikian, Ahmad tetap menghimbau kepada umat muslim untuk tidak terpancing dengan rumor pembakaran Al Quran tersebut. MUI juga tidak berharap hal itu akan terjadi baik di tingkat internasional atau bahkan di Indonesia.

"Umat muslim di DIY ataupun di tanah air jangan terpancing emosi dengan kabar rumor tersebut. Itu baru sebatas rumor, bisa benar bisa juga salah. Namun, umat Islam tetap harus waspada dengan tindakan-tindakan yang merendahkan Islam," katanya. (Ibnudzar/ant)

Readmore...

Ikut Makan Duit Korupsi, Din Sepakat Keluarga Koruptor Dihukum

Jakarta (voa-islam.com)-Selain hukuman untuk koruptor, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin juga mendukung sanksi sosial terhadap keluarga koruptor yang ikut menikmati duit hasil korupsi. Sanksi tersebut berupa isolasi dari masyarakat sebagai bentuk hukuman sosial.

"Saya setuju kalau ada sanksi sosial terhadap pelaku korupsi termasuk keluarganya. Sanksi sosial itu sudah berjalan dengan terisolasi dari masyarakat, sehingga ada efek jera atau mungkin malu," katanya usai bertemu Wapres, Boediono di Istana Wapres, Jakarta, (20/8/2010)

..."Saya setuju kalau ada sanksi sosial terhadap pelaku korupsi termasuk keluarganya"...

Din mengatakan, modus penggelapan duit hasil korupsi sudah banyak disiasati para koruptor. Koruptor, lanjut Din, menyimpan uang korupsi itu di bank dengan mengatasnamakan anggota keluarga mereka.

"Jadi simpanan uang deposito di bank itu tidak atas nama dia, tapi atas nama anak, istri, suami, atau keluarganya," tambah Din.

Sebelumnya beredar wacana untuk memberikan sanksi kepada keluarga koruptor. Sanksi ini diberikan sebagai bentuk moral atas perilaku yang dilakukan oleh koruptor.

Sekalian Presiden Seumur Hidup Aja

Selain itu ditanya tentang usulan perpanjangan masa jabatan Presiden, Din menilai sebagai kemunduran demokrasi sebagai amanat reformasi. Sebagaimana dikatakan Ketua Umum Muhamadiah Din Syamsuddin di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (20/8/2010).

"Itu membuat sama halnya dengan memutar arah jarum jam demokrasi yang sudah baik sebagai amanat reformasi untuk membatasi masa kepresidenan hanya dua kali periode," katanya.

..."Itu membuat sama halnya dengan memutar arah jarum jam demokrasi yang sudah baik sebagai amanat reformas...

Din juga mengingatkan semua pihak agar jangan mengeluarakan wacana tersebut untuk disampaikan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun jika wacana itu dijadikan amandemen, tentukan saja masa jabatan Presiden seumur hidup.

"Kalau seandainya MPR menyetujui amandemen itu, jangan tanggung-tanggung, tentukan saja untuk menjadi Presiden seumur hidup," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua DPP PArtai Demokrat Ruhut Sitompul mengusulkan wacana perpanjangan masa jabatan Presiden. Anggota Komisi III DPR itu menguslkan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode kepemimpinan. (Ibnudzar/ozo)

Readmore...

 Menggapai Ribuan Karunia Allah di Bulan Ramadhan


Umat Islam adalah umat yang satu, tanpa memandang di mana mereka tinggal, dan bagaimana status sosial mereka. Hal tersebut bukanlah isapan jempol belaka, namun harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Sertakanlah seluruh anggota keluarga kita dalam setiap shalat kita. Doakan setiap kerabat dan teman-teman kita dalam seluruh shalat kita.

Terlebih lagi ketika di bulan Ramadhan. Banyak hal bernilai ibadah yang bisa dilakukan kita bersama teman-teman di bulan penuh keberkahan itu. Ajaklah teman-teman untuk sama-sama melakukan ibadah dan ketaatan di bulan Ramadhan. Ajaklah mereka untuk bersama-sama menyiapkan hidangan berbuka puasa untuk orang-orang fakir miskin. Dorong mereka untuk membaca Al-Qur’an, shalat tarawih, dan ibadah lainnya.

Ajaklah teman-teman Anda sebanyak mungkin untuk mengadakan dan mengorganisasikan pembagian hidangan berbuka bagi kaum muslim. Distribusikan hidangan berbuka puasa di bis, di kereta, di jalan-jalan, di masjid, dan tempat-tempat lainnya di mana orang-orang kesulitan untuk menghadirkan hidangan berbuka puasa.

Semua itu akan membuat Anda merasakan bahwa Anda tidak sendirian, Anda merupakan bagian dari umat yang satu, umat yang saling bahu-membahu, dan saling menolong.

Selain itu, ajak juga teman-teman dan anggota keluarga Anda untuk shalat Subuh dan Tarawih berjamaah. Layangkanlah senyum kepada setiap muslim yang Anda temui di masjid.

…Doakan kaum muslim yang sedang mengalami kesulitan dan penderitaan di berbagai belahan dunia. Doakan para mujahid yang sedang berjibaku melawan musuh-musuh Islam di berbagai penjuru dunia…

Doakanlah kaum muslim yang sedang mengalami kesulitan dan penderitaan di berbagai belahan dunia lainnya. Doakanlah para mujahid yang sedang berjibaku melawan musuh-musuh Islam dan menumpas kekafiran di berbagai penjuru dunia; di Afghanistan, Irak, Somalia, Thailand Selatan, Mindanao, Chechnya, Indonesia, dan lainnya. Mereka adalah saudara-saudara kita yang siap mengorbankan jiwa dan raga demi tegaknya syariat Islam.

Bayangkanlah betapa getirnya kehidupan yang mereka jalani di tengah desingan peluru dan mortir, jauh dari istri dan anak-anak tercinta, meninggalkan kemewahan dan kemilau kehidupan dunia, demi membuminya kalimat tauhid.

Ketika Anda duduk di meja makan yang terhidang beragam menu lezat, ingatlah bahwa banyak muslim lainnya yang tidak bisa menghadirkan menu-menu lezat berkualitas di meja makan mereka. Maka doakanlah mereka sebelum Anda menyantap menu berbuka puasa.

…Setelah membaca artikel sederhana ini lalu mengaplikasikan dalam kehidupan nyata, insya Allah Anda akan mendapatkan ribuan karunia dari Allah SWT…

Ketika Anda hendak membaringkan tubuh untuk beristirahat dari kepenatan dan kelelahan setelah menjalani siang yang melelahkan di sebuah kamar nyaman berpendingin udara, ingatlah betapa banyaknya orang-orang mukmin yang tidak memiliki kualitas kamar seperti Anda. Maka doakanlah mereka sebelum Anda tertidur.

Setelah Anda membaca artikel sederhana ini, kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata, maka insya Allah Anda akan mendapatkan ribuan karunia dari Allah SWT. Amin. [ganna pryadha/voa-islam.com]

Readmore...

Adab Menikmati Hidangan Berbuka

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dia yang telah mewajibkan puasa atas hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka menjadi orang-orang bertakwa. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabiyullah Muhammad, yang telah mencontohkan ibadah shiyam dan qiyam Ramadlan kepada para sahabatnya dan pengikutnya.

Besar semangat dan harap ketika menunggu detik-detik adzan maghrib. Terbayang segarnya minuman dan lezatnya hidangan berbuka untuk menghilangkan lapar dan dahaga. Pastinya, saat berbuka adalah saat yang sangat membahagiakan bagi orang yang berpuasa.

Di saat menyantap hidangan berbuka jangan lupa memperhatikan adab-adab makan guna sempurnanya ibadah shiyam kita. Sesungguhnya di dalam adab-adab tersebut terdapat banyak barakah, mengajari rendah diri, mewujudkan rasa syukur, menjauhkan syetan, dan menghasilkan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. (Mausu'ah al-Adab: 108). Dan di antara adab-adab ini ada yang dijaga sebelum makan, di saat menyantap makanan, dan sesudah makan. Berikut ini ulasannya:

I. Adab-adab sebelum makan

1. Meluruskan niat ketika akan menyantap makanan

Seorang muslim harus menghadirkan niat yang benar saat berhadapan dengan hidangannya, seperti berniat dalam makan ini agar menghasilkan kekuataan untuk taat kepada Allah, menjaga hidup dan kesehatan yang dengan keduanya amal-amal shalih bisa kontinyu ditegakkan. Seperti inilah aktifitas makan bisa menjadi ibadah yang berpahala. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya amal tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Berdoa sebelum berbuka bagi yang berpuasa

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya orang yang berpuasa ketika berbuka memiliki doa yang tidak akan ditolak." (HR. Ibnu Majah no. 1753, namun didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif al-Jami' al-Shagir, no. 3775)

3. Tidak berlebihan dalam menyantap hidangan sesuai dengan perintah Allah Ta'ala dalam kitab-Nya,

وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

"Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf: 31)

II. Adab saat menyantap makan

1. Makan berjamaah dan memperbanyak tangan dalam hidangan, berdasarkan hadits,

فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ

"Berkumpullan kamu sekalian dalam makananmu dan sebutlah nama Allah atasnya, niscaya diberkahi kamu sekalian di dalamnya.” ( (HR. Abu Dawud no. 3766 dan Ibnu Majah 3286, dihassankan Al-Albani dalam Shahih wa dhaif al-Jami', no. 124)

Pernah terjadi pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, para sahabat beliau pernah mengadu, "Wahai Rasulullah sesungguhnya kami makan namun tidak merasa kenyang." Lalu Nabi bersabda, “Mungkin kalian makan sendiri-sendiri?” Mereka menjawab, “Betul.” Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menasihatkan agar makan bersama-sama (berjamaah) sesuai dengan sabda di atas.

2. Menunggu makanan yang panas hingga dingin

Diriwayatkan dari Asma bin Abi Bakar radliyallahu 'anha, jika beliau membuat roti Tsarid maka beliau tutupi roti tersebut dengan sesuatu sampai panasnya hilang. Kemudian beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bahwa hal itu lebih besar menghasilkan barakah." (HR. Ahmad no. 26418 dan dihassankan oleh Al-Arnauth dalam Ta'liq Musnad Ahmad. Syaikh al-Albani memasukkan hadits ini dalam Silsilah Shahihah no. 392)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Makanan itu tidak boleh disantap kecuali jika asap makanan yang panas sudah hilang.” (Dalam Irwa’ul Ghalil no. 1978 Syaikh al-Albani mengatakan shahih diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, 7/2580)

Dalam Zaadul Ma’ad 4/223 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menyantap makanan dalam keadaan masih panas.” Yang dimaksud berkah dalam hadits dari Asma’ di atas adalah gizi yang didapatkan sesudah menyantapnya, makanan tersebut tidak menyebabkan gangguan dalam tubuh, membantu untuk melakukan ketaatan dan lain-lain. (Demikian yang dinyatakan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, 13/172)

3. Jangan mencela makanan. Abu Hurairah radhiallahu 'anhu pernah menjelaskan: “Rasulullah shallallahu alaihi wasalam tidak pernah mencela makanan. Apabila beliau menyukainya maka beliau memakannya, jika tidak suka, beliau meninggalkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 337).

4. Berdoa ketika selesai berbuka. Dan yang disebutkan dalam hadits berkaitan dengan seorang yang berpuasa untuk berdoa ketika berbuka,

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّه

"Telah hilang rasa haus dan telah basah kerongkongan dan telah tetap pahalanya Insya Allah." (HR. Abu Dawud no. 2359, dihassankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa dhaif al Jami', no. 8807)

5. Membaca basmalah (Bismillah) ketika akan menyantap makanan yang pertama kali. Dan ini merupakan adab terpenting dalam urusan makan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah memerintahkan hal ini kepada Umar bin Abi Salamah,

يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

"Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu." (HR Bukhari no. 4957 dan Muslim no. 3767 dari Maktabah Syamilah)

Dan siapa yang lupa membaca basmalah di awal, lalu teringat, hendaknya membaca ketika itu,

بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

"Dengan menyebut nama Allah, awal dan akhirnya." ((HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah: 3264 dan Shahih al–Targhib wa al-Tarhib, no. 2107)

6. Makan dengan tangan kanan. Ini sesuatu yang wajib berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Apabila salah seorang kalian makan hendaknya makan dengan tangan kanannya." (HR. Muslim no. 2020)

7. Makan dengan menggunakan tiga jari, yaitu ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Adalah beliau makan dengan tiga jari, dan menjilati tangannya sebelum mengusapkannya." (HR. Muslim no. 2032)

8. Makan yang terdekat. Ini termasuk adab yang sangat mulia ketika makan berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, (HR. Bukhari no. 5061 dan Muslim no. 2022) tetapi dikecualikan darinya, apabila jenis makanan berbeda-beda, maka para ulama membolehkan mengambil yang jauh." (Fathul Baari: 15/247)

9. Memulai makan dari bagian pinggir piring, jangan dari tengahnya berdasarkan perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

“Jika kalian makan, maka janganlah makan dari bagian tengah piring, akan tetapi hendaknya makan dari pinggir piring. Karena keberkahan makanan itu turun dibagian tengah makanan.” (HR Abu Dawud no. 3772, Ahmad, 2435, Ibnu Majah, 3277 dan Tirmidzi, 1805. Imam Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini hasan shahih.”)

10. Tidak bersandar ketika makan, sebagaimana yang dinukilkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda,

لا آكل وأنا متكئ

"Aku tidak pernah makan dengan sambil bersandar." (HR. Bukhari, no. 5084)

Yang dimaksud duduk sambil bersandar dalam hadits tersebut adalah segala bentuk duduk yang bisa disebut duduk sambil bersandar, dan tidak terbatas dengan duduk tertentu. Makan sambil bersandar dimakruhkan dikarenakan hal tersebut merupakan duduknya orang yang hendak makan dengan lahap.

Di antara bentuk duduk bersandar adalah duduk bersandar dengan tangan kiri yang diletakkan di lantai. Ibnu ‘Addi meriwayatkan sebuah hadits yang mengatakan, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang bersandar dengan tangan kiri pada saat makan. Namun sanad hadits ini juga dinyatakan lemah oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari, 9/452. Meskipun demikian cara duduk seperti itu tetap dimakruhkan, sebagaimana perkataan Imam Malik. Beliau mengatakan, bahwa duduk semacam itu termasuk duduk bersandar.

Ibnu Hajar mengatakan, “Jika sudah disadari bahwasanya makan sambil bersandar itu dimakruhkan atau kurang utama, maka posisi duduk yang dianjurkan ketika makan adalah dengan menekuk kedua lutut dan menduduki bagian dalam telapak kaki atau dengan menegakkan kaki kanan dan menduduki kaki kiri.” (Fathul Baari: 9/452)

11. Tidak makan sambil terlentang di atas perut/tengkurap, karena cara seperti itu menyelisihi petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau telah melarang dua cara makan; duduk di atas perjamuan yang ada minuman keras diminum di situ dan seseorang makan dengan tengkurap di atas perutnya. (HR. Abu Dawud no. 3776 dan dihassankan oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif al-Jami' al-Shaghir, no. 1283)

12. Tidak mengambil makanan lebih dari satu saat makan bersama. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang hal itu dalam sabdanya, "Siapa yang makan kurma bersama kaum (orang lain), maka janganlah ia makan double sekaligus. Dan apabila dia ingin melakukan itu, maka harus izin dulu kepada mereka. Jika mereka mengizinkan (membolehkan), silahkan dia memakannya." (Shahih Ibni Hibban dengan tahqiq Al-Arnauth no. 5232 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif al-Jami' al-Shaghir no. 11033)

Sebagian pendapat mengatakan, ini khusus berkaitan dengan kurma saja. Dan pendapat lainnya, berlaku umum pada setiap jenis buah-buahan dan biji-bijian, inilah yang lebih benar. Wallahu a'lam. (Al-Fatawa al-Haditsiyah, Ibnu Hajar al-Haitsami: 1/205)

13. Tidak berlebihan dalam makan berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

مَا مَلأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسَبِ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ فَاعِلاً فَثُلُثُ لِطَعَامِهِ وَثُلُثُ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

"Tidak ada tempat paling buruk yang dipenuhi isinya oleh manusia kecuali perutnya, karena sebenarnya cukup baginya beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Kalaupun dia ingin makan, hendaknya ia atur dengan cara sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. Ahmad, an-Nasa`i dan at-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif al-Jami', no. 10611)

14. Menjilati piring tempat makan agar tidak ada makann tersisa di dalamnya. Terdapat riwayat shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

فَإِذَا فَرَغَ فَلْيَلْعَقْ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ تَكُونُ الْبَرَكَةُ

"Dan apabila sudah selesai, hendaknya dia jilati jari-jarinya karena dia tidak tahu di makanannya yang mana terdapat berkah." (HR. Muslim, no. 3794)

Menjilati tangan sebelum membersihkannya (mengelap atau mencuci) bagian upaya mendapat berkah makanan yang ada dan sebagai bentuk menghidupkan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,

كَانَ إِذَا أَكَلَ طَعَامًا لَعِقَ أَصَابِعَهُ الثَّلَاثَ

"Adalah beliau sehabis makan makanan menjilati jari-jarinya yang tiga." (HR. Muslim no. 5426)

III. Adab sesudah makan

1. Bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya ini. Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, apabila selesai makan atau minum beliau berucap,

الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَ وَسَقَى , وَسَوَّغَهُ وَجَعَلَ لَهُ مَخْرَجًا

"Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan, minum, dan memudahkannya untuk dicerna serta memberikannya jalan keluar." (HR. Abu Dawud no. 3853. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 3851)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa yang makan satu makanan kemudian berdoa,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Alhamdulillah al-Ladzii Ath'amanii Haadzaa wa Razaqaniihi min Ghairi Haulin minni walaa Quwwatin, (Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku.)maka akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. al-Tirmidzi no. 3458, Ibnu Majah no. 3285, dan Ahmad Ahmad III/439. Disahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa' al Ghalil no. 1989)

2. Mendoakan orang yang menjamunya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah makan di rumah sebagian sahabatnya, ketika beliau selesai maka beliau mendoakan mereka dengan,

أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ

"Orang-orang yang berpuasa berbuka di sisi kalian, orang-orang yang baik makan dari makanan kalian, dan para malaikat berdoa untuk kalian." (HR. Abu Dawud no. 3857, Ibnu Majah no. 1747. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif al-Jami', no. 2017)

3. Tidak lama-lama duduk sesudah makan, yaitu berlaku bagi seseorang yang makan di tempat saudaranya berdasarkan firman Allah Ta'ala,

فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا

"Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan." (QS. Al-Ahzab: 53)

Inilah beberapa adab makan berkaitan dengan berbuka puasa dan juga pada jamuan-jamuan lainnya. Semoga Allah menerima ibadah puasa Anda sekalian, memberkahi setiap santapan saat berbuka maupun sahur, dan menjadikan doa anda sekalian doa yang dikabulkan oleh Allah Ta'ala. (PurWD/voa-islam.com)

Readmore...

Agar  Waktu Sahur Tidak Sia-sia

Bulan Ramadlan merupakan bulan yang mulia. Orang-orang beriman mendapat banyak kemuliaan dan karunia. Ahli ibadah pun mendapat kesempatan untuk saling berlomba dalam ketaatan. Mereka bersemangat melakukan amal-amal kebaikan. Karenanya kita lihat umat Islam berpuasa pada siang harinya sambil mengisinya dengan berbagai ketaatan-ketaatan. Ada yang mengisinya dengan tilawah al-Qur'an, ada pula dengan dzikrullah dalam bentuk doa dan istighfar. Ada pula yang memperbanyak amal kebaikan dan sosial. Ketika mendekati waktu ifthar, banyak yang berlomba memberi makan berbuka bagi shaimin. Semua ini atas taufiq dari Allah Ta'ala bagi para hamba-Nya dan merupakan tanda iman dan keshalihan. Semakin menakjubkan lagi ketika malam tiba, mereka berbondong-bondong menuju masjid untuk menjalankan shalat tarawih setelah sebelumnya berjama'ah Isya'.

Namun satu persoalan yang sangat mengganjal, yaitu di penghujung malam dari bulan Ramadlan, apa yang dikerjakan mereka? Apa yang dikerjakan para manula? Apa yang dikerjakan para wanita dan remaja? Ini merupakan pertanyaan yang harus dijawab, apa yang kita kerjakan di sepertiga malam?

Sebagian kaum muslimin ada yang menghabiskan waktu malamnya di bulan Ramadlan ini untuk begadang, banyak membicarakan dunia, mengobrol tak tentu arah, atau bahkan menghibah si fulan dan si fulan. Padahal Allah Ta'alatelah berfirman,

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ankabut: 45)

Sebagian yang lain menghabiskan waktu malamnya di depan layar kaca. Bagi mereka Ramadlan adalah musim kuis dan perlombaan serta memperbaharui film dan video. Hati mereka seditpun tidak terbersit untuk berlomba mendapatkan surga. Padahal Allah telah berfirman,

سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاء وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya." (QS. Al-Hadid: 21)

Sebagian lagi tidak mengenal Ramadlan kecuali dengan shopping. Mereka berlomba-lomba pergi ke pasar. Waktunya dihabiskan berbelanja sehingga lupa dengan kesempatan yang pasti ada perhitungannya. Pandangan mereka tidak aman dari melihat yang haram-haram sehingga pikiran mereka membayangkan yang bukan-bukan. Semua ini menyalahi dan menyelisihi perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Penghujung malam merupakan waktu istimewa, penuh dengan keutamaan-keutamaan yang agung, apalagi pada saat bulan Ramadlan. Pada saat itu Allah turun ke langit dunia. . .

Penghujung malam merupakan waktu istimewa, penuh dengan keutamaan-keutamaan yang agung, apalagi pada saat bulan Ramadlan. Pada saat itu Allah turun ke langit dunia sebagaimana yang disebutkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

"Tuhan kita, Allah Tabaraka wa Ta'ala senantiasa turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berfirman, "Siapa yang berdo'a kepada-Ku pasti akan Aku ijabahi doanya; Barangsiapa yang meminta kepada-Ku pasti akan Aku kabulkan permintaanya; dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni dia." (HR. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)

Sepertiga malam terakhir merupakan saat musjatab untuk dikabulkannya doa, waktu untuk memberikan permintaan dan ampunan dari Allah, Tuhan semua manusia. Waktu tersebut adalah waktu sahur. Waktu di mana orang-orang yang bertakwa sangat memperhatikannya, mereka bergegas memanfaatkannya,

كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ * وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Al-Dzariyaat: 17-18)

Di manakah orang-orang yang memiliki hajat? Di manakah orang-orang sakit dan menderita? Di manakah orang-orang yang bertaubat? Apakah mereka tidak bangun? Apakah terhadap waktu-waktu yang sangat istimewa ini mereka membiarkan begitu saja?

Dari Jabir bin Abdillah radliyallahu 'anhu berkata, Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

"Di malam hari terdapat satu waktu yang tidak satupun orang muslim meminta kebaikan kepada Allah dari urusan dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu itu, kecuali Dia akan memberikannya, dan itu ada pada setiap malam." HR. Muslim, no. 1259)

Bukanlah Allah telah berfirman dalam kitab-Nya di antara ayat-ayat tentang puasa,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah: 186)

Di malam hari terdapat satu waktu yang tidak satupun orang muslim meminta kebaikan kepada Allah dari urusan dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu itu, kecuali Dia akan memberikannya, dan itu ada pada setiap malam.

Wahai orang yang mendapati Ramadlan, Demi Allah, perbanyaklah berdoa pada waktu sahur. Waspadailah jebakan siaran televisi yang akan merampas waktu berhargamu. Janganlah terburu menuju pasar sehinga waktu istimewa itu terabaikan. Jangan sampai malammu berlalu kecuali engkau sudah bermunajat kepada Penguasa atas segala kekuasaan yang tidak ada seuatupun di langit maupun di bumi yang mampu lepas dari perhatiannya. Di tangan-Nya terdapat seluruh perbendaharaan langit dan bumi. Dia telah berfirman dalam Hadits Qudsi,

"Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku menunjuki kalian.

Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kalian minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberi kalian makan.

Wahai hamba-Ku, kalian semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kalian minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberi kalian pakaian.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampunan kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan dapat menimpakan mudharat kepada-Ku dan kalian tak akan dapat memberikan manfaat kepada-Ku.

Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, dari kalangan manusia dan jin, mereka itu bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, maka tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, dari kalangan manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, maka tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga.

Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, dari kalangan manusia dan jin yang tinggal di bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka, tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana sebatang jarum yang dimasukkan ke laut." (HR. Muslim no. 4674)

Bukankah engkau berharap hidayah? Bukankah engkau berharap Allah akan menerima taubatmu? Bukankah engkau berkeinginan agar Allah memberbaiki urusan dunia dan akhiratmu? Tidakkah engkau berharap Allah akan mengampuni dosamu? Tidakkah engkau selalu berusaha agar hutang-hutangmu terbayarkan? Atau tidakkah engkau pernah membayangkan berada di surga Firdaus yang tertinggi? Kalau begitu, manfaatkan waktu sahurmu dengan baik.

Ya Allah, Wahai Dzat yang mengabulkan doa, ijabahi doa kami, terima amal kami, dan berkahi umur kami. Berilah kami taufiq untuk mendapatkan waktu yang mustajab sehingga engkau berkenan mengampuni dosa-dosa kami, memperbaiki kalbu kami, dan melunaskan semua hutang-hutang kami. Amiin Ya Allah, Ya Rabbal 'alamin.

Oleh: Badrul Tamam

Readmore...

Jumat, 20 Agustus 2010

''Misi Kristen dan Budaya Jawa''

Kaum misionaris Kristen pun berusaha memisahkan antara keislaman dan keindonesiaan. Baca CAP Adian Husaini ke-290

Oleh: Dr. Adian Husaini*

DISKUSI Sabtuan INSISTS, Sabtu, 24 Juli 2010 lalu membahas tema “Kristenisasasi dan Budaya Jawa”. Berbicara dalam acara itu adalah Susiyanto, peserta Program Kaderisasi Ulama Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia di Program Magister Pemikiran Islam—Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam diskusi, ia sekaligus meluncurkan buku terbarunya yang berjudul Strategi Misi Kristen Memisahkan Islam dan Jawa (2010).

Dalam CAP ke-275 lalu, saat membahas tentang Perayaan Natal Bersama, kita sudah menyinggung tentang strategi budaya dalam penyebaran misi Kristen di Indonesia. Strategi budaya ini tampaknya digunakan untuk menggusur citra yang melekat pada bangsa Indonesia bahwa Kristen adalah agama penjajah. Kaum misionaris Kristen pun berusaha memisahkan antara keislaman dan keindonesiaan. Salah satu contoh adalah upaya mereka untuk mencegah penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan Indonesia.


J.D. Wolterbeek dalam bukunya, Babad Zending di Pulau Jawa, mengatakan: “Bahasa Melayu yang erat hubungannya dengan Islam merupakan suatu bahaya besar untuk orang Kristen Jawa yang mencintai Tuhannya dan juga bangsanya.”

Senada dengan ini, tokoh Yesuit Frans van Lith (m. 1926) menyatakan: “Dua bahasa di sekolah-sekolah dasar (yaitu bahasa Jawa dan Belanda) adalah batasannya. Bahasa ketiga hanya mungkin bila kedua bahasa yang lain dianggap tidak memadai. Melayu tidak pernah bisa menjadi bahasa dasar untuk budaya Jawa di sekolah-sekolah, tetapi hanya berfungsi sebagai parasit. Bahasa Jawa harus menjadi bahasa pertama di Tanah Jawa dan dengan sendirinya ia akan menjadi bahasa pertama di Nusantara. (Seperti dikutip oleh Karel A. Steenbrink, dalam bukunya, Orang-Orang Katolik di Indonesia).

Banyak kosa kata Melayu yang diubah konsepnya dan diisi oleh kosa kata yang berasal dari Islamic basic vocabulary (kamus dasar Islam). Istilah-istilah baru seperti “ilmu, adil, adab, hikmah, rakyat, musyawarah, daulah, wujud, dan sebagainya dimasukkan menjadi kosa kata Melayu. Dengan itu, bisa dipahami, jika belajar bahasa Melayu menjadi identik dengan belajar Islam. Bahkan, hingga kini, istilah Melayu di Malaysia, identik dengan Islam. seorang disebut sebagai “Melayu” jika dia beragama Islam.

Para pendakwah Islam juga berhasil melakukan proses akulturasi budaya Islam dengan budaya Jawa. Mayoritas orang Jawa kemudian memeluk agama Islam dan mereka sulit dipisahkan dengan keislaman. Karena itulah, tidak mudah mengubah agama orang Jawa menjadi Kristen. Sulitnya orang Jawa ditembus misi Kristen digambarkan oleh tokoh misi Katolik, Pater van den Elzen, dalam sebuah suratnya bertanggal 19 Desember 1863:

“Orang Jawa menganggap diri mereka sebagai Muslim meskipun mereka tidak mempraktekkannya. Mereka tidak bertindak sebagai Muslim seperti dituntut oleh ajaran “Buku Suci” mereka. Saya tidak dapat mempercayai bahwa tidak ada satu pun orang Jawa menjadi Katolik semenjak didirikannya missi pada tahun 1808. Dulunya Jawa ini sedikit lebih maju daripada sekarang ini. Sejak tahun 1382, ketika Islam masuk, Jawa terus mengalami kemunduran. Saya dapat mengerti sekarang, mengapa Santo Fransiskus Xaverius tidak pernah menginjakkan kakinya di Jawa. Tentulah ia mendapat informasi yang amat akurat tentang penduduk di wilayah ini, termasuk Jawa. Dan Portugis yang telah berhasil menduduki beberapa tempat disini menganjurkan agar ia pergi ke Maluku, Jepang, dan Cina, karena tahu tak ada apa-apa yang bisa dibuat di Jawa. Akan tetapi, dalam pandanganku di pedalaman toh ada sesuatu yang dapat dilakukan.”



Melihat fenomena itu, kaum misionaris Kristen kemudian membuat satu strategi budaya. Banyak misionaris menampilkan diri sebagai tokoh-tokoh budaya Jawa dan membuat berbagai upaya agar orang Jawa bisa berpandangan bahwa Kejawaan lebih identik dengan Kekristenan, ketimbang dengan Keislaman. Ringkasnya, orang Jawa lebih cocok menjadi Kristen ketimbang menjadi Islam. Sebab, Islam adalah agama Arab yang hanya cocok untuk orang Arab, bukan untuk orang Jawa. Sedangkan Kristen sudah mengalami proses akulturasi dengan budaya Jawa, sehingga lebih cocok untuk orang Jawa.

Dalam kaitan inilah, buku Susiyanto tersebut membedah liku-liku kiat misionaris yang didukung oleh orientalis Belanda untuk menjauhkan orang Jawa dari Islam. Sebagai contoh, dibuat kesan pada anak didik di sekolah-sekolah melalui pelajaran sejarah, dengan cara mengangkat kebudayaan Hindu dan Budha sebagai warisan agung leluhur bangsa. Seolah-olah Indonesia besar dan jaya di masa Kerajaan Hindu dan Budha. Kedatangan Islam kemudian menghancurkan kejayaan Indonesia tersebut.

Berbagai peninggalan fisik di masa Hindhu Budha – seperti candi-candi dan sejenisnya -- diangkat sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kejayaan Indonesia di masa lalu, di zaman pra-Islam. Candi diangkat sebagai simbol “kebesaran” bangsa Indonesia di masa lalu. Padahal, ungkap Susiyanto dalam diskusi tersebut, kebudayaan candi pada masa dibangunnya, sebenarnya tidak pernah menjadi bagian dari “jiwa” masyarakat Jawa. Candi-candi tersebut dibuat untuk mengokohkan kewibawaan kasta Brahmana dan Ksatriya. Sementara rakyat jelata, yang umumnya berasal dari kasta Sudra, seringkali dilibatkan dalam proses kerja paksa saat pembangunannya. Jadi proses pembangunan candi sebenarnya merupakan simbol ketertindasan kalangan rakyat jelata oleh kekuasaan yang berada di atasnya. Akan tetapi penderitaan rakyat yang bersifat demikian ini jarang ditampilkan dalam buku-buku sejarah maupun pewacanaan kebudayaan yang saat ini beredar.

Susiyanto juga mengingatkan bahwa usaha-usaha membangkitkan kebudayaan lama sebagai warisan bangsa yang dianggap luhur ini di negeri-negeri Islam, memiliki kepentingan strategis yang lebih besar. Tujuannya tak lain untuk mendistorsi ajaran Islam dan melepaskan pengaruh Islam di masyarakat. Sebagai contoh seorang orientalis Barat bernama Ceyler T. Young mengakui hal tersebut sebagai berikut: “Di setiap negara yang kami masuki, kami gali tanahnya untuk membongkar peradaban-peradaban sebelum Islam. Tujuan kami bukanlah untuk mengembalikan umat Islam kepada akidah-akidah sebelum Islam tapi cukuplah bagi kami membuat mereka terombang-ambing antara memilih Islam atau peradaban-peradaban lama tersebut”.

Usaha-usaha orientalis dan misionaris di era penjajahan, ternyata masih dilanjutkan pada era kini. Sejumlah buku yang hadir dari kalangan misionaris masih melanjutkan agenda untuk memarginalkan peran Islam. Bambang Noorsena misalnya, seorang tokoh Kristen Orthodoks Syria, dalam karyanya yang berjudul ”Menyongsong Sang Ratu Adil: Perjumpaan Iman Kristen dan Kejawen” berusaha membuktikan bahwa Kristen merupakan ajaran agama yang secara teologis mampu berinteraksi dengan ajaran Kejawen. Bambang Noorsena juga berusaha membuktikan bahwa sejumlah karya sastra Jawa memiliki kecenderungan menerima Kristen dan anti terhadap Islam.

Dalam kajian yang berlangsung di sekretariat INSISTS tersebut, Susiyanto telah membuktikan bahwa argumentasi yang digunakan oleh Bambang Noorsena untuk mempertahankan gagasannya adalah lemah dan tidak berdasar. Bambang Noorsena juga melakukan sejumlah manipulasi terhadap buku-buku yang digunakan sebagai referensi. Contoh yang jelas adalah manipulasinya terhadap karya B.M. Schuurman berjudul ”Pambijake Kekeraning Ngaurip”.

Dalam buku tersebut, Schuurman menemukan, Serat Dewa Ruci tidak mengandung nilai-nilai Kristiani, karena tidak mengakui dosa asal. Sebaliknya, Bambang Noorsena memanipulasi karya Schuurman, dan menyimpulkan bahwa Serat Dewa Ruci bisa dipertemukan dengan nilai-nilai Kristen. Serat Dewa Ruci itu sendiri merupakan cerita populer di Jawa yang tidak jelas benar penulisnya. Ada yang menyebut, cerita itu ditulis oleh Sunan Kalijaga. Tetapi, tidak dapat dipastikan. Serat ini menceritakan pertemuan Bima dan Dewa Ruci di dasar Samudera yang bertubuh mungil, tetapi mampu dimasuki oleh tubuh Bima yang jauh lebih besar.

Dalam kajian-kajian tentang sejumlah karya sastra Jawa, Bambang Noorsena mencoba memanipulasi karakter Nabi Isa yang berasal dari konsepsi Islam dengan mendistorsinya sebagai karakter Kristus yang berasal dari konsepsi Kristen. Karya orientalis dan misionaris semisal Philip van Akkeren sering digunakan oleh Bambang Noorsena untuk menguatkan argumentasinya. Padahal, karya-karya itu sendiri sudah mengandung manipulasi.

Contohnya adalah karya Philip van Akkeren yang berjudul “Sri and Christ: A Study of the Indigenous Church in East Java”. Dalam buku ini, van Akkeren berupaya mengkaji kisah Aji Saka dalam Serat Paramayoga karya R. Ng. Ranggawarsita. Hasilnya, Van Akkeren menyimpulkan bahwa Ranggawarsita, pujangga Jawa, memiliki “ketertarikan” terhadap agama Kristen. Alasannya, karya tersebut memuat cerita tentang Nabi Isa. Van Akkeren menyebutkan bahwa sebelum datang ke Jawa, Aji Saka telah masuk ke dalam agama Kristen di Yerusalem.(Akkeren, 1970: 46)

Konklusi Philips van Akkeren ini kemudian diikuti oleh Bambang Noorsena yang sering menampilkan dirinya sebagai tokoh dialog lintas agama. Dalam bukunya, “Menyongsong Sang Ratu Adil : Perjumpaan Iman Kristen dan Kejawen” Bambang Noorsena menggambarkan Aji Saka telah mengalami persentuhan dengan iman Kristen dengan menyembah Tuhan yang Maha Esa melalui Nabi Isa. Selanjutnya Noorsena mengutip pendapat Philip van Akkeren bahwa: ”dalam kisah Ranggawarsita ternyata simpati besar disisihkan bagi Kristus”. (Noorsena, 2007:209-210)

Sebenarnya, isi Paramayoga sendiri banyak mengambil inspirasi dari cerita pewayangan dan kisah para nabi mulai dari Adam hingga Muhammad. Awalnya, Aji Saka berguru kepada Dewa Wisnu di India. Setelah semua ilmu mampu diserap, Dewa Hindhu itu menasihati agar mencari kesejatian hidup dengan melanjutkan berguru kepada seorang imam yang lebih mumpuni bernama Ngusman Ngaji. Pada era itu diceritakan bahwa Nabi Isa sedang mengemban risalah di kalangan Bani Israil. Aji Saka meminta ijin kepada gurunya untuk menjadi sahabat (murid) Nabi Isa. Ngusman Ngaji tidak mengijinkan, sebab ia mengetahui takdir bahwa Aji Saka akan menjadi pengikut setia Nabi Muhammad dan menghuni Pulau Jawa.

Statemen sang guru dalam Paramayoga diuraikan sebagai berikut:

”Hal ini tidak kuijinkan, sebab engkau kelak harus mengabdikan dirimu sepenuhnya kepada Tuhan, tetapi itu bukan pekerjaanmu. Takdir menghendaki engkau menempuh karir panjang. Telah ditentukan, engkau akan menghuni Pulau Jawa yang panjang, di tenggara India. Jangan lupakan nubuatan ini. Dikemudian hari akan ada nabi lain dari Allah, yang terakhir, yang tidak ada bandingannya, bernama Muhammad, utusan Allah, yang telah memberi cahaya bagi dunia dan dilahirkan di Makkah. Engkau akan menjadi sahabat dekatnya”.(Akkeren, 1970:46).

Paramayoga memang menggambarkan bahwa tokoh Aji Saka yang ditakdirkan berumur panjang sempat bergaul dengan Nabi Isa.

Namun sebagaimana pesan gurunya, bukan ”panggilan” melainkan sekedar mengisi ”kekosongan” dalam penantian yang panjang kedatangan Nabi Muhammad. Jika dicermati, kisah Nabi dalam Paramayoga yang dimulai sejak era Adam hingga Nabi Muhammad lebih menunjukkan bahwa karya ini berusaha menampilkan kisah yang berasal dari konsepsi Islam, termasuk kisah tentang Nabi Isa. Sama sekali tidak terdapat cerita bahwa Aji Saka menganut Agama Kristen atau terkait Kristus yang berasal dari konsepsi Kristen.

Dengan demikian klaim, Van Akkeren dan Bambang Noorsena bahwa kisah Aji Saka merupakan titik perjumpaan antara Kristen dan Kejawen boleh dikatakan sekedar manipulasi belaka.

Upaya lain yang tersohor untuk memisahkan antara Islam dan Jawa dilakukan melalui penerbitan Serat Darmogandul. Kitab yang hingga kini tak jelas penulisnya itu memiliki ciri yang kental dengan semangat anti-Islam, pro-Kristen, dan pro-penjajah Belanda. Sikap anti-Islam ditujukan misalnya, kitab Arab (Al Quran) harus ditinggalkan dan diganti Kitab Nabi Isa (Injil). Sedang sikap pro-Kristen terungkap dengan diangkatnya cerita Dawud-Absalom, Dawud-Uria, pohon pengetahuan, dan sejenisnya yang bersumber dari Perjanjian Lama serta mendukung misi Injil di Jawa.

Dukungannya terhadap penjajah ditunjukkan dengan pujian bahwa Belanda yang beragama Kristen adalah penyembah Tuhan yang benar dan lurus pengetahuannya.

Dalam bukunya, Susiyanto banyak memuat kutipan-kutipan isi Serat Darmagandul dalam bahasa aslinya (Jawa) yang menunjukkan bagaimana kitab ini seperti sengaja ditulis untuk menanamkan kebencian orang Jawa pada Islam dan para wali penyebar agama Islam di tanah Jawa. Isi kitab ini masih terus disebarkan ke tengah masyarakat Jawa, sampai sekarang. Koran Solo Pos, misalnya, menurunkan serial Darmagandul dalam sejumlah edisi penerbitannya. Serat ini juga banyak dijadikan rujukan dalam penulisan buku-buku sejarah nasional Indonesia.

Ironisnya, banyak orang tua Muslim yang tidak peduli, bahwa anak-anaknya di sekolah sekarang sedang dicekoki cerita-cerita sejarah yang justru mengecilkan peran Islam dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Inilah salah satu arti penting kehadiran buku Susiyanto ini: meluruskan sejarah Islam Indonesia yang selama ini banyak dimanipulasi oleh pihak lain. [Depok, Juli 2010/hidayatullah.com]

Readmore...

65 Tahun Indonesia Merdeka: Kata Siapa?

Oleh :Harits Abu Ulya, Ketua Lajnah Siyasiyah DPP-HTI

Tidak terasa sudah 65 tahun usia kemerdekaan Indonesia. Saat ini tidak ada lagi belanda atau Jepang yang menjadi penguasa dan pemerintahnya, sekalipun hingga saat ini Belanda belum sepenuhnya mengakui kemerdekaan bekas negeri jajahannya (Indonesia). Dengan usia kemerdekaan yang cukup matang, patut kiranya kita ajukan soal berikut; apakah para pemimpin dan pemangku pemerintahan telah mampu merealisasikan cita-cita dari kemerdekaan tersebut?

Sudahkah rakyat dan bangsa ini benar-benar merdeka dengan arti sesungguhnya?, jika penjajahan fisik sudah berakhir, apakah penjajahan ekonomi, politik, hukum dan budaya juga sudah berakhir dinegeri ini?. Setiap 17 Agustus upacara pengibaran bendera dilakukan sebagai simbol kemerdekaan, namun fakta nasib rakyat negeri ini belum berubah signifikan. Nasib mereka makin merana, seperti makin lusuhnya bendera sang saka.

Seharusnya dengan rentang waktu setengah abad lebih (65th), sebagai bangsa merdeka idealnya telah banyak meraih impian anak-anak negeri.Karena potensi dan energi untuk itu dimiliki oleh bangsa ini.Namun lagi-lagi fakta berbicara lain, bahwa Indonesia belum “merdeka” dari keterjajahan politik, ekonomi, hukum dan budaya.

Indonesia belum “merdeka” dari kemiskinan, kebodohan, kerusakan moral, busng lapar, malnutrisi dan keterbelakangan. Perlu di ingat dari 237 juta jiwa lebih ini yang berpijak di atas tanah air ini adalah mayoritas muslim (87%), artinya jika belum merdeka secara “hakiki” maka merekalah yang mayoritas mengalami keterjajahan.

Pandangan diatas tentu tidak mengada-ada, sebagai contoh dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan harian Kompas (16/8/2010); masyarakat menilai banyak aspek dan kondisi makin buruk saja pada saat ini. Semisal pada aspek keadilan hukum (59,3% menyatakan semakin buruk, 13,4%:tetap, 21,6%:semakin baik),keadilan ekonomi (60,7%:semakin buruk, 15,1%:tetap,21,1%:semakin baik).

Dan angka yang menunjukkan rendahnya kebanggaan terhadap bangsa dan tanah airnya cukup tinggi (29,8%:semakin buruk). Ketika bicara pada aspek peran negara, apakah sudah memadai atau belum dalam menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam berbagai bidang paling krusial, kesimpulanya peran negara tidak memadai.

Peran negara dalam bidang Ekonomi (tidak memadai:75,7%,), politik (tidak memadai:53,5%), hukum (tidak memadai:72,7%), pendidikan (tidak memadai:46,9%), kesehatan (tidak memadai:48,4%).Dan pandangan masyarakat tentang kemerdekaan, terlihat jelas bahwa Indonesia belum merdeka baik menyangkut aspek ekonomi (67,5%:menyatakan belum merdeka), politik (48,9%;menyatakan belum merdeka), budaya (37,1%:belum merdeka).

Tentu pandangan dan persepsi masyarakat (sampling di atas) tidak mengada-ada, rasanya cukup mewakili pandangan mayoritas rakyat Indonesia. Karena fakta empirik mereka merasakan dan meraba atau bahkan menjadi obyek penderita dari keterjajahan di era ”merdeka” saat ini. Seakan layak diartikulasikan dalam sebuah pertanyaan retorik; Indonesia merdeka, kata siapa?.

Dalam rentang waktu 65 tahun, di Indonesia masih menyuguhkan potret terkini dari kehidupan rakyatnya yang masih banyak memprihatinkan. Dari data BPS yang dibacakan presiden SBY (16/8), jumlah penduduk Indonesia 2010: 237.556.363 jiwa dan yang masuk katagori miskin lebih dari 100 juta penduduk dengan ukuran pendapatan 2 dolar AS/hari, bukan sekitar 31,02 juta (sekitar 13,33%) seperti yang dirilis oleh BPS.Dan sebagian kemiskinan itu sebaranya ada di 183 kabupaten terkatogori tertinggal (79%:kawasan Indonesia timur, 30%:kawasan barat Indonesia).

Bahkan ditengah hiruk pikuknya perayaan di halaman Istana Merdeka, nun jauh di perbatasan Kaltim-Malasyia, ada 255 desa diperbatasan terisolir dengan kehidupan memprihatinkan dan tingkat kesejahteraan mereka sangat rendah, sangat paradoks. Badan Pusat Statistik (BPS) mengaku tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2009, mencapai 8,96 juta orang atau 7,87 persen dari total angkatan kerja sebanyak 113,83 juta orang. Jumlah tersebut menurun 7,87 persen dibandingkan posisi Februari 2009, sebanyak 9,26 juta atau turun 8,39 juta dibandingkan Agustus tahun lalu yang mencapai 9,39 juta.Fakta saat ini di tahun 2010 tidak ada penurunan angka yang signifikan, bahkan dalam pidato kenegaraan Presiden SBY hanya menggambarkan tentang apa yang akan dikerjakan ke depan layaknya kampanye.

Namun tidak menjelaskan mengapa target periode pertama masa jabatan tidak tercapai.Yaitu (target) kemiskinan menjadi 8,2 % dan (target) angka pengangguran menjadi 5,1 % pada tahun 2009. Contoh, di ibukota Jakarta saja, lebih dari 73 ribu sarjana jadi pengangguran dan dari jenjang SMK menyumbang angka pengangguran lebih tinggi lagi.Jika mereka mendapatkan pekerjaan maka yang banyak di sektor buruh (82%) dan itupun tidak dilindungi kontrak.

Pidato kenegaraan jelang hari kemerdekaan menjadi tak berarti, karena hanya menjadi ajang “memuji” keberhasilan semu penguasa dan politik pencitraan. Berbusa-busa cerita espektasi RAPBN-2011 dan nota keuangan, dengan memaparkan asumsi makro dalam RAPBN 2011; pertumbuhan ekonomi Indonesia: 6,3%, nilai tukar Rupiah: Rp 9.300 per dolar AS, inflasi: 5,3%, SBI 3 bulan: 6,5%, harga minyak: US$ 80 per barel, lifting minyak: 970.000 barel per hari (pidato kenegaraan Presiden SBY 16/8).

Bahkan rencana menaikkan kembali gaji pegawai negeri sipil, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara RI serta pensiunan masing-masing 10 persen. Kenaikan akan mulai dilakukan pada tahun anggaran 2011.

Tentu bagi presiden itu sah-sah saja, tapi yang tidak bisa di ingkari adalah potret kemiskinan rakyat dan keterjajahan mereka di tanah airnya sendiri. Rakyat dihadapkan kenaikan harga yang makin tidak terkendali, baik bahan pokok(sembako), pupuk pertanian, biaya pendidikan dan kesehatan yang tinggi, hingga kenaikan TDL juga mendongkrok kenaikan kebutuhan-kebutuhan sekunder lainya.

Jika para pengusaha(industri) diminta tidak perlu kawatir dengan kenaikan TDL 15% yang efektifberlaku awal 2011, tentu hal ini menjadi absurt karena akhirnya rakyat kecil juga yang cemas dan menanggung efek dominonya. Yang tidak ketinggalan perlu diingat oleh masyarakat, APBN yang 70% sumbernya adalah dari pajak tapi sebagian besar tidak kembali untuk kesejahteraan rakyat. Karena sebagian di rampok oleh para koruptor, sebagian lagi melalui kebijakan yang tidak pro-rakyat menjadikan APBN tidak memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan.

Bisa di bandingkan, bagaimana sikap penguasa menghadapi kasus Bank Century yang sigap mengucurkan Rp 6,7 triuliun (yang akhirnya di rampok juga) tapi begitu abai untuk menyelamatkan korban lumpur Lapindo, atau tega menurunkan subsidi baik disektor pendidikan (turun 1,5 triliun), pertanian, kesehatan dan BBM, subsidi 2011 sebesar Rp 41 triliun, turun Rp 14,1 triliun (25,6%) dibanding tahun 2010, Rp 55,1 triliun. Dan yang terbaru pemerintah rencana melepaskan harga gas kepasar, setelah rakyat sebelumnya digiring untuk mengikuti kebijakan konversi dari minyak ke gas oleh pemerintah.

Merdeka akhirnya menjadi sebatas retorika, hanya dinikmati orang partai yang punya akses dijabatan publik serta orang-orang yang berada seputar kekuasaan dengan logistik yang cukup mereka menguras kekayaan negara dan menggunakan untuk berpesta pora di arena politik.Rasanya wajar, jika beberapa daerah menuntut otonomi daerah, hingga referendum untuk menjadi negara bagian (federal) bahkan menuntut kemerdekaan.Sebagai contoh kasus, Papua yang terus bergejolak hingga sekarang adalah potret kegagalan otonomi khusus yang tidak terimplementasi dengan baik.

Kalau seorang presiden SBY, di pidato kenegaraan pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam masa bhakti Kabinet Indonesia Bersatu II ini juga mengklaim keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan perubahan demokrasi yang fundamental. Indonesia diam-diam sedang berevolusi. Telah melaksanakan proses desentralisasi yang sangat ekstensif. Menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara langsung di seluruh Indonesia, kini, seluruh Gubernur, Bupati, Walikota di Indonesia telah dipilih langsung oleh rakyat. "Pelaksanaan demokrasi langsung ini mengubah banyak hal.

Kini, rakyatlah yang berdaulat, bukan lagi sekelompok orang yang mengatasnamakan rakyat," ucap SBY.Hasilnya, peta politik Indonesia telah berubah secara fundamental kata SBY di hadapan seluruh anggota DPD dan DPR RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin 16 Agustus 2010. Ini pernyataan “jauh panggang dari api”, artinya klaim keberhasilan berdemokrasi tidak berbanding lurus dengan tingkat keadilan dan kesejahteraan yang didapat oleh rakyat. Rakyat berdaulat itu ilusi demokrasi, menjadi gubernur gajinya Cuma sekitar 8 juta, walikota sekitar 6 juta kemudian ketika seorang hendak merebut kursi kekuasaan ongkos politik yang mereka keluarkan hingga mencapai ratusan miliar.

Kemudian ketika terpilih dituntut untuk menciptakan pemerintahan yang clear dan clean, budaya politik yang bejat menjadikan “clear dan clean” menjadi mimpi disiang bolong. Kekuasan akan mengabdi kepada segelintir orang (oligarki kekuasaan), rakyat tetap terpinggirkan nasibnya. Tapi rakyat selalu dijadikan tumbal dan alasan pembangunan, padahal itu adalah penipuan dan inilah fakta budaya politik Indonesia yang dibangun diatas struktur politik dan substansi politik demokrasi-sekuler.

Di tahun 2010 saja,SBY sudah meneken izin pemeriksaan 150 kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi.Dalam kurun 2009-2014 Indonesia sudah dan akan melakukan 503 pemilu memperebutkan 19.433 kursi. Yakni sekali pemilihan presiden dan wapres, kemudian 4 kali pemilu legislatif, 32 kali pemilihan gubernur dan wagub,466 kali pemilihan bupati/walikota dan wakilnya.Kita bisa bayangkan, berapa dana yang dihamburkan? Dan sejauh ini perubahan apa yang didapatkan oleh rakyat?.Inilah paradoks demokrasi.

Rakyat terjajah penguasanya sendiri?

Dari beberapa gambaran diatas, jika mau jujur akar masalahnya adalah pada sistem kehidupan yang dipakai oleh Indonesia. 65 tahun merdeka dengan mengadopsi demokrasi-sekuler, dengan bentuk pemerintahan presidensil kadang parlementer, menjadikan Indonesia menjadi negara merdeka yang tidak berdaulat atas negerinya sendiri. Karena pada akhirnya “demokrasi” menjadi topeng imperialisme baru terjadi begitu masif dilakukan bangsa barat (AS dan sekutunya) terhadap Indonesia.

Para pemimpinnya mabuk dengan doktrin demokrasi, globalisasi dan liberalisasi. Tanpa sadar, dogma-dogma yang dijadikan “topeng” penjajahan gaya baru itu menyebabkan lahirnya kebijakan-kebijakan yang membuat kemerdekaan tak berarti untuk anak negeri. UU KHUP masih warisan penjajah, UU pengelolaan SDA yang liberal, UU kelistrikan, UU pendidikan, kesehatan dan banyak lagi yang lain tidak begitu berpihak dan berorentasi kepada kepentingan rakyat. Dengan kekuatan lobi dan jejaring serta dominasi sain teknologinya, bangsa imperialis mengkooptasi semua potensi yang ada diperut bumi negeri tercinta ini mengoyak dan menyedot semua isi.

Kita bisa saksikan; berapa kebijakan (regulasi) yang pro-imperialis menjadi sebab rakyat masih dalam kotak kemiskinan. Indonesia menjadi terjajah kembali oleh negara-negara imperialis dan dibantu oleh para pengkhianat negeri. Para komprador lokal yang terdiri dari para penguasa, politikus, intelektual yang lebih loyal kepada kepentingan Asing karena syahwat kekuasaan dan kebutuhan pragmatisnya.Wajar rakyat seperti “ayam mati dilumbung padi”, sengsara dinegerinya sendiri dan Indonesia dengan julukan “zamrud katulistiwa, negeri yang subur” tidak begitu berarti bagi anak negeri.

Kembali kepada kemerdekaan hakiki: Islam

Dari aspek ekonomi, jelas kita masih dijajah. Kebijakan ekonomi merujuk Kapitalisme Barat. Ketergantungan ekonomi kepada negara-negara kapitalis Barat juga luar biasa. Utang luar negeri yang terus bertambah hampir 2.000 triliun dan menjadi beban yang diwariskan dari generasi ke generasi. Aspek politik, juga masih dijajah. Buktinya, sistem politik yang kita anut, yakni demokrasi, lagi-lagi berasal dari negara kapitalis penjajah.

Tragisnya, demokrasi menjadi alat bagi penjajah Barat untuk menjamin kepentingan-kepentingannya. Hukum kita masih didominasi oleh hukum-hukum kolonial. Fakta kemiskinan menjadi penyakit umum rakyat; busung lapar dan gizi buruk terjadi di mana-mana. Negara juga belum berhasil membebaskan rakyatnya dari kebodohan. Rakyat juga masih belum aman. Pembunuhan, penganiyaan, dan kriminalitas menjadi menu harian rakyat Indonesia. Bukan hanya tidak aman dari sesama, rakyat juga tidak aman dari penguasa mereka.

Hubungan rakyat dan penguasa bagaikan hubungan antarmusuh. Tanah rakyat digusur atas nama pembangunan. Pedagang kaki lima digusur di sana-sini dengan alasan penertiban. Pengusaha tidak aman dengan banyaknya kutipan liar dan kewajiban suap di sana-sini. Para aktifis Islam juga tidak aman menyerukan kebenaran Islam; mereka bisa diculik kapan saja dan dituduh sebagai teroris.

Karena itu, kunci agar kita benar-benar mampu melepaskan diri penjajahan ada dua: pertama; melepaskan diri dari sistem kapitalis dalam segala bidan, kedua; jangan percaya pada penguasa dan politisi yang menjadi kaki tangan negara-negara kapitalis. Dan tidak sekadar melepaskan diri dari sistem kapitalis. Sebagai solusinya, kita harus menerapkan aturan-aturan Islam dalam seluruh kehidupan kita. Hanya dengan syariat Islamlah kita dapat lepas dari aturan-aturan penjajahan. Hanya dengan syariat Islam pula kita bisa meraih tujuan-tujuan bernegara.

Syariat Islam yang akan diterapkan oleh Khilafah Islam akan menjamin kesejahteraan rakyat karena kebijakan politik ekonomi Islam adalah menjamin kebutuhan pokok setiap individu rakyat. Lebih dari kebutuhan pokok (primer), negara juga akan memberikan kemudahan kepada rakyat untuk mendapatkan kebutuhan sekunder dan tersier. Negara juga akan menjamin kebutuhan vital bersama rakyat seperti kesehatan gratis, pendidikan gratis, dan kemudahan transportasi.

Khilafah Islam juga akan menjamin keamanan rakyat dengan menerapkan hukum yang tegas. Dan capaian semua berdiri tegak diatas sebuah ideologi yang sesuai fitrah manusia, menentramkan jiwa dan memuaskan akal. Menjadikan setiap hamba menghamba kepada Sang Maha Pencipta hamba, bukan menjadi budak sesama hamba, maka akhirnya menjadi rahmatan lil ‘alamin dengan tegaknya ideologi tersebut dalam realitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara.Wallahu a’lam bisshowab

Readmore...